Pengertian, Fungsi Administrasi Dan Proses Manajemen

Manajemen merupakan proses pencapaian sasaran organisasi, Manajemen juga meliputi orang yang menjalankan kegiatan manajerial, Manajemen merupakan jabatan, Manajemen merupakan perpaduan dari ilmu dan seni.
pengantar manajemen


Kata Pengantar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami sanggup menuntaskan makalah yang berjudul “Manajemen” sebagai kiprah mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan dari Bapak Widodo J. Pudjirahardjo. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh alasannya yaitu itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dari pembaca.

Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini sanggup bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya. Amien.
Surabaya, 26 Maret 2010

BAB 1
Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen
1.1 Pengertian Manajemen
Management is what a manager do. Manajemen yaitu hal yang dilakukan oleh seorang manajer. Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management dengan kata dasar to manage yang berarti mengelola.

Management is the process of deciding how best to use a business’s resources to produce goods or provide service (Rue & Byars, 2005). Manajemen yaitu proses yang memilih pengambilan keputusan terbaik mengenai bentuk sumber daya bisnis yang akan dipakai untuk memproduksi barang atau layanan jasa. Termasuk di dalam sumber daya bisnis antara lain pekerja, lahan, dan dana produksi. Manajemen juga merupakan suatu bentuk kerja yang mengikutsertakan pengkoordinasian sumber daya organisasi untuk memenuhi tujuan organisasional.

Management is the attainment of organizational goals is an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational spruces’ (Daft, 2000). Tidak jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya, administrasi berarti sebuah proses pencapaian aneka macam sasaran organisasi dengan seefektif dan seefisien mungkin melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Di sini administrasi dianggap menyeluruh, alasannya yaitu manggunakan sumber daya organisasi untuk berhasil mencapai kinerja yang tinggi.

Management is the art of getting things done through prople (Follett, n. d.) yang berarti administrasi sebagai seni membereskan segala hal melalui orang lain. Selain menyerupai pada pengertian yang diungkapkan L.W. Rue & L.L. Byars dan Richard L. Daft bahwa administrasi yaitu sebuah proses, dari pengertian ini didapati administrasi juga merupakan ‘personal’ atau orang. Karena aspek penting dalam administrasi yaitu mengenali peranan dan pentingnya peranan orang lain. Manajer yang baik tahu bahwa cara untuk mencapai apapun hanya dengan melalui orang dalam organisasi.

To speak of ‘professional obligation’ of individuals such as CEOs and other executives is to imply that business management itself is a profession (Khurana, Nohria, & Penrice, n. d.). Profesi sendiri yaitu jabatan yang membutuhkan pengetahuan dan pendidikan khusus yang diatur oleh sebuah tubuh majelis rendah. Manajemen merupakan sebuah profesi atau jabatan alasannya yaitu proses pencapaian tujuan organisasi dilakukan oleh mereka yang berada pada jabatan manajerial tertentu. Kegiatan manajerial sendiri juga harus dilakukan dengan profesional.

Manager give direction to their organization, provide leadership, and decide how to use organizational resources to accomplish goals (Drucker, 2007). Hal ini berarti bahwa manajer berkewenangan untuk memimpin juga mengarahkan arah organisasi yang akan dijalankan. Termasuk didalamnya memilih cara pemanfaatan segala sumberdaya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan.

Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni tetapi kombinasi dari keduanya dengan proporsi yang beragam. Pendekatan yang bersifat keilmuan terjadi dalam hal perencanaan, pembuatan keputusan, perancangan struktur organisasi, pembuatan kebijakan, dan sebagainya. Pada konteks manajemen, seni digambarkan diantaranya melalui proses keterampilan memimpin, mengelola, pengarahan, komunikasi pada komponen organisasi.

Dari aneka macam pemahaman yang dipaparkan oleh aneka macam andal tersebut, sanggup ditentukan beberapa aspek penting mengenai pengertian dari manajemen, yang antara lain adalah:
  • Manajemen merupakan proses pencapaian sasaran organisasi
  • Manajemen juga meliputi orang yang menjalankan kegiatan manajerial 
  • Manajemen merupakan jabatan 
  • Manajemen merupakan perpaduan dari ilmu dan seni
Jadi, administrasi yang secara universal dikenal sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan dari organisasi, juga bisa didefinisikan sebagai orang dan profesi atau jabatan. Manajemen bukan ilmu juga bukan seni, tetapi perpaduan dari keduanya.

1.2 Ruang Lingkup 
Ruang lingkup administrasi terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manajemen stratejik
Berkaitan dengan proses menyeleksi taktik dan aturan yang menyangkut pemaksimalan tujuan organisasi. Termasuk di dalamnya acara yang mengarah pada tujuan, strategi, dan pengembangan rencana, aksi, dan aturan organisasi untuk menyempurnakan tujuan organisasi secara keseluruhan. Fokus administrasi stratejik pada lingkungan luar dan operasi yang akan datang. Manajemen stratejik memilih arah jangkauan organisasi dan berkonsentrasi pada memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menganbil kesempatan yang lebih besar (Harvey, 1982).

2. Manajemen operasi
Manajemen operasi terbagi menjadi 6 cabang:
  • Manajemen sumber daya manusia
  • Manajemen produksi
  • Manajemen pemasaran
  • Manajemen keuangan
  • Manajemen mutu
  • Manajemen logistik
Disini akan dijelaskan secara umum mengenai setiap cabang ruang lingkup administrasi operasi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manusia yaitu titik sentral dalam pembahasan manajemen. Oleh alasannya yaitu itu, pengelolaan sumber daya insan haruslah dilakukan dengan baik. Manusialah yang memilih kegagalan atau keberhasilan organisasi. Secanggih apapun mesin, sistem, perangkat komputer, akan menjadi tidak berkhasiat ketika tidak ditopang oleh kehandalan manusia. Oleh karenanya, insan yaitu jiwa atau ruh dari suatu organisasi. Kewajiban administrasi sumber daya insan dikala ini yaitu mengikuti paradigma “sistem sosial” dimana karyawan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang insan yang bermartabat. Sebagai cabang ilmu manajemen, administrasi sumber daya insan juga mempunyai empat fungsi administrasi yaitu, POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

b. Manajemen produksi
Pemakaian istilah administrasi operasi yaitu untuk mengakomodasi kegiatan penciptaan nilai tambah atas inputan yang terjadi di sektor jasa. Pada hakikatnya, administrasi operasi yaitu upaya pengelolaan insan membuat nilai tambah atas input berupa aneka macam sumber daya atau yang sering disebut faktor produksi menyerupai tenaga kerja, mesin dan peralatan, materi mentah, (5M = Man, Money, Machine, Material, and Method) dan sebagainya. Proses penciptaan nilai tambah (added value) di dunia industri (manufacturing) sering disebut sebagai produksi. Sedangkan proses penciptaan nilai tambah (added value) di dunia jasa (services) sering disebut sebagai operasi.

c. Manajemen pemasaran
Pada dasarnya administrasi pemasaran yaitu proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan. Dimaksudkan untuk membuat pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini berarti, dalam administrasi pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atas barang, jasa dan gagasan dengan tujuan utama pihak yang terlibat.

d. Manajemen keuangan
Pengertian administrasi keuangan yaitu semua acara perusahaan untuk mendapat dana yang dibutuhkan dan menggunakannya seefisien mungkin. Mengingat pengertian itu maka seorang manajer keuangan haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup wacana perbankan, pasar modal, dan perekonomian secara luas. Pasar uang untuk mendapat dana yang murah serta mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menginvestasikan baik dalam bentuk investasi surat berharga (deposito, saham, obligasi, reksadana) maupun investasi fixed assets.

e. Manajemen mutu
Tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tapi juga cara untuk mencapainya. Termasuk di dalamnya memutuskan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab perusahaan dan tanggung jawab perusahaan serta melaksanakannya dengan cara menyerupai perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan mutu dalam sistem mutu.

f. Manajemen logistik
Menangani pemanfaatan dari material secara efisien dan efektif sehingga modal yang dipakai seminimal mungkin dan semoga produk ataupun jasa yang dihasilkan berharga seminim mungkin tetapi tetap berkualitas tinggi.

Keenam cabang fungsional administrasi tersebut merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan oleh organisasi, kesemuanya saling terkait dan tergantung. Keberhasilan administrasi juga ditentukan oleh keberhasilan keenam cabang fungsional tersebut. Artinya keberhasilan organisasi berasal dari salah satu, salah dua, salah tiga atau kesemua cabang fungsional administrasi tersebut secara kumulatif. 

Bisa jadi keberhasilan administrasi keuangan bisa menutup ketidakberhasilan kelima administrasi yang lain atau sebaliknya. Secara kumulatif keberhasilan satu, dua atau tiga cabang administrasi akan mensugesti keberhasilan administrasi organisasi secara keseluruhan. Meski demikian, dalam praktek, tidak ada satu organisasipun yang bisa mempertahankan kesuksesan dalam jangka panjang hanya dengan keberhasilan salah satu cabang fungsional tersebut.

Jadi, untuk mencapai kesuksesan pencapaian tujuan administrasi perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu administrasi stratejik dan administrasi operasional (manajemen sumber daya manusia, administrasi produksi, administrasi keuangan, administrasi pemasaran, administrasi mutu dan administrasi logistik).

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa administrasi yang secara universal dikenal sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan dari organisasi, juga bisa didefinisikan sebagai orang dan profesi atau jabatan. Manajemen bukan ilmu juga bukan seni, tetapi perpaduan dari keduanya. Untuk mencapai kesuksesan tujuan administrasi perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu administrasi stratejik dan administrasi operasional (manajemen sumber daya manusia, administrasi produksi, administrasi keuangan, administrasi pemasaran, administrasi mutu dan administrasi logistik).

BAB 2
Fungsi Manajemen dan Proses Manajemen
2.1 Fungsi Manajemen
Fungsi administrasi adalah:
a. Planning
Merupakan suatu perjuangan atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu acara kerja.

b. Organizing
Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, kiprah dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan relasi antar fungsi.

c. Staffing
Termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya karyawan tersebut dengan efektif. Tujuan dari staffing yaitu untuk mengusahakan tersedianya sumber daya karyawan yang terbaik untuk organisasi tersebut.

d. Directing
Yaitu fungsi memperlihatkan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi, dan pengarahan, sehingga karyawan sanggup bekerja dengan lebih efektif.

e. Coordinating
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi pekerjaan.

f. Reccording and Reporting
Mencatat dan melaporkan secara terinci dengan tujuan penilaian terhadap yang telah diperoleh dan yang masih perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan.

g. Budgeting
Meliputi penyediaan dana ataupun sarana dan prasarana serta penetapan anggaran sebagai taktik untuk pelaksanaan acara yang akan berlangsung.

h. Evaluating
Menilai kinerja karyawan secara keseluruhan dalam menuntaskan kiprah dan kewajibannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Ketujuh fungsi tersebut dikenal dengan POSDCORB (Gullick n. d.).

2.2 Proses Manajemen
Adapun proses administrasi yaitu : POLC (Planning, Organizing, Leading, Controlling). Dalam hal ini ada dua ide penting dalam definisi:
  • Empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
  • Pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
Empat tahap dalam proses manajemen, yakni:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan definisi mengenai organisasi di masa depan dan cara mencapai tujuannya. Perencanaan berarti penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa depan, ditambah dengan penetapan kiprah serta alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran organisasi.

Ketiadaan planning atau perencanaan yang jelek sanggup menjatuhkan kinerja organisasi. Dalam proses manajemen, planning jangka panjang untuk kelangsungan organisasi (usaha) sangat diperlukan. Perkembangan organisasi sangat bergantung salah satunya oleh perencanaan yang baik dan tepat sasaran untuk organisasi, tanpa perencanaan, kelangsungan organisasi kedepannya tidak terjamin.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan organisasi yang mencoba untuk menuntaskan planning itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan pengelompokan kiprah ke departemen, dan alokasi aneka macam sumber daya ke aneka macam departemen. Melalui pengorganisasian diharapkan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung jawab. Hal itu berkhasiat untuk administrasi pribadi menempati posisi yang seharusnya.

c. Kepemimpinan
Dalam organisasi memperlihatkan kepemimpinan menjadi fungsi administrasi yang semakin penting. Kepemimpinan (leading) yaitu penggunaan efek untuk memotivasi karyawan semoga mencapai sasaran organisasi. Memimpin berarti membuat budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan, dan memperlihatkan wangsit semoga karyawan berprestasi. Memimpin termasuk memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang yang bekerja pribadi dengan manajer.

Kompetisi internasional, dan keragaman yang meningkat dalam tenaga kerja, kemampuan untuk membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran, dan memotivasi karyawan merupakan hal penting bagi kesuksesan bisnis. Selain itu, tawaran untuk setiap karyawan mempunyai tanggung jawab kepimpinan, memecahkan masalah, dan membantu memotivasi orang lain akan membuat para karyawan merasa dihargai. Kepemimpinan yang jelek akan mengakibatkan efek negatif terhadap sebuah organisasi.

d. Pengendalian
Pengendalian yaitu fungsi keempat dalam proses administrasi dan yang terakhir dalam proses manajemen. Pengendalian (controlling) artinya memantau acara karyawan, menjaga organisasi semoga tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan. Para manajer juga harus memastikan bahwa organisasi yang mereka atur bergerak menuju tujuannya.

Pelimpahan wewenang dan kepercayaan terhadap karyawan telah membuat banyak perusahaan lebih menekankan pada training karyawan untuk memantau dan mengoreksi diri sendiri. Terutama para karyawan pada lini depan dilatih dengan menanamkan nilai inti dan standar kinerja yang diharapkan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperlihatkan kebebasan yang besar tanpa harus membahayakan standar perusahaan yang tinggi. Namun, para manajer harus menyadari bahwa keberhasilan dalam sebuah perusahaan atau situasi mungkin tidak sama terhadap yang lainnya.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa umumnya fungsi administrasi meliputi planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting. Proses administrasi meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Proses administrasi mempunyai dua ide penting yakni:
  1. empat fungsi manajemen.
  2. pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
BAB 3
Perbedaan dan Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi yaitu suatu pecahan dari acara yang dipergunakan untuk mengerjakan kiprah tertentu dan letaknya dipisahkan dari pecahan acara yang menggunakannya. Proses yaitu serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang terang dan sanggup ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.

3.1 Perbedaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi administrasi merupakan kiprah dalam mencapai tujuan tertentu yang akan dikerjakan, sedangkan proses administrasi merupakan sebuah aktifitas yang harus dilakukan dengan memperhatikan fungsi yang akan dikerjakan. Perbedaan fungsi dan proses manajemen

3.2 Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi dan proses administrasi keduanya selalu mempunyai suatu perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan kepemimpinan. Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajer harus sinkron dengan fungsi dan tujuan yang melalui suatu proses

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa fungsi dan proses menandakan perbedaan yang fundamental dan mempunyai tujuan yang tidak sama dalam pengembangan ilmu manajemen. Misalnya, dalam perencanaan dan pengembangan administrasi yang melalui proses akan berbeda tujuan pencapaiannya dalam mengaplikasikannya. Persamaan fungsi dan proses administrasi yang merupakan pengendalian dalam sistem perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian menuju pada kiprah manajer dalam melaksanakan kerjanya, keduanya mengorganisir untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB 4
Siklus Manajemen
Manajemen yaitu pencapaian aneka macam sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Daft, 2000). Siklus administrasi yaitu proses pencapaian aneka macam sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi yang digambarkan pada suatu bagan. Berikut yaitu siklus manajemen.

Menetapkan sesuatu yang harus dilakukan anggota organisasi untuk menuntaskan pekerjaannya. Perencanaan juga memerlukan adanya kiprah manajer dalam mengarahkan pekerjaan yang harus dilakukan.

b. Organizing (Pengorganisasian)
Mendistribusikan atau mengalokasikan kiprah pada semua anggota organisasi, membagi kekuasaan dan memutuskan relasi kerja antar anggota organisasi.

c. Actuating (Pelaksanaan)
Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan. Proses ini dibutuhkan adanya sarana komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta pemberian instruksi.

d. Controlling (Pengawasan)
Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian semoga jalannya organisasi sesuai planning yang ditetapkan. Pengawasan atau pengendalian ini juga sanggup dilakukan semoga mendapat hasil yang lebih baik.

Tujuan dari siklus administrasi ini yaitu untuk menandakan proses dari administrasi yang digambarkan dalam sebuah bagan. Proses ini di mulai dari pembuatan perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan, hingga terakhir melaksanakan pengendalian.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa siklus administrasi ini terdiri dari 4 proses yang antara 1 proses dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melaksanakan perencanaan mengenai apa yang harus dilakukan, kemudian mengorganisir dengan membagi tugas. Pelaksanaan dilakukan sehabis mengorganisir, dengan menggerakan organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap berada planning yang di buat, maka manajer melaksanakan pengendalian.

BAB 5
Tingkat dan Kompetensi Manajerial
Sebuah organisasi niscaya membutuhkan manajer, yaitu anggota organisasi yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi (Robbins & Stephen, 1999). Organisasi yang baik membutuhkan lebih dari satu manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka. Menurut Daft (2000), perusahaan besar umumnya mempunyai banyak manajer pada tiga tingkat yang berbeda. Setiap tingkat mempunyai porsi kompetensi tersendiri.

a. Manajer puncak (Top manager)
Manajer puncak (top manager) mempunyai tanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan taktik untuk mencapai tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta membuat keputusan yang mensugesti keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan memperhatikan aneka macam tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari organisasi.

Di antara tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer puncak yaitu mengkomunikasikan visi bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat perjuangan yang sanggup membuat perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat. Para manajer puncak harus melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang unik dari setiap karyawan. Mereka mempunyai jabatan menyerupai presiden, ketua, administrator eksekutif, chief executive officer (CEO), dan executive vice president. Dalam bidang kesehatan, manajer puncak misalnya administrator rumah sakit dan wakil administrator rumah sakit.

Agar suatu organisasi sanggup berjalan efektif dan efisien dibutuhkan seseorang yang mempunyai kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang sangat dibutuhkan dalam mendukukng kompetensi manajer puncak ialah keahlian konseptual (conceptual skill). Keahlian konseptual merupakan kemampuan kognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan keterlibatan di antara aneka macam bagiannya (Daft, 2000). Keahlian konseptual melibatkan pemikiran manajerial, pengolahan informasi, dan kemampuan perencanaan.

Keahlian konseptual ini melibatkan pengetahuan yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri, masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis dengan mengambil pandangan yang luas dan jangka panjang. Manajer puncak harus memandang elemen-elemen signifikan dalam sebuah situasi dan pola konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer puncak, menyerupai pengambilan keputusan, pengalokasian sumber daya dan inovasi, memerlukan pandangan yang lebih luas.

Seorang manajer puncak harus mempunyai pengetahuan yang meluas dalam aneka macam aspek di masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu aspek, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi manajer puncak harus selalu mengasah pengetahuannya yang diubahsuaikan dengan fenomena di masyarakat. Selain itu, manajer puncak layak memliki wangsit untuk memilih taktik dan kebijakan yang tepat sehingga pada penerapannya suatu organisasi lebih terarah dan jelas. 

Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan pula kreatifitas seorang manajer puncak dalam menilai kemampuan setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan karyawannya, akan mendukung keberhasilan taktik dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh kompetensi di atas juga harus disertai dengan legalitas kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak menjadi fokus dan tujuan organisasi sanggup dicapai.

b. Manajer menengah (Middle manager)
Manajer menengah (middle manager) bekerja pada tingkat menengah organisai dan bertanggung jawab atas unit bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah yaitu kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, dan administrator laboratorium riset. Pada bidang kesehatan misalnya bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, dan bidang farmasi.

Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementasikan taktik dan kebijakan keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak. Umumnya manajer menengah berkutat dengan duduk masalah operasional dan diharapkan membangun relasi yang baik dengan rekan di sekeliling organisasi, mendorong kerja tim, dan memecahkan konflik.

Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai manajer proyek (project manager) yang bertanggung jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan partisipasi banyak orang dari aneka macam fungsi dan level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar perusahaan. 

Menjadi seorang manajer menengah yang berperan sebagai tingkatan yang menunjang manajer puncak juga harus mempunyai kompetensi manajer yaitu keahlian komunikasi (communication skill). Keahlian komunikasi yaitu kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta secara efektif sebagai anggota kelompok (Daft, 2000). Keahlian ini diperihatkan dengan cara seorang manajer bekerjasama dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi, memfasilitasi, mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan menuntaskan konflik.

Seorang manajer dengan keahlian insan akan memungkinkan bawahannya untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan mendorong partisipasi. Keahlian ini sangat dibutuhkan manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan emosional para karyawan mereka dan tidak hanya kebutuhan fisik yang berkaitan dengan kiprah pekerjaan. Namun pada tingkat manajer menengah, kompetensi yang dimiliki juga meliputi kompetensi manajer puncak dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah bekerjasama dengan tingkat di atasnya (manajer puncak) dan juga di bawahnya (manajer lini depan).

Kompetensi manajer diantaranya pengetahuan yang memadai untuk mendukung kinerja manajer puncak. Ketrampilan menjalin relasi yang baik juga dibutuhkan. Ketrampilan untuk bekerjasama dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan tercapai relasi yang aman bagi kerjasama dalam organisasi. Manajer menengah juga harus bisa memotivasi rekan kerjanya sehingga mendorong kerja tim dalam suatu organisasi.

Menjadi manajer menengah layak mempunyai kemampuan dalam memecahkan konflik. Sikap berhati-hati serta kemampuan pengelolaan perubahan yang terjadi pada organisasi sangat diperlukan. Hal tersebut akan mendukung keberhasilan proses perundingan dengan aneka macam pihak semoga konflik sanggup teratasi.

c. Manajer lini depan (First-line manager)
Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka berada pada level administrasi pertama atau kedua dan mempunyai jabatan menyerupai manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok karyawan non-manajerial. 

Perhatian utama mereka yaitu aplikasi peraturan dan mekanisme untuk mencapai produksi yang efisien, memperlihatkan santunan teknis, dan memotivasi bawahan. Tenggat waktu pada tingkatan ini yaitu singkat, dengan tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melaksanakan pengawasan para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. 

Manajer lini depan juga mempunyai andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian taktik yang telah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju pada relasi pribadi dengan masyarakat. Dalam bidang kesehatan, contoh manajer lini depan menyerupai dokter, dokter gigi, apoteker, perawat. 

Manajer lini depan membutuhkan kompetensi manajer berupa keahlian teknis (technical skill). Keahlian teknis merupakan pemahaman dan kefasihan dalam melaksanakan kiprah tertentu. Keahlian teknis meliputi penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang dipakai di dalam fungsi tertentu (Daft, 2000). Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keahlian teknis juga meliputi pengetahuan khusus, kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik yang tepat untuk menuntaskan duduk masalah dalam bidang disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk dalam pengaturan waktu untuk melaksanakan kiprah pada bidang tertentu.

Manajer lini depan harus bisa menerapkan dengan terang dan tepat wacana pengaplikasian acara organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya mempunyai kemampuan koordinasi. Dalam mengkoordinasi kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi, luar organisasi, maupun dengan masyarakat. Koordinasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada pengaplikasian segala acara organisasi. 

Pengetahuan juga menjadi kompetensi yang sebaiknya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni bila berhadapan dengan masyarakat. Memposisikan diri dengan baik dalam menangani dan menerapkan acara pada masyarakat, semoga tujuan organisasi sanggup tercapai dan berhasil. Berkaitan dengan pengaplikasian program, manajer lini depan berperan penting dalam output dari sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang maupun jasa sebagai hasil pencapaian tujuan organisasi. 

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa manajerial dibagi menjadi 3 tingkat yaitu manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager), manajer lini depan (first-line manager). Dalam sebuah organisasi, ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan semoga organisasi sanggup berjalan lancar. Dalam prosesnya, dibutuhkan kompetensi berdasar tingkatan, diantaranya keahlian konseptual (conceptual skill), keahlian komunikasi (communication skill), dan keahlian teknik (technical skill). Kesesuaian kompetensi pada tiap tingkatan akan mewujudkan kinerja organisasi efektif dan efisien.

BAB 6
Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer
6.1 Peran dan Tugas Manajer
Suatu kiprah (role) yaitu serangkaian asumsi dan sikap seorang manajer (Daft, 2000). Peran dibagi kedalam tiga kategori yakni kiprah informasional, kiprah interpersonal, dan kiprah mengambil keputusan. Setiap kiprah mencerminkan acara yang diambil manajer untuk menuntaskan kiprah manajer yakni memecahkan masalah, menggerakkan orang, dan mengambil keputusan. Setiap menajalankan kiprahnya manajer tidak sanggup mengerjakan seorang diri dan seorang manajer niscaya sangat membutuhkan orang lain untuk sanggup membantunya dalam menuntaskan segala tugasnya.

Dalam Daft (2000), Mintzberg menyatakan bahwa manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya merancang saja tak akan pernah menuntaskan apapun, sementara manajer yang hanya melaksanakan kesannya melaksanakan segala sesuatunya sendiri. Maksudnya yaitu segala hal yang terjadi pada suatu organisasi penyelesaian simpulan berada ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat sepuluh kiprah manajer yang dibagi menjadi tiga, yakni:

a. Peran informasional (Informational roles)
Peran informasional menggambarkan aneka macam acara yang dipakai untuk menjaga dan menyebarkan sebuah jaringan informasi. Pengembangan jaringan informasi sanggup dilakukan dengan cara memperbanyak kerjasama dengan aneka macam pihak di luar organisasi. Berbagai hal yang harus dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan kiprah informasionalnya sebagai seorang manajer, yakni:
1) Monitor
Monitor meliputi pencarian informasi terbaru dari aneka macam sumber. Manajer memperoleh dan mencari informasi dari orang dan membaca cepat materi tertulis semoga sanggup mengikuti perkembangan dengan baik, memantau kontak interpersonal individu di dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai monitor yaitu mengawasi setiap kegiatan yang terjadi suatu organisasi. Contohnya seorang manajer keuangan pada suatu organisasi bertugas memantau keuangan dan laba organisasi, mengamati perubahan inflasi dan deflasi.

2) Penyebar informasi (Disseminator)
Penyebar informasi meliputi penerimaan informasi dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan memperlihatkan informasi kepada anggota di dalam organisasi. Tugas manajer pada kompetensi penyebar informasi yaitu memberikan informasi kepada para anggota organisasi lainnya melalui memo dan laporan serta acara telepon. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempermudah proses komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan akan memberitahukan seluruh jajaran direksi apabila terjadi inflasi dan deflasi yang sanggup mensugesti kegiatan perekonomian organisasi tersebut.

3) Juru bicara (Spokesperson/Spokesman)
Juru bicara meliputi pemberian informasi mengenai aneka macam kegiatan organisasi kepada pihak luar melalui kegiatan pidato, seminar, dan pertemuan. Seorang manajer yang baik harus bisa berbicara di depan orang banyak supaya maksud dan tujuan manajer sanggup terealisasi sesuai harapan. Tugas manajer sebagai juru bicara yaitu sebagai pembicara kepada pihak luar organisasi mengenai aneka macam kegiatan yang sedang dikelola oleh organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer sumber daya hanya mempunyai kewenangan berbicara mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak berbicara mengenai perekonomian maupun logistik pada suatu forum.

b. Peran interpersonal (Interpersonal role)
Peran interpersonal meliputi relasi dengan orang lain dan berkaitan dengan ketrampilan interpersonal. Seorang manajer yang baik harus mempunyai ketrampilan dalam menjaga relasi komunikasi dengan orang lain supaya segala sesuatu yang direncanakan manajer sanggup terwujud. Berbagai hal yang sanggup dilakukan seorang manajer untuk sanggup meningkatkan kiprah komunikasi dengan orang lain antara lain:
1) Simbol kepemimpinan (Figurehead)
Simbol kepemimpinan meliputi penanganan acara upacara dan simbolis untuk departemen atau organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit. Salah satu kiprah manajer menyerupai menyambut tamu menyerupai tamu di luar organisasi yang tiba dengan tujuan untuk menjalin kerjasama. Tugas manajer yang lainnya yaitu menandatangani aneka macam dokumen legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen legal dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat vital, sehingga sangat membutuhkan manajer untuk menguatkan legalitas dokumen tersebut. Contohnya kerjasama dua organisasi sanggup terjalin apabila kontrak kerjasama telah ditandatangani oleh pimpinan kedua organisasi tersebut.

2) Pemimpin (Leader)
Pemimpin meliputi relasi dengan bawahan, termasuk mengarahkan dan memotivasi bawahan, melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan bawahan. Seorang manajer yang baik yaitu seorang manajer yang peduli terhadap aneka macam kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang di dalam organisasi yang dipimpinnya, apabila bawahannya melaksanakan kesalahan, sebagai manajer yang baik harus mengingatkan kemudian mengarahkan semoga tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer sebagai pemimpin yaitu bertanggung jawab kepada setiap kegiatan di dalam organisasi. Contohnya pimpinan rumah sakit menjalankan aktivitasnya yakni memimpin rumah sakit semoga sanggup terkelola dengan baik.

3) Penghubung (Liaision)
Penghubung berkenaan untuk memelihara jaringan informasi baik di dalam maupun di luar organisasi melalui surat, telepon, pertemuan, dan alat komunikasi elektronik lainnya. Manajer beperan sebagai penghubung maksudnya yaitu kiprah manajer yang bekerjasama dengan orang di luar organisasi kemudian menghubungkan orang tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam organisasi, begitu pula sebaliknya. Tugas manajer sebagai penghubung yaitu menjaga relasi dengan pihak luar organisasi supaya kerjasama tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan rumah sakit yang menginginkan pelayanan rumah sakit ditingkatkan kemudian pimpinan tersebut memberikan kepada Wakil Direktur Pelayanan supaya sanggup disampaikan kepada manajer pelaksana untuk sanggup segera terlaksana.

c. Peran pengambilan keputusan (Decisional role
Peran pengambilan keputusan bekerjasama dengan aneka macam kejadian dimana manajer harus membuat sebuah pilihan dan mengambil tindakan. Peranan ini sering menutut ketrampilan konseptual dan kemanusiaan. Para manajer terus memikirkan masa depan dan cara mencapainya. Para manajer sadar akan duduk masalah dan mencari solusi yang sanggup menuntaskan duduk masalah tersebut. Peran manajer sebagai pengambil keputusan sanggup ditingkatkan melalui beberapa cara, yakni:

1) Penanganan gangguan (Disturbance handler)
Penanganan gangguan meliputi pemecahan konflik antar bawahan atau antar manajer departemen dengan departemen lainnya melalui tindakan korektif selama perselisihan atau krisis, mengikuti keadaan dengan krisis di lingkungan organisasi. Tugas manajer sebagai penanganan gangguan yaitu meredam permasalahan dan memperlihatkan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Contohnya dikala terjadi demam isu paceklik materi baku sehingga materi baku sukar didapat, manajer logistik harus pintar dalam mengelola persediaan materi baku hingga cukup untuk beberapa dikala ke depan.

2) Pembagi sumber daya (Resource allocator)
Pembagi sumber daya bekerjasama dengan keputusan mengenai bagaimana membagi orang, waktu, peralatan, anggaran, dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer harus memutuskan pengalokasian anggaran proyek penentuan prioritas penanganan keluhan pelanggan. Seorang manajer harus bisa menganalisis setiap kemampuan orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang manajer tidak bisa menganalisis kemampuan setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka kesalahan dalam bekerja tidak sanggup dihindari. Oleh alasannya yaitu itu, seorang manajer harus peka terhadap kemampuan setiap orang di sekelilingnya. Tugas manajer sebagai pembagi sumber daya yaitu seorang manajer sumber daya harus bisa menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi setiap individu. Contohnya lulusan sarjana ekonomi ditempatkan pada pecahan keuangan sedangkan lulusan aturan ditempatkan pada pecahan legalitas di dalam organisasi.

3) Perunding (Negotiator)
Perunding meliputi perundingan formal dan penawaran untuk mencapai hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan, menyerupai mewakili kepentingan departemen selama perundingan kontrak, penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang manajer harus bisa melaksanakan perundingan supaya organisasi yang dipimpinnya tidak merugi. Kehandalan seorang manajer dipertaruhkan apabila tidak bisa melaksanakan perundingan dengan organisasi lain yang sanggup berdampak kerugian organisasinya. Tugas manajer sebagai perunding yaitu mengajukan persyaratan yang sanggup menguntungkan organisasi. Contohnya seorang manajer logistik melaksanakan tawar-menawar harga dengan perusahaan yang menjual materi baku supaya perusahaan yang dikelolan manajer tersebut tidak mengalami kerugian.

4) Enterpreneurship
Enterpreneurship bekerjasama dengan mencari peluang dalam kegiatan untuk memajukan organisasi dengan cara mencari perubahan, menanggapi perubahan, dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Seorang manajer harus bisa mencari celah perjuangan supaya organisasinya tetap berjalan. Usaha yang sanggup dilakukan oleh manajer supaya organisasinya tetap berjalan yaitu melalui aneka macam kegiatan menyerupai mengajukan proyek yang mempunyai nilai bisnis, mengidentifikasi ide baru, mendelegasikan tanggung jawab ide kepada organisasi lain yang sanggup memberi peluang usaha. Tugas manajer sebagai Enterpreneurship yaitu mencari taktik untuk memajukan organisasi yang dikelola, utamanya dalam bidang ekonomi. Contohnya seorang manajer pelayanan rumah sakit memperlihatkan fasilitas pelayanan kepada pasien dan keluarga menyerupai cafeteria, warung telekomunikasi (wartel), toko obat di dalam gedung rumah sakit yang mempunyai peluang bisnis bagi pihak rumah sakit.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa berdasarkan Mintzber terdapat sepuluh kiprah yang digolongkan menjadi tiga kiprah utama yakni kiprah informasional, kiprah interpersonal dan kiprah mengambil keputusan. Tiap kiprah utama mempunyai rincian peran.

6.2 Tanggung Jawab Manajer
Di dalam organisasi, tidak semua orang membuat keputusan yang sama. Beberapa jenis keputusan ditangani oleh manajer puncak. Berbagai jenis keputusan tersedia untuk individu pada aneka macam tingkatan dan wilayah yang berbeda. Tipe tanggung jawab manajer berupa keputusan sesuai dengan tingkatan manajer dibagi menjadi tiga yakni:

a. Manajer puncak
Pada administrasi puncak mempunyai tanggung jawab berupa keputusan yang tidak terprogram dan keputusan yang niscaya pada keadaan yang tidak pasti. Keputusan yang tidak terprogram yaitu keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Program ini bukan sebuah pedoman atau standar operasional. Keputusan ini dibentuk tidak berdasarkan pengalaman melainkan melalui suaru hati. Contohnya sebuah dua orang pekerja perusahaan sistem data elektronik (EDS) di Iran yang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara alasannya yaitu korupsi dan berakibat EDS bangkrut. Ross Perot sebagai pendiri EDS harus berani memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya, meskipun hal tersebut tidak wajib dilakukannya.

Keputusan yang niscaya pada keadaan yang tidak niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya tidak diketahui pada dikala dibuat. Contohnya Ross Perot memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya dari pemecatan, hingga Ross Perot tidak sanggup memperkirakan tingkat keberhasilan usahanya tersebut. 

b. Manajer tengah
Pada administrasi tengah mempunyai tanggung jawab berupa keputusan tidak terprogram, keputusan yang terprogram, keputusan beresiko dan keputusan yang pasti. Keputusan yang tidak terprogram yaitu keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi. Program ini bukan sebuah pedoman atau standar operasional. Keputusan ini dibentuk tidak berdasarkan pengalaman melainkan melalui bunyi hati.

Keputusan yang terprogram yaitu keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya Wakil Direktur Pelayanan rumah sakit Dr. Soetomo yang memutuskan untuk memperlihatkan layanan jasa menyerupai antar jemput pasien dan fasilitas kamar dengan aneka macam tipe.

Keputusan yang beresiko yaitu keputusan yang mempunyai beberapa alternatif kemungkinan tingkat keberhasilan pada dikala dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Contohnya sebuah perusahaan alat musik menyerupai Hewlett-Packard menghabiskan uang untuk penelitian dan pengembangan (R&D), hal tersebut mengandung resiko. Apabila penelitian tidak mempunyai hasil, maka hanya kerugian yang didapat.

Keputusan yang niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada dikala dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Tingkat keberhasilan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya perusahaan pena BIC yang hanya menjual bolpoin dan pena yang relatif murah bisa menghasilkan tiga juta pena per hari dan meraih laba jutaan dolar per tahun. 

c. Manajer lini depan
Pada manajer lini depan mempunyai tanggung jawab berupa keputusan yang terprogram dan keputusan yang pasti. Keputusan yang terprogram yaitu keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya mekanik kendaraan beroda empat balap mengerti sekali terhadap tindakan yang harus dilakukan ketika kendaraan beroda empat balap berhenti pada pit. 

Keputusan yang niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada dikala dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Tingkat keberhasilan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya ketika seseorang sedang dioperasi maka anestesiolog (orang yang memperlihatkan suntik bius) akan memperlihatkan obat bius kepada pasien sesuai dosis yang telah ditentukan apabila hal tersebut sesuai dengan aturan maka pasien tidak akan mencicipi sakit pada dikala dioperasi.

Maka dari uraian di atas, berdasarkan Barney & Griffin (1992), tanggung jawab manajer digolongkan berdasarkan tingakatan manajer yakni manajer atas, manajer tengah dan manajer lini depan.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa seorang manajer harus bisa memahami aneka macam kiprah manajer bersama segala tugasnya ketika menjalankan aktivitasnya. Pada pembagian kiprah tersebut terdapat sepuluh kiprah yang dilengkapi dengan kiprah dari tiap peran. Seorang manajer harus melengkapi tanggung jawab tiap menjalankan kiprah dan tugasnya, supaya organisasi sanggup berjalan sesuai dengan harapan.

BAB 7
How to be a good manager
Bidang administrasi yaitu profesi yang dinamis, menarik, dan menyegarkan, tetapi hal ini juga membutuhkan pengetahuan individu dan keterampilan. Inilah yang membuat pekerjaan manajer yang begitu meyenangkan, namun begitu mengintimidasi. Berdasarkan penelitian dan pengalaman seorang manajer, ada sepuluh atribut utama bahwa seseorang harus bisa menguasai seni administrasi dan secara umum sanggup dipandang sebagai manajer yang baik, mampu, layak, dan terhormat (Gualco, 2010). Berikut ini kesepuluh atribut utama: 

a. Pengetahuan
Akumulasi dan pemanfaatan pengetahuan yaitu ciri khas manajer yang baik. Hal ini dikarenakan tanpa pengetahuan menyerupai itu akan sulit untuk unggul pada tanggung jawab sentral dari manajer yakni untuk membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat dan untuk alasan yang tepat. Manajer tahu pekerjaan mereka, perusahaan mereka, dan industri mereka, serta mengerti misi dan budaya organisasi mereka. Mereka berpendidikan tinggi serta mempunyai informasi wacana masa depan industri yang baik.

b. Keterampilan organisasi yang luar biasa
Manajer yang baik melaksanakan aneka macam kiprah dan bertanggung jawab dalam rangka memenuhi harapan. Mereka memerlukan tiga keterampilan organisasi yang luas yaitu, kemampuan untuk merencanakan aneka macam hal, kemampuan untuk mendelegasikan atau memutuskan yang sudah direncanakan, dan kemampuan untuk mengatur waktu. Ketiga keterampilan tersebut sanggup membantu dalam menuntaskan pekerjaan seorang manajer, dan sanggup menjadi suatu kunci untuk menjadi manajer yang baik.

c. Kerja keras
Hampir semua “orang hebat” yang kita temui dalam hidup yaitu mereka yang mencapai sukses spektakuler dan mencapai ambisi fenomenal, yaitu mereka yang mempunyai talenta besar di bidang mereka. Mereka bekerja keras serta bertanggung jawab dengan tugasnya untuk suatu talenta tepat yang mereka miliki. Manajer yang baik mempunyai tujuan dan tekad serta bersedia untuk berkorban dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer.

d. Membuat pekerjaan menyenangkan
Kesenangan yaitu emosi dasar dan kebutuhan insan untuk melaksanakan sesuatu yang mereka anggap menyenangkan bagi mereka. Seorang manajer harus menjadikan pekerjaanya sebagai acara yang sangat digemari, supaya pekerjaan mereka tidak menjadi sesuatu yang membosankan. Segala sesuatu bila didasari oleh rasa senang, niscaya akan menghasilkan sesuatu yang baik.

e. Orang yang baik
Seorang manajer akan mengalami kegagalan dalam hidupnya dan pekerjaannya apabila tidak mengatasi duduk masalah ini. Sesuatu yang terwujud dalam perasaan iri hati, keserakahan, egoisme, penghinaan, dan benci. Seorang manajer harus peduli dan saling menghormati dengan karyawannya supaya mereka merasa nyaman dalam bekerja.

f. Menampung informasi dengan baik
Seorang manajer yang baik tidak menutup diri dari segala informasi yang ada, namun justru terbuka dan selektif pada aneka macam informasi yang diterima. Begitu juga dalam proses pengambilan keputusan, sebaiknya menimbang segala aspek dalam pengambilan keputusan. Saran atau aspirasi dari bawahan tidak secara pribadi ditolak, tetapi menampung dengan olahan yang baik, sehingga keputusan yang diambil yaitu sebuah keputusan yang profesional.

g. Memfokuskan waktu dan energi
Seorang manajer harus berkonsentrasi pada sejumlah isu yang signifikan, tidak hanya seberapa terampil manajer, namun penting juga dalam memfokuskan energi dan peluang. Dengan aneka macam macam duduk masalah yang dihadapi, seorang manajer haruslah bisa membuat prioritas yaitu fokus pada hal yang mempunyai prioritas tertinggi dibanding lainnya. Dengan begitu dalam penyelesaian duduk masalah akan mempunyai energi yang memadai, diubahsuaikan dengan prioritas yang dibuat. Hal tersebut merupakan efisiensi waktu dari kiprah manajer yang baik.

h. Mengidentifikasi duduk masalah dengan kompetensi
Manajer bukanlah seseorang yang melaksanakan suatu keputusan hanya dari organisasi yang dibawahi. Namun ide dan kreatifitas seorang manajer sangatlah diperlukan. Dengan adanya kode dari pemikiran seorang manajer itu sendiri, maka kebijakan yang diambil yaitu hasil dari proses pematangan penyelesaian masalah. Hal tersebut menghasilkan keputusan yang akurat seorang manajer yang baik.

i. Memberikan arah perbaikan yang terbuka
Menjadi manajer yang baik sanggup dijadikan pola bagi bawahan untuk sanggup meningkatkan kualitas pekerja. Seorang manajer diharapkan bisa menjadi pendorong, dalam arti memperlihatkan motivasi positif bagi bawahan untuk lebih berguru dan berlatih menyebarkan diri. Manajer senantiasa tidak tertutup untuk mentransfer ilmu yang patut dimiliki, sehingga berdampak baik juga pada koordinasi kerja, serta sanggup tercipta pekerja yang mempunyai kompetensi baik dan terus berkembang.

j. Pengaruh
Kemampuan memakai aneka macam bentuk kekuasaan untuk mensugesti tingkah laris karyawan dengan aneka macam cara. Manajer yang baik harus bisa mensugesti karyawan untuk melaksanakan pengorbanan pribadi demi kebaikan perusahaan.

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa hal yang perlu diketahui oleh seorang manajer yaitu tugas, peran, tanggung jawab, dan kewenangannya sebagai manajer. Selain itu, seorang manajer harus bisa menjadi panutan atau contoh yang baik untuk para karyawan atau bawahannya. Serta mempunyai sifat diatas yang telah dijelaskan, menyerupai diantaranya berpengetahuan yang luas dan mempunyai keterampilan organisasi yang baik.

BAB 8
Berbagai Bidang Kajian Manajemen
Bidang kajian administrasi yang dimaksudkan pada pecahan ini merupakan pembahasan secara rinci dan spesifik dari ruang lingkup administrasi yang telah disinggung ringkas pada pecahan satu. Bidang kajian administrasi meliputi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya insan yaitu suatu ilmu yang mengatur relasi dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu (tenaga kerja) secara efisien dan efektif sehingga tujuan bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat sanggup tercapai dengan maksimal. Manajemen sumber daya insan didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan yaitu insan bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen sumber daya insan juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, penilaian kinerja, kompensasi karyawan dan relasi ketenagakerjaan yang baik.

Manajemen sumber daya insan melibatkan semua keputusan dan praktek administrasi yang mensugesti secara pribadi sumber daya manusianya. Tujuan dari administrasi sumber daya insan yaitu memperlihatkan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi wacana administrasi personalia akan memperlihatkan langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas).

Manajemen sumber daya insan sekaligus merupakan seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan sumber daya atau karyawan dalam rangka mencapai tujuan individu maupun organisasi. Manajemen sumber daya insan merupakan proses yang terdiri dari:
  1. Pengadaan
  2. Pengembangan
  3. Kompensasi
  4. Intregrasi
  5. Pemeliharaan
  6. Pensiun
Manajemen sumber daya insan ini mempunyai kekhususan dibandingkan dengan administrasi secara umum atau administrasi sumber daya lain. Karena yang di-manage yaitu manusia, sehingga keberhasilan atau kegagalan administrasi sumber daya ini akan mempunyai dampak yang sangat luas.

Manajemen sumber daya insan atau administrasi personalia yaitu pentingnya sumber daya insan atau tenaga kerja dalam organisasi dan pemanfaatannya dalam aneka macam fungsi dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya insan dibutuhkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya insan dalam organisasi, dengan tujuan memperlihatkan kepada organisasi suatu satuan kerja yang efektif.

b. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu administrasi dan pemasaran. Manajemen Pemasaran yaitu sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian acara yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah:
  1. Pemasaran yaitu kegiatan insan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Kotler, 1997).
  2. Pemasaran yaitu sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Amstrong, 1994).
Konsep inti pemasaran meliputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, dan kepuasan. Kebutuhan yaitu suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan yaitu kehendak yang berpengaruh akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan yaitu keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.

Kepuasan atau tercapainya keinginan konsumen menjadi tolak ukur dalam inti pemasaran untuk proses penilaian keberhasilan suatu pemasaran. Penelitian dan pengembangan dalam administrasi pemasaran dipakai sebagai alat utama untuk mengendalikan pemasaran semoga sanggup berjalan dengan baik.

Manajemen pemasaran mempunyai prinsip yang meliputi analisis pasar, perencanaan pasar, implementasi, dan kontrol pasar. Dalam perusahaan besar, administrasi pemasaran biasanya ditangani oleh seorang manajer pemasaran, sedangkan di perusahaan kecil, pemilik perusahaan memimpin dalam kegiatan pemasaran. Berikut yaitu klarifikasi mengenai prinsip administrasi pemasaran:

1) Analisis pasar
Analisis pasar meliputi pengamatan acara perusahaan di masa lalu, kini dan masa depan. Manajer pemasaran memakai analisis S.W.O.T. untuk memilih kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman di dalam pasar. Mereka juga mengevaluasi tren, pertumbuhan, ukuran pasar, terusan distribusi dan bahkan biaya. Semua aspek ini mensugesti konsumen untuk membeli produk, sehingga penting untuk menyertakannya ke dalam pertimbangan.

2) Perencanaan pasar
Setelah menganalisis pasar, manajer pemasaran membuat planning pemasaran, dengan rincian taktik mereka untuk mencapai sasaran pasar perusahaan. Aspek administrasi pemasaran mengambil rincian menyerupai produk, penempatan, harga, kemasan, posisi, orang dan promosi ke rekening.

3) Implementasi pasar
Ketika manajer pemasaran menempatkan penelitian dan perencanaan pasar menjadi tindakan, itu disebut sebagai aspek pelaksanaan pasar atau pengelolaan pasar. Manajer pemasaran memperlihatkan perhatian khusus pada setiap acara dan membuat pembiasaan yang diperlukan.

4) Kontrol pasar
Setelah implementasi, manajer pemasaran meninjau hasil setiap kegiatan pemasaran untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan. Kontrol pasar sanggup meliputi survei pelanggan, penilaian penjualan dan pemberian umpan balik, dan mengulangi pelacakan.

c. Manajemen produksi dan operasi
Manajemen produksi dan operasi yaitu sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif memakai fungsi administrasi untuk mengintegrasikan aneka macam sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan (Fogarty, 1989). Kegiatan produksi dan operasi ada pada tiga hal, yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa, adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai elemen dari administrasi operasi (Schoeder, 1994).

1) Manajemen operas
Penggunaan fungsi administrasi (Planing, Organizing, Actuating, and Controling) dalam proses transformasi aneka macam sumber daya perusahaan, guna menambah dan menghasilkan output yang lebih baik dan optimal. Istilah administrasi operasi muncul untuk memperluas pemahaman wacana proses produksi, proses produksi yang dibahas tidak hanya yang menghasilkan barang dan menjadikan laba saja. Manajemen operasi juga membahas proses produksi yang menghasilkan jasa dan atau tidak menghasilkan keuntungan. Manajemen operasi penting antara lain karena:
  1. Sebagian besar aktivasi perusahaan umumnya tertanam dalam aktivitas
  2. Operasi dan atau produksi, khususnya persediaan
  3. Sebagian besar SDM, berada dalam departemen operasi dan atau produksi
  4. Kegiatan operasional perusahaan merupakan kegiatan utama perusahaan
2) Penelitian produksi
Pada dasarnya semua administrasi niscaya mengadakan penelitian untuk memastikan langkah apa yang akan diambil kedepan. Penelitian ini ditujukan untuk memastikan produksi sanggup berjalan dengan baik. Penelitian produksi lebih tertuju pada produk yang disukai konsumen. Pengembangan produksi yaitu penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut semoga mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen.

Linear Programming yaitu salah satu cara atau metode untuk memilih kombinasi produksi yang paling optimal. Problem yang sanggup diselesaikan terbatas pada problem yang mempunyai batasan linear, serta mempunyai fungsi yang lancar. Luas produksi yaitu jumlah atau volume output yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode. Tujuan administrasi produksi yaitu memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta daerah tertentu sesuai dengan kebutuhan. 

d. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan merupakan administrasi terhadap fungsi keuangan, fungsi keuangan tersebut meliputi cara memperoleh dana (raising of fund) dan memakai dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada aneka macam aktiva dan pemilihan sumber dana untuk membelanjai aktivas tersebut. Tujuan adanya manajer keuangan yaitu untuk mengelola dana perusahaan secara umum dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tugas dan tanggung jawab manajer keuangan antara lain meliputi keputusan wacana investasi, pembiayaan kegiatan perjuangan dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian kiprah manajer keuangan yaitu merencanakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

e. Manajemen mutu
Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta kesepakatan administrasi untuk bekerja dalam aneka macam cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figur pemimpin yang bisa memotivasi semoga seluruh anggota dalam organisai sanggup memperlihatkan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut sanggup dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi juga seluruh anggota dalam organisasi.

Mutu yaitu dugaan dan penafsiran yang sering timbul sebagai sesuatu yang unggul, mahal harganya, kelas, tingkat atau bernilai tinggi. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan mutu dengan cara membandingkan satu produk dengan produk lainnya. Ketiga pengertian mutu tersebut intinya mengartikan tingkat keseragaman yang sanggup diramalkan dan diandalkan, diubahsuaikan dengan kebutuhan serta sanggup diterima oleh pelanggan. Secara singkat mutu sanggup diartikan kesesuaian penggunaan, kesesuaian tujuan, kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.

f. Manajemen logistik
Merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya (produk, jasa, dan manusia) dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik alasannya yaitu perencanaan dan distribusi dari majemen logistik ini memperlihatkan ukuran yang pas. Logistik juga meliputi integrasi, informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pendistribusian.

“... a process of strategically managing the procurement, movement and storage of materials, parts and finished inventory (and the related information flows) through the organization and its marketing channels in such a way that current and future profitability are maximized through the cost-effective fulfillment of orders” (Martin Christopher,1968).

Manajemen logistik merupakan pecahan dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan efisiensi dan efektifitas penyimpanan serta aliran barang,fungsi ini termasuk pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dan meningkatkan perencanaan dalam mengontrol aliran barang. 

Uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa bidang kajian administrasi yang terdiri dari administrasi sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan, mutu, dan logistik secara garis besar memperlihatkan pengertian yang diarahkan kepada suatu role yang di dalamnya tersusun dari pengertian administrasi itu sendiri yaitu untuk mencapai tujuan bersama.

Conclusion
  1. Management is an attainment of sasaran by a manager through planning, organizing, leadership, and operation of organizational resource, and conducive of cooperation between systematic human being. Management’s scope include to Human Resource Management, Marketing Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality Management, and Logistic Management.
  2. Generally management’s functions include planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting, and evaluating. While the management’s process include planning, organizing, leadership, and control. In the management process has two important ideas that the four.
  3. Process and function show basic differences and have unequal sasaran in development of management science, for example planning in development of management and through difference process will have different sasaran in the application. Equation between process and function of management which is an operation in planning system, organizational, leadership and controlling, and influence the role of manager in his or her activity.
  4. George R. Terry divides into 4 management’s cycle, they are: Planning, Organizing, Actuating, and Controlling (POAC). The purpose of this management cycle is to show the process of management that is describer in a chart. Planning is the first time to plan what to do, then organize by dividing the task. The implementation is done after organizing, by moving the organization towards the goal. In order to remain in the running of the organization that created the plan, then the manager must exercise control or supervision.
  5. There are three levels of managerial known as top manager, middle manager, and first line manager. While the competence of managerial cover ability, knowledge, skill, and legality which must have by a manager. Manager must have conceptual skill, communication skill, and technical skill according to the managerial level, through the manager competency, organization’s performance will be effective and efficient to reach the organization sasaran and objective.
  6. Manager must able to understand the managerial role with all duties when running activities. Managerial role include into three aspect, they are: informational role, interpersonal role and decision-making role. A manager must complete the responsibilities of each role and tasks. The responsibility of manager in the form of a decision that is distinguished by the level managers those are top management, middle management and first-line management. The decisions were acara decision, unprogram decision, certain decision, uncertain decision, and risky decision.
  7. A good manager not only posses a good skills and wide knowledge on organization, but also good attitude in leading a company and carry well with his employees. A good manager can expose him/herself; he/she should have the kindness to accommodate other people idea, aspiration, and mind of his employees. A manager also ought to earn to become motivator for these employees.
  8. Management’s areas of study consist of Human Resource Management, Marketing Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality Management, and Logistics Management. These management’s areas of study is instructing to a role which refers to management’s objective itself: to reach the target.
Daftar Pustaka;
  • Barney & Griffin, 1992. The Management of Organizations, Houghton Mifflin Company, United States of America.
  • Daft, R 2000, Management, 5thedn, Vanderbilt University, Harcourt Inc.
  • Drucker, P 2007, People and Performance: The Best of Peter Drucker on Management, Harvard Business School Press, Boston.
  • Gualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe: USA.
  • Koontz, O’Donnell, & Weihrich, 1980, Management, 7thedn. Mc-Graw-Hill, Kogahusha.
  • Leslie, R & Byars, L, 2005, Management: Skills and Aplication, 11thedn, Mc Graw- Hill Companies Inc., New York, USA.
  • Quick, J et all, Managing Drug Supplay, Management Science for Health, Connecticut
  • Robbins, S & Coulter, M, 1999, Management, 7thedn. United States of America, Prentice-Hall, Inc.
  • Umiker, W 1998, Management Skills for the New Health Care Supervisor, An Aspen Publication.Maryland.
  • Zimmerman, D, Zimmerman, P, & Lund, C, 1996, The Health Care Customer Service Revolution, Irwin, Singapore.
  • European Commision 2004, Project Cycle Management Guidance Note 5, viewed 18 March 2011,

Lampiran: Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan : Dalam administrasi operasional bila salah sati dari sub administrasi itu tidak berjalan atau mendapat kendala apakah organisasi itu sanggup berjalan? Bisakah sub pecahan administrasi lain meng-handle untuk sementara demi mencapai tujuan yaitu sukses?

Jawaban : Secara teoritis bila pada administrasi operasional tersebut kendala terdapat pada sub pecahan administrasi keuangan, organisasi tersesebut sanggup tetap berjalan. Akan tetapi dalam prakteknya tidak ada organisasi yang berhasil sukses dalam pencapaian tujuannya apabila terdapat salah satu saja sub administrasi yang terhambat. Karena dalam sub administrasi itu saling menunjang untuk pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.

Pertanyaan : Dalam siklus administrasi apakah tidak dibutuhkan leading untuk menjalankan actuating? Jika tidak, mengapa?

Jawaban : Dalam siklus administrasi juga dibutuhkan leading, tetapi leading tersebut sudah termasuk pada tahap actuating.

Pertanyaan : Siklus POAC dan POLC apakah harus berjalan secara bersama semoga organisasi bisa berjalan atau hanya salah satu saja sudah cukup? Jelaskan! 

Jawaban : Fungsi POLC dan siklus POAC saling berkesinambungan tidak ada perbedaan diantara keduanya, sehingga harus berjalan seimbang. 

Pertanyaan : Di kehidupan nyata, contoh yang real untuk top manager, middle manager, first line manager itu menyerupai apa? Karena selama ini yang saya tau hanya ada manajer, tidak ada pembagian menyerupai itu.

Jawaban : Contoh real untuk tiap tingkatan manajer:

Top Manager: Presiden, administrator rumah sakit, chief executive officer (CEO), executive vice president.

Middle Manager: Kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, administrator laboratorium riset, bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, bidang farmasi.

Pertanyaan : Dengan klarifikasi mengenai tingkat & kompetensi manajer, saya mememiliki pertanyaan. Apakah suatu perusahaan “harus” mempunyai 3 manajer, menyerupai top manager, middle manager, first-line manager tadi? Karena memang dilihat kiprahnya juga penting. Tolong dijelaskan. 

Jawaban : Sebuah organisasi yang baik, termasuk didalamnya perusahaan, terang mempunyai 3 tingkat manajer tersebut. Sehingga sanggup dikatakan adanya 3 tingkat manajer itu sudah otomatis ada. Makara bukan harus memiliki, melainkan sudah niscaya terdapat 3 tingkat manajer semoga organisasi tersebut berjalan efektif dan efisien.

Pertanyaan : Apakah top management bisa memperlihatkan suatu perintah kepada first-line management tanpa melalui middle management? Jelaskan!

Jawaban : Tidak dapat. Dikarenakan middle management merupakan penghubung antara top management dan first-line management. Makara konsep yang sudah diputuskan oleh top management sanggup diaplikasikan pada teknis pelaksanaan yang nantinya dilaksanakan first-line management, harus diimplementasikan terlebih dahulu oleh middle management. Karena tingkat pemahaman middle management mengenai konsep dari top management lebih baik dan menyeluruh dibandingkan dengan first-line management. Hal ini berkaitan dengan spesifikasi tanggung jawab, sehingga sanggup terwujud keberhasilan tujuan organisasi.

Pertanyaan : Apabila satu dari beberapa fungsi / kiprah administrasi tidak dilaksanakan apakah masih bisa disebut administrasi yang baik? Dan apakah tujuan organisasi bisa tercapai?

Jawaban : Belum bisa dikatakan manjemen yang baik dan tujuan tidak tercapai, alasannya yaitu organisasi yang baik yaitu organisasi yang sanggup menjalankan kiprahnya dengan baik. Contohnya seorang karyawan bekerjasama dengan teknis. Dia hanya melaksanakan keputusan dari top manager. Dia dilarang mengambil keputusan, alasannya yaitu keputusan diambil oleh top manager.

Pertanyaan : Bagaimana bila ada karyawan yang pasif dalam kinerjanya? Apakah hal itu mensugesti hasil / tujuan dari organisasi tersebut? Bagaimana kiprah seorang manajer yang baik dalam menanggapi hal tersebut?

Jawaban : Iya mensugesti tujuannya, alasannya yaitu karyawan juga sebagai manajer lini depan yang bekerjasama dengan tekhnis. Peran seorang manajer yang baik yaitu mengidentifikasi duduk masalah dengan kompetensi. Maksudnya yaitu dengan adanya kode dari pemikiran seorang manajer, maka kebijakan yang diambil yaitu hasil dari proses pematangan penyelesaian masalah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel