Makalah Akutansi Administrasi Pendekatan Untuk Membangun Sistem

kali ini makalahmanajemen.com akan berbagi sebuah makalah yang membahas tentang akuntasi manajemen dengan pendekatan untuk membangun sebuah sistem.

Makalah Akutansi Administrasi Pendekatan Untuk Membangun Sistem

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Di periode yang dinamis dan modern ini Sistem Informasi merupakan salah satu hal vital dalam membatu perkembangan suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah sisitem gosip berbasis komputer yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menawarkan informasi-informasi yang dibutuhkan guna membaru manajer maupun non-manajer dalam pembuatan keputusan untuk organisasi tersebut.
Salah satu komponen utama Sistem Informasi sanggup berjalan dengan baik ialah perangkat komouter, namun di sisi lain koponen utama yang juga menjadi penunjang sitem gosip yang baik ialah sumber daya manusi yang mempergunakan sistem gosip tersebut yakni manajer. Seorang manajer harus memilki keterampilan dan kemampuan penguasaan Sistem Informasi dengan baik guna sanggup membatunya dalam mengambil keputusan dnegan cepat dan tepat.
Namun hingga ketika ini masih banyak penggunan Sistem Informasi yang belu maksimal dikarenakan banyak faktor penghalangnya yakni berupa masih banyaknya perencanaan sisitem yang belum memadai, sumber daya insan yang memanfaatkan masih belu maksimal, serta masih banyaknya organisasi-organisasi yang masih tidak wajar.  Hal inilah yang menciptakan manfaat SIM belum sanggup dimaksimalkan dalam membatu pengembangan perusahaan. Untuk mencapai sebuah keselarsan anatara sebuah sistem gosip dan organisasi maka diharapkan beberapa pendekatan-pendekatan gres untuk mendesain ulang sistem dalam suatu organisasi.

1.2  Rumusan Masalah
Beberapa ruusan problem yang akan dibahas dalam makalah Sistem Informasi “Pendekatan Untuk Membangun Sistem” adalah:
  1. Bagaimana menilai alternatif membangun sistem?
  2. Apakah kekuatan dan kelemahan perihal pendekatan yang dipakai?
  3. Bagaimana solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh pendekatan?
  4.   Apa saja alat yang digunakan dalam metodologi pengembangan sistem?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan problem di atas antara lain:
  1. Untuk mengetahui cara-cara alternatif membangun sistem.
  2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perihal pendekatan yang dipakai.
  3.  Untuk  mengetahui solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh pendekatan.
  4.  Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam metodologi pengembangan sistem.

 BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Menilai Alternatif Membangun Sistem
2.1.1  Pengertian Sistem Informasi
Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen berdasarkan para andal :
a.       Menurut Barry E.Cushing, SIM ialah :
‘Suatu sistem gosip administrasi ialah Kumpulan dari insan dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan gosip yang mempunyai kegunaan untuk semua tingkatan administrasi di dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian
b.      Menurut Frederick H.Wu SIM ialah :
‘Sistem Informasi Manajemen ialah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan gosip untuk mendukung manajemen
c.       Menurut  L. James Havery , SIM adalah:
prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berafiliasi satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam perjuangan mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Sistem Informasi merupakan sebuah sarana vital atau penting dalam suatu perusahaan dikarekan SIM sanggup membantu manajer suatu perusahaan atau organisasi untuk menciptakan keputusan dalam menuntaskan problem di administrasi bisnis yang semakin rumit dan dinamis ini.

2.1.2        Rumusan Sistem Informasi
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintahan , lantaran sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah , baik yang berskala kecil maupun besar. Runag lingkup sistem gosip berlandaskan pada tiga istilah pemebentuknya yakni sistem, informasi, manajemen.
            Sistem kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. dalam istilah tersebut yang dimaksud dengan elemen dari suatu sistem ialah departemen internal menyerupai persedian barang mentah, persediaaan barang jadi, produksi, pemasaran serta departemen eksternal yang terdiri dari supplier dan konsumen yang saling memebutuhkan satu sama lain untuk melaksanakan proses usaha.
Informasi ialah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut  menjadi  bentuk  yang  mudah  dipahami  dan  merupakan  pengetahuan  yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta  yang  ada.
Manajemen ialah Manajemen  terdiri  dari  proses  atau  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  pengelola perusahaan  seperti  merencanakan  (menetapkan  strategi,  tujuan  dan  arah  tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir  dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari ketiga istilah dasar  di atas sanggup disimpulkan bahwa sistem gosip administrasi ialah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk menyediakan informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk mengambil keputusan.

2.1.3        Analisis Sistem
Pengertian analisis sistem ialah Penguraian dari suatu sistem gosip yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan , kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga sanggup diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting , lantaran kesalahan didalam tahap ini akan menjadikan kesalahan ditahap berikutnya.Alasan perlunya dilakukan analisis sistem :
a.       Problem-solving: sistem usang tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diharapkan untuk memperbaiki sistem sehingga sanggup berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
b.      Kebutuhan  baru:  adanya  kebutuhan  baru  dalam  organisasi  atau  lingkungan sehingga  diperlukan  adanya  modifikasi  atau  tambahan  sistem  informasi  untuk mendukung organisasi.
c.       Mengimplementasikan pandangan gres atau teknologi baru.
d.      Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan

2.1.4        Prinsip Dasar Desain Sistem
Ada 2 prinsip dasar desain:
1.  Desain  sistem  monolitik.  Ditekankan  pada  integrasi  sistem.  Resource mana yang  bisa  diintegrasikan  untuk  memperoleh  sistem  yang  efektif  terutama dalam cost.
2.  Desain  sistem  modular.  Ditekankan  pada  pemecahan  fungsi-fungsi  yang memiliki  idependensi  rendah  menjadi  modul-modul  (subsistem  fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul.  

2.1.5        Langkah- Langkah Dalam Desain sistem
1.    Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi   pemakai,   akan   tetapi   juga   berupa   telaah   dari   abstraksi   dan karakteristik keseluruhan kebutuhan gosip sistem.
2.    Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran  sistem  secara  keseluruhan  yang  menggambarkan  satuan  fungsional sebagai unit sistem.
3.    Menerapkan   kendala-kendala   organisasi   (applying   organizational   contraints). Menerapkan  kendala-kendala  sistem  untuk  memperoleh  sistem  yang  paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala,  sedangkan  fungsi-fungsi  yang harus   dioptimalkan   adalah:   performance,   reliability,   cost,   instalation schedule,  maintenability,  flexibility,  grouwth  potensial,  life  expectancy. Model  untuk  sistem  optimal  dapat  digambarkan  sebagai  sebuah  model  yang mengandung:  kebutuhan  sistem  dan  sumber  daya  organisasi  sebagai  input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4.    Mendefinisikan   aktifitas   pemrosesan   data   (defining   data   processing activities). 
5.    Menyiapkan   proposal   sistem   desain.   Proposal   ini   diperlukan   untuk administrasi apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak.

2.1.6        Perancangan Sistem
Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berafiliasi dengan proses desain system :
·  Sumber  daya  organisasi:  bertumpu  pada  5  unsur  organisasi,  yaitu:  man, machines, material, money dan methods.
·  Informasi kebutuhan dari pemakai: gosip yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
·                               Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
·  Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
·  Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
·                               Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table.

2.2      Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat  beberapa  pendekatan  untuk  mengembangkan  sistem,  yaitu:
a.       Pendekatan Klasik 
Pendekatan  Klasik  (classical  approach)  disebut  juga  dengan  Pendekatan Tradisional     (traditional     approach)     atau     Pendekatan     Konvensional (conventional  approach).  Metodologi  Pendekatan  Klasik  mengembangkan sistem   dengan   mengikuti   tahapan-tahapan   pada   System   Life   Cycle. Pendekatan   ini   menekankan   bahwa  pengembangan   akan   berhasil   bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan  yang  dapat  timbul  pada  Pendekatan
Klasik ialah sebagai berikut  :
1.  Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang menawarkan alat-alat dan teknik-teknik di dalam      mengembangkan  sistem  dan  sebagai  akibatnya  proses  pengembangan     perangkat  lunak  menjadi  tidak  terarah  dan  sulit  untuk  dikerjakan  oleh     pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang menawarkan alat-alat menyerupai diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary),   tabel   keputusan   (decision   table).   Diagram   IPO,   bagan terstruktur  (structured  chart)  dan  lain  sebagainya  yang  memungkinkan  Pengembangan Sistem Informasipengembangan  perangkat  lunak  lebih  terarah  berdasarkan  alat-alat  dan teknik-teknik tersebut .
2.  Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya  biaya  perawatan  pada  pendekatan  sistem  klasik  disebabkan karena  dokumentasi  sistem  yang  dikembangkan  kurang  lengkap  dan kurang  terstruktur.Dokumentasi  ini  merupakan  hasil  dari  alat-alat  dan teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan  walaupun  ada  tetapi  strukturnya  kurang  jelas,  sehingga  pada  waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.
3.  Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan  klasik  tidak  menyediakan  kepada  analis  sistem  cara  untuk melakukan   pengetesan   sistem,   sehingga   kemungkinan      kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
 4.  Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan    dari  pendekatan    klasik  adalah    kerja  dari  personil-personil pengembang  sistem,  bukan  pada  pemakai  sistem,  padahal  sekarang sudah  disadari  bahwa  dukungan  dan  pemahaman  dari  pemakai  sistem terhadap  sistem  yang  sedang  dikembangkan  merupakan  hal  yang  vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

b.      Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang  dibutuhkan  dalam  pengembangan  sistem,  sehingga  hasil  akhir  dari  sistem yang  dikembangkan  akan  didapatkan  sistem  yang  strukturnya  didefinisikan dengan   baik   dan   jelas.   Melalui  pendekatan  struktur,permasalahan yang  kompleks  dalam  organisasi  dapat  dipecahkan  dan  hasil  dari    produktifitas dan kualitasnya lebih baik ( bebas kesalahan ).
Keuntungan pendekatan terstruktur :
·         Mengurangi kerumitan problem
·         Konsep mengarah pada sistem yang ideal
·          Standarisasi
·         Orientasi kemassa tiba
·         Mengurangi ketergantungan pada desainer
Kekurangan:
·         SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
·         Sedikit sekali administrasi pribadi terkait dengan SSAD.
·         Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi (waterfall)
·         Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, lantaran sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
·         Selain dengan memakai desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melaksanakan evaluasi.
c.       Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan   ini   dimulai   dari   level   bawah   organisasi,   yaitu   level operasional   dimana   transaksi   dilakukan.   Pendekatan   ini   dimulai   dari perumusan  kebutuhan-kebutuhan  untuk  menangani  transaksi  dan  naik  ke level  atas  dengan  merumuskan  kebutuhan  informasi  berdasarkan  transaksi tersebut.  Pendekatan  ini  ciri-ciri  dari  pendekatan  klasik.  Pendekatan  dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah  data  analysis,  karena  yang  menjadi  tekanan  adalah  data  yang  akan diolah  terlebih  dahulu,  informasi  yang  akan  dihasilkan  menyusul  mengikuti datanya.
d.      Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan  Dari  Atas  Ke  Bawah  (Top-down  Approach)    dimulai  dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan  mendefinisikan  sasaran  dan  kebijaksanaan  organisasi.  Langkah selanjutnya  dari  pendekatan  ini  adalah  dilakukannya  analisis  kebutuhan informasi.  Setelah  kebutuhan  informasi  ditentukan,  maka  proses  turun  ke pemrosesan  transaksi,  yaitu  penentuan  output,  input,  basis  data,  prosedur-prosedur   operasi   dan   kontrol.   Pendekatan   ini   juga   merupakan   ciri-ciri pendekatan  terstruktur.  Pendekatan  atas-turun  bila  digunakan  pada  tahap analis  sistem  disebut  juga  dengan  istilah  decision  analysis,  karena  yang menjadi  tekanan  adalah  informasi  yang  dibutuhkan  untuk  pengambilan keputusan oleh administrasi terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti gosip yang dibutuhkan.
e.       Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan   yang   menekankan   pada   suatu   kegiatan/aplikasi tertentu  tanpa  memperhatikan  posisinya  di  sistem  informasi  atau  tidak memperhatikan  sasaran  organisasi  secara  global  (memperhatikan  sasaran dari aktivitas atau aplikasi itu saja).
f.       Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan  sistem  informasi  sebagai  satu  kesatuan  terintegrasi untuk    masing-masing    kegiatan/aplikasinya    dan    menekankan    sasaran organisasi secara global.
g.      Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan   pengembangan   sistem   serentak   secara   menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
h.      Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan  dengan  memecah  sistem  komplek  menjadi  modul  yang sederhana, sehingga sistem lebih gampang dipahami dan dikembangkan, sempurna waktu, gampang dipelihara (ciri terstruktur) 
i.        Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak  menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,  terlalu mahal, sulit dikembangkan lantaran terlalu komplek. 
j.        Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi  yang  memerlukan  saja  dan  terus  dikembangkan  untuk  periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.

2.3    Menilai  Solusi  Ke  Permasalahan  Yang  Diciptakan  Oleh Pendekatan
Dalam   pengembangan   sebuah   sistem,   kita   mengenal   konsep   SDLC (system  development  life  cycle). Dapat  dikatakan  dalam  SDLC  merupakan usaha  bagaimana  sebuah  sistem  informasi  dapat  mendukung  kebutuhan  bisnis, rancangan & pembangunan sistem serta delivering-nya kepada pengguna. Secara umum,   tahapan   SDLC   meliputi   proses   perencanaan,   analisis,   desain   dan implementasi.
a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan  perencanaan  ini  kemudian  dilanjutkan  dengan  proses  analisis  yang  lebih menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
c. Design
Sedangkan  pada  proses  desain  lebih  menekankan  kepada  bagaimana  sistem  akan berjalan.
e.       Implementation
Tahap  terakhir  dilanjutkan  dengan  fase  implementasi  yaitu  proses  delivery-nya kepada pengguna.
Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile Development,
  1. Structural Design
Merupakan  sebuah  metode  pengembangan  sistem  dimana  antara  satu  fase  ke  fase yang lain dilakukan secara berurutan. Keuntungan   menggunakan   metodologi   ini requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan, sesedikit   mungkin   perubahan dilakukan pada ketika proyek berlangsung. Kelemahannya, desain  harus  komplit  sebelum  programming dimulai,  serta  jika  terjadi  fase  yang  terlewati,  maka  biaya  yang  akan  ditimbulkan akan tidak mengecewakan besar.
  1. Rapid Application Development (RAD)
Metodologi  ini  melakukan  beberapa  penyesuaian  terhadap  SDLC  pada beberapa   bagian   sehingga   lebih   cepat   untuk   sampai   ke   tangan   pengguna. Beberapa  kategori  RAD yaitu :
  • Phased  Development  membagi  sistem  secara  keseluruhan  menjadi  beberapa  versi sistem.  Setelah  desain  untuk  versi  pertama  selesai  maka  akan  dilanjutkan  ke implementasi. Setelah versi pertama terselesaikan, maka pengembang akan memulai lagi ke versi selanjutnya.
  • Metodologi   prototyping   melakukan   analisis,   desain   dan   implementasi   secara bersamaan, kemudian dilakukan secara berulang-ulang untuk menerima review dari pengguna.  Sebuah  prototiping  adalah  sebuah  sistem  dalam  fungsi  yang  sangat minimal.
  • Throwaway    Prototyping    hampir    sama    dengan    metodologi    Prototyping. Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi. 
Untuk menentukan metodelogi yang paling baik digunakan dalam suatu organisasi harus dialukan beberapa pertimbangan yang matang. Pasalnya tidak semua organiasi bisa sesuai atau cocok dengan metodelogi yang ada. Beberapa pertimbangan yang harus dicermati sebelu menentukan metodelogi yang diterapkan ialah : kejelasan  kebutuhan pengguna, penguasaan teknologi, tingkat  kerumitan  sistem,  tingkat  kehandalan  sistem , waktu pelaksanaan dan visibilitas jadwal pelaksanaan.
Lima tahapan yang sanggup disebutkan berdasarkan Laudon (1991) untuk pemecahan masalah:
 1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah,
 2) Menyelidiki dan memahami masalah,
 3) Memilih opsi terbaik,
 4)  Mendesain solusi, dengan teknik desain fisik atau lagis,
5) Mengimplementasikan solusi.
2.4 Alat Yang Digunakan Dalam Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang biasanya digunakan untuk metodologi sistem ialah gambar, grafik, kamus data, struktur inggris, pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau menyajikan data.
  1. Alat yang digunakan untuk metodologi pengembangan sistem salah satnya ialah grafik yang mencakup :
·         Diagram HIPO ( Hierarchy plus Input-Proses-Output ), Untuk   mempresentasikan   hierarki   modul-modul   program   tidak   termasuk dokumentasi interface antar modul
·         Diagram pemikiran data ( DFD/ data Flow Diagram )
·         Diagram keterhubungan entitas ( ERD/ Entity Relationship Diagram )
·         Diagram perubahan status ( STD/ State Transaction Diagram )
·         Structured Chart, Untuk  mempresentasikan  hirarki  modul-modul  program  termasuk  interface antar modul.
·         Diagram SATD ( Structure Analysis and desaign Techniques )
·         Diagram Warnier/ Orr, Untuk mempresentasikan struktur jadwal dari citra umum hingga detail.
·         Diagram Jackson . Alat  yang  berbentuk  grafik  yang  umum  dapat  digunakan  dalam  semua metodologi  antaralain  bagan  alir  system,  bagan  alir  program,  bagan  alir  proses, skema organisasi dll.
  1. Teknik Pengembangan Sistem yang sanggup digunakan pada semua metodologi:
·         Teknik  Manajemen  Proyek,  yaitu  CPM  (  Critical  Path  Metode  )  dan  PERT  (Program  Evaluation  dan  Review  Techniques  ),  teknik  ini  digunakan  untuk penjadwalan proyek.
·         Teknik menemukan fakta, yaitu teknik yang sanggup digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta  dalam  kegiatan  mempelajari  sistem  yang  ada.  Teknik  ini  antara  lain wawancara, observasi, kuesioner dan pengumpulan sample.
·         Teknik analisis biaya/manfaat  adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berafiliasi dengan   pengembangan   sistem   informasi   seperti,   biaya   pengadaan,   biaya persiapan, biaya proyek dan biaya operasi.
·          Teknik untuk menjalankan rapat . Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya ialah untuk : mendefinisikan problem , mengumpulkan ide-ide ,memecahkan permasalahan dan konflik , menganalisis kemajuan proyek, mengumpulkan data atau fakta
·         Teknik Inspeksi/walkthrough. Proses  dari  analisis  dan  desain  sistem  harus  diawasi.  Pengawasan  ini  dapat dilakukan  dengan  cara  memverifikasi  hasil  dari  setiap  tahap  pengembangan sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan inspeksi sedangkan yang tidak formal disebut walkthrough.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem gosip administrasi ialah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk menyediakan informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk mengambil keputusan. Di periode ketika ini masih banyak perusahaan tau organisasi yang masih belum bisa memaksimalkan penggunaan sistem informasi. Oleh lantaran itu perlu adanya analisi pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut.
Terdapat  beberapa  pendekatan  untuk  mengembangkan  sistem,  yaitu:Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, pendekatan dari bawah ke atas, pendekatan dari atas ke bawah, pendekatan sistem, pendekatan sepotong, pendekatan sistem menyeluruh, pendekatan moduler, pendekatan lompatan jauh, pendekatan berkembang.
Dalam   pengembangan   sebuah   sistem,   kita   mengenal   konsep   SDLC (system  development  life  cycle). Secara umum,   tahapan   SDLC   meliputi   proses   perencanaan,   analisis,   desain   dan implementasi. Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile Development.
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang biasanya digunakan untuk metodologi sistem ialah gambar, grafik, kamus data, struktur inggris, pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau menyajikan data.
3.2 Saran
Dengan adanya analisi desin gres suatu sistem perusahaan atau organisasi diharapkan sistem gres tersebut sanggup membantu kiprah manjer dalam menciptakan keputusan. Selain sistem dirancang dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus memilki kemampuan yang mumpuni.

DAFTAR PUSTAKA
Chr. Jimmy L.Gaol. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Grasindo
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/?s=pendekatan++membangun+sistem
https://www.makalahmanajemen.com//search?q=pendekatan-pengembangan-sistem
https://www.makalahmanajemen.com//search?q=pendekatan-pengembangan-sistem

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel