Makalah Manajemen Bank Umum Dan Laporan Keuangannya
10 November 2018
Kali ini makalahmanajemen.com akan membahas sebuah makalah yang berjudul Manajemen Bank Umum Dan Laporan Keuangannya. Makalah ini memuat tentang konsep manajemen bank umum, konsep laporan keuangan bank umum dan indikator yang terdapat di administrasi bank umum serta laporan keuangannya.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dapat di tarik sebuah latar belakang perihal administrasi bank umum dan laporan keuangannya, sebagaimana telah diketahui bahwa bank yakni sebuah lembaga intermediasi keuangan. Umumnya didirikan dengan kewenangan untuk mendapatkan simpanan yang, dan menerbitkanpromes atau yang dikenal dengan sebagai banknote. Peranan bank remaja ini sangat mayoritas dalam perekonomian masyarakat di Indonesia pada umumnya. Hampir setiap kegiatan perekonomian masyarakat tidak terlepas dari kiprah bank maupun forum keuangan lainnya diluar bank. Dalam menjalankan aktifitasnya, bank memberikan aneka macam produk yang berisi kegiatan pendukung perekonomian masyarakat, mulaidari jasa menabungkan uang masyarakat pengiriman uang atau jasa-jasa yang lainnya. Intinya yakni mempermudah masyarakat melaksanakan melakukan aktifitas bisnis dan perekonomian sehari-hari. Sebagian masyarakat sendiri secara tidak sadar telah merasa tergantung dengan kegiatan bank tersebut untuk melaksanakan aktifitas perekonomiannya, mulai dari berbelanja sehari-hari hingga sekedar untuk pengisian pulsa bagi telepon selularnya. Hal ini bukan hanya sekedar isu terkini dalam masyarakat, tetapi memang perkembangan jaman dan teknologi serta perkembangan kebutuhan masyarakat sehingga menuntun kiprah besar perbankan dalam sendi-sendi kehidupan perekonomian pada dikala ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka sanggup diperoleh rumusan problem yaitu:
1. Bagaimana konsep administrasi bank umum?
2. Bagaimana konsep laporan keuangan bank umum?
3. Apa saja indikator yang terdapat di administrasi bank umum dan laporan keuangannya?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan lebih memahami perihal Manajemen bank umum dan laporan keuangannya.
2. Untuk memenuhi salah satu kiprah mata kuliah “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bank Umum
Bank umum yakni forum keuangan yang paling penting dalam suatu negara dilihat dari jumlah asetnya. Pengertian lain dari bank umum, yaitu Bank umum yakni bank yang hanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak yang berorientasi keuntungan secara konvesional.
Bank umum berdasarkan kepemilikan modalnya dibedakan menjadi bank umum milik negara, bank umum milik swasta, dan bank umum milik koperasi.
1. Pengertian bank umum milik negara
Bank umum milik negara yakni bank umum yang seluruh atau sebagai besar modalnya milik negara.
2. Pengertian bank umum milik swasta
Bank umum milik swasta yakni bank umum yang modalnya dimiliki oleh perseorangan, baik swasta nasional maupun swasta asing.
3. Pengertian bank umum milik koperasi
Bank umum milik koperasi yakni bank umum yang modalnya berasal dari perkumpulan koperasi.
2.2 Fungsi Bank Umum
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum yakni uang giral, yaitu alat pembayaran lewat prosedur pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank umum membuat uang giral mengakibatkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral sanggup mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum membuat uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting yakni mendukung kelancaran prosedur pembayaran. Hal ini dimungkinkan alasannya yakni salah satu jasa yang ditawarkan bank umum yakni jasa-jasa yang berkaitan dengan prosedur pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal yakni kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pertolongan akomodasi pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang gampang dan nyaman, menyerupai kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum yakni dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,tabungan dan atau bentuk lainnya yang sanggup dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul alasannya yakni perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melaksanakan transaksi internasional sanggup ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga yakni satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat sanggup menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya menyerupai perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pertolongan jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah sanggup membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar honor pegawai denga menggunakan jasa-jasa bank.
2.3 Penggunaan Dana Bank
Penggunaan dana bank pada prinsipnya sanggup diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Prioritas penggunaan dana
Penggunaan dana bank dua prioritas pertama yakni dialokasikan dalam bentuk cadangan likuiditas yang terdiri dari cadangan primer dan cadangan sekunder. Dalam hal ini prioritas penggunaan dana sanggup di bagilagi menjadi :
a. Cadangan Primer
Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan undangan kredit nasabah. Cadangan primer terdiri dari : uang kas yang ada dalam bank, saldo rekening pada bank sentral, dan warkat-warkat yang dalam proses penagihan.
b. Cadangan Sekunder
Cadangan sekunder yang sanggup dipakai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun. Tujuan utama yaitu untuk memperoleh keuntungan.
2. Sifat aktiva bank
Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva dimaksud disini yakni pengalokasian dana ke dalam bentuk aktiva yang sanggup memberikan hasil dan tidak memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan. Oleh alasannya yakni itu, penggunaan dana berdasarkan sifat aktiva sanggup dibedakan sebagai berikut :
a. Penanaman Dana dalam Aktiva Tidak Produktif
Aktiva tidak produktif yakni penanaman dana bank ke dalam bentuk aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank.
Komponen dana dalam bentuk aktiva yang tidak produktif terdiri dari :
Komponen dana dalam bentuk aktiva yang tidak produktif terdiri dari :
1) Alat-alat Likuid
Alat likuid yakni aktiva yang sanggup dipakai setiap dikala untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank.aktiva ini merupakan aktiva yang palin likuid dari keseluruhan aktiva bank.
2) Aktiva Tetap dan Inventaris
Penggunaan dana bank dalam bentuk aktiva tetap dan inventaris diatur oleh Bank Indonesia. Jumlah dana yang diperkenankan dipakai untuk membiayai aktiva tetap dan inventaris bagi bank milik Negara berbeda dengan ketentuan bagi bank swasta nasional, BPD, Bank Koperasi dan Bank Asing serta BPR.
b. Penanaman Dana dalam Aktiva Produktif
Aktiva produktif yakni semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta gila yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif bank terdiri dari : Kredit yang diberikan, deposito berjangka pada bank lain, call money, surat-surat berharga, penempatan dana dan penyertaan modal.
2.4 Kegiatan Bank Umum
1. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana sanggup dilakukan dengan cara memberikan aneka macam jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama reke ning atauaccount. Jenis-jenis simpanan yang ada remaja ini adalah:
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarik annya sanggup dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa dipakai oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah ka rena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Simpanan Tabungan yakni simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan di lakukan menggunakan buku tabungan, slippenarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang meru pakan jasa atas tabungannya. Sama menyerupai halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.
c. Simpanan Deposito (Time Deposit)
Deposito merupakan simpanan yang mempunyai jangka waktu tertentu. Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun dikala ini sudah ada bank yang memberikan akomodasi deposito yang penarikannya sanggup dilakukan setiap saat. jenis depositopun bermacam-macam sesuai dengan impian nasabah.
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dila kukan melalui pertolongan pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari bermacam-macam jenis, tergantung dari kemampuan bank yang menya lurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit dilucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi aneka macam aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yangmenyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank yakni dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi:
a. Kredit Investasi
Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melaksanakan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini mempunyai jangka waktu yang relatif panjang yaitu di atas 1 tahun.
b. Kedit Modal Kerja
Merupakan kredit yang dipakai sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak.lebih dari 1 (satu) tahun.
c. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya.
d. Kredit Produktif
Merupakan kredit yang sanggup berupa investasi, modal keda atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil perjuangan yang dibiayai.
e. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang dipakai untuk keperluan pribadi mi sainya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan.
f. Kredit Profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional menyerupai dosen, dokter atau pengacara.
3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)
Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan remaja ini kegiatan ini memberikan bantuan keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit). Semakin lengkap jasa-jasa bank yang sanggup dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal. Disamping itu ,juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi:
a. Transfer
Transfer merupakan jasa bank yang banyak dimanfaatkan oleh nasabah. Transfer sanggup dilakukan untuk pengiriman uang baik dalam negeri maupun luar negeri.
b. Kliring
Kliring yakni suatu cara penyelesaian hutang-piutang antara bank-bank peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga disuatu daerah tertentu. Dengan prosedur kliring sanggup lebih mempermudah, mempercepat dan lebih efisien terhadap penyelesaian hutang-piutang antara bank-bank peserta kliring.
c. Inkaso
Inkasso yakni penagihan yang dilakukan oleh bank atas suatu warkat kliring dengan perintah nasabahnya. Inkasso akan memberi kemudahan dan keamanan nasabah dalam menguangkan warkat-warkatnya.
d. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box atau dikenal dengan istilah safe loket jasa pelayanan ini memberikan layanan penyewaan box atau kotak pengaman daerah menyimpan surat-surat berharga atau barang- barang berharga milik nasabah. Biasanya surat-surat atau barang- barang berharga yang disimpan di dalam box tersebut kondusif dari pencurian dan kebakaran. Kepada nasabah penyewa box di kenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.
e. Kartu kredit
Bank card atau lebih terkenal dengan sebutan kartu kredit atau juga uang plastik. Kartu ini sanggup dibelanjakan di aneka macam daerah perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan dan dipergunakan sebagai transaksi baik secara tunai maupun tidak tunai.
f. Bank Notes
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes bank menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata uang asing).
g. Bank Garansi
Bank garansi yakni jaminan yang diberikan oleh bank atas undangan nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.
h. Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya. Wesel ini sanggup diperjualbelikan apabila nasabah membutuhkannya.
i. Letter of Credit
LC yakni suatu akomodasi atau jasa yang diberikan bank kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional.
2.5 Sumber-sumber Dana Bank
Sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal dari simpanan dalam bentuk giro (demand deposit), deposito berjangka (time deposit) dan tabungan (savings deposit). Ketiga jenis dana ini sering disebut sebagai sumber dana tradisional bank. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut sanggup berasal dari masyarakat maupun nasabah. Di samping itu sumber dana bank sanggup pula berasal dari modal sendirinya dan sumber lainnya yang tidak termasuk dari kedua sumber tersebut di atas.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Bank
1. Faktor Internal
a. Struktur organisasi yang baikmempengaruhi proses pengambilan keputusan dan kebijakan atau pelaksanaan
b. Filosofi dan gaya administrasi :konservatif atau agresif
c. Ketersediaan sumberdaya insan dan penggunaan teknologi
2. Faktor Eksternal
a. Kebijakan moneter
b. Fluktuasi nilai tukar dan tingkat inflasi
c. Globalisasi
d. Persaingan antar bank maupun forum non bank
e. Perkembangan teknologi
2.7 Sasaran Manajemen Bank Umum
Sasaran jangka pendek :
a. Pemenuhan likuiditas, terutama untuk memenuhi wajib minimum
b. Memenuhi penarikan dana oleh nasabah sehari-hari
c. Menyediakan jasa-jasa kemudian lintas sehari-hari
d. Penanaman dana dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang
Sasaran jangka panjang :
Memperoleh keuntungan dari kegiatan bank untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan-kekayaan pemilik bank.
2.8 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan yakni laporan periodik yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum perihal status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca laporan, keuntungan rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik.
Laporan keuangan bank sama saja dengan laporan keuangan perusahaan. Neraca bank memperlihatkan citra posisi keuangan suatu bank pada dikala tertentu. Laporan keuntungan rugi memperlihatkan hasil kegiatan suatu bank selama satu periode tertentu. Laporan perubahan posisi keuangan memperlihatkan darimana saja sumber dana bank dan kemana saja disalurkannya dana tersebut. Laporan ini disusun dari neraca pada dua periode (tanggal) dan laporan keuntungan rugi selama periode yang dilaporkan. Selain dari ketiga komponen diatas, juga harus disertakan catatan dan laporan lain serta materi klarifikasi yang merupakan pecahan integral dari laporan keuangan.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, setiap bank diwajibkan memberikan laporan keuangan kepada Bank Indonesia dan publik setiap enam bulan yang terdiri atas laporan inti dan laporan pelengkap.
Laporan inti terdiri atas:
1. Neraca
2. Laba/ rugi
Laporan komplemen terdiri atas:
1. Laporan janji dan kontijensi
2. Laporan perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
3. Laporan transaksi valuta gila dan derivatif
4. Laporan kualitas aktiva produktif dan derivatif
5. Perhitungan rasio keuangan
6. Pengurus bank dan pemilik bank
2.9 Arti Penting Laporan Keuangan
Manajemen suatu organisasi, baik yang berorientasi keuntungan (profit oriented) maupun yang tidak, akan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa mendatang. Baik buruknya keputusan yang diambil akan bergantung dan ditentukan oleh informasi yang dipakai dan kemampuan administrasi dalam menganalisis dan menginterpretasikannya. Salah satu sumber informasi penting yang dipakai administrasi dalam pengambilan keputusan tersebut, terutama keputusan keuangan, yakni laporan keuangan.
Manajemen, terutama manajer keuangan, juga berkepentingan terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun mempunyai jalan masuk terhadap informasi administrasi dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Manajemen mempunyai kemampuan untuk memilih bentuk dan isi informasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh pihak administrasi untuk memberikan gambaran. Karena itu, laporan keuangan mempunyai sifat historis dan menyeluruh. Laporan keuangan sebagai pregress report terdiri atas data yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yan telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaaan dalam akuntansi, dan personal judgement.
Analisis laporan keuangan berarti suatu proses penguraian data (informasi) yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen tersendiri, menelaah setiap komponen, dan mempelajari korelasi antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik analisis tertentu semoga diperoleh pemahaman yang sempurna dan citra yang komprehensif perihal informasi tersebut.
Tujuan laporan keuangan yakni menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu bank atau perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga membuktikan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban administrasi atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam bank atau perusahaan, tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur, nasabah, pemerintah dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Sejumlah pemakai laporan ini menggunakannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Disamping menjadi sumber informasi dan aliran keputusan, dilain pihak laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Laporan yang dibuat secara periodik intinya merupakan interm report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Leporan keuangan membuktikan angka dalam rupiah yang seolah bersifat niscaya dan tepat, padahal sesungguhnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari aneka macam waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun.
4. Laporan keuangan tidak sanggup mencerminkan aneka macam faktor yang sanggup mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan alasannya yakni faktor-faktor tersebut tidak sanggup dinyatakan dalam satuan uang (dikuantisasi), contohnya reputasi goodwillatau license, dan prestasi bank atau perusahaan.
Dalam prinsip-prinsip akuntansi keuangan Indonesia, secara terperinci dijelaskan perihal sifat dan keterbatasan laporan keuangan, yaitu disajikan bersifat umum, disusun dengan penaksiran dan pertimbangan, bersifat konservatif menghadapi ketidakpastian, dan menggunakan istilah-istilah teknis.
2.10 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 , Tujuan laporan keuangan yakni sebagai berikut :
1. Tujuan laporan keuangan yakni menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi alasannya yakni secara umum menggambarkan efek keuangan dari kejadian di masa kemudian dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga memperlihatkan apa yang telah dilakukan administrasi (stewardship) atau pertanggungjawaban administrasi atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban administrasi berbuat demikian semoga mereka sanggup membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, contohnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.11 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan berdasarkan PSAK (2007) merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berkhasiat bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:
1. Dapat dipahami.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan yakni kemudahannya untuk segera sanggup dipahami oleh pemakai.
2. Relevan semoga bermanfaat
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau sanggup mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi kejadian masa lalu, masa sekarang atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil penilaian mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus jago (reliable). Informasi mempunyai kualitas jago kalau bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan sanggup mengemban amanah pemakainya sebagai penyajian yang nrimo atau jujur dari seharusnya disajikan atau yang secara masuk akal diharapkan sanggup disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus sanggup membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus sanggup membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.12 Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk simpulan dari proses akuntansi yang mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan ini bertujuan semoga dalam membaca laporan keuangan tidak menimbulkan salah tafsir. Menurut Jumingan empat keterbatasan laporan keuangan yakni :
1. Laporan keuangan intinya merupakan laporan intern report, buka merupakan laporan final alasannya yakni keuntungan rugi riil/final hanya sanggup ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu.
2. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini sanggup saja berbeda bila dipergunakan standar lain alasannya yakni adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan.
3. Neraca dan laporan keuntungan rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu.
Laporan keuangan tidak memberikan citra yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil perjuangan alasannya yakni tidak semua faktor sanggup diukur dalam satuan uang.
2.13 Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan administrasi dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:
1. Neraca
Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya. Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara terpisah alasannya yakni sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank sanggup direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.
2. Laporan Laba Rugi
Bank menyajikan laporan keuntungan rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban berdasarkan karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan. Kas dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva higienis atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan keuntungan rugi dan laporan arus kas yang perlu klarifikasi harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2.14 Bentuk dan Unsur Laporan Keuangan
Manajemen suatu bank atau perusahaan menyiapkan laporan dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Namun demikian, laporan harus mengikuti standar akuntansi apabila diterbitkan untuk pihak lain. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan (footnote), dan laporan lain serta materi klarifikasi yang merupakan pecahan integral dari laporan keuangan. Di samping itu, termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, contohnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan efek perubahan harga. Terdapat tiga bentuk laporan keuangan yang pokok, yaitu:
1. Neraca
Neraca atau balance sheet adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan bank atau perusahaan pada suatu dikala yang merupakan nilai bank atau perusahaan pada waktu tertentu. Neraca biasanya disajikan tiap simpulan tahun, pertengahan tahun, atau kuartal pertama.
Neraca suatu perusahaan dibuat dari persamaan akuntansi, yaitu harta = kewajiban + ekuitas. Bagian pertama neraca yakni harta-harta perusahaan, yaitu harta lancar (current assets) dan harta tetap (fixed assets). Aset disusun secara runtut berdasarkan likuiditas, yakni aset yang paling cepat sanggup dicairkan menjadi uang atau kas. Bagian kedua berisi kewajiban (liabilities), yaitu klaim pemberi pinjaman terhadap harta-harta perusahaan dan modal pemilik (owner’s equity), yaiu nilai investasi pemilik dalam suatu bisnis.
a. Aktiva yakni sumber daya yang dikuasai oleh bank atau perusahaan sebagai akhir dari kejadian masa kemudian dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Bank atau perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk memproduksi atau nmenyalurkan dana untuk kebutuhan dan keperluan pelanggan atau nasabah.
b. Kewajiban merupakan hutang bank atau perusahaan masa sekarang yang timbul dari kejadian masa lalu. Penyelesaiannya diharapkan menimbulkan arus keluar dari sumber daya bank atau perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban sanggup dipaksakan berdasarkan aturan sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.
c. Ekuitas yakni hak residual atas aktiva bank atau perusahaan sehabis dikurangi semua kewajiban.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan keuntungan rugi atau income statement/ profit and loss statement membandingkan pendapatan terhadap beban pengeluarannya untuk memilih keuntungan atau rugu bersih. Laporan ini memberikan informasi perihal hasil simpulan (bottom line) bank atau perusahaan selama periode tertentu. Penghasilan higienis seringkali dipakai sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar dari ukuran yang lain menyerupai imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share).
Unsur yang pribadi berkaitan dengan pengukuran penghasilan higienis (laba) yakni penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan jadinya juga pengahsilan higienis (laba), sebagian bergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang dipakai bank atau perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.
3. Laporan Arus Kas
Arus kas berarti arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Perusahaan menyajikan arus kas dari kegiatan operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi berdasarkan kegiatan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai efek kegiatan tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut sanggup juga dipakai untuk mengevaluasi korelasi di antara ketiga kegiatan tersebut.
Beberapa unsur yang dipergunakan yang berkaitan dengan laporan arus kas didefinisikan sebagai berikut: Aktivitas operasi yakni kegiatan penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi dan akitivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari kegiatan operasi merupakan indikator yang memilih apakah dari operasinya perusahaan sanggup menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melaksanakan investasi gres tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Informasi perihal arus kas suatu perusahaan berkhasiat bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kabutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Informasi arus kas historis sering dipakai sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga berkhasiat untuk meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam memilih korelasi antara profitabilitas dan arus kas higienis serta dampak perubahan harga.
2.15 Analisis Laporan Keuangan
Metode atau teknik analisis dipakai untuk memilih dan mengukur korelasi antara pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga sanggup diketahui perubahan-perubahan setiap pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau dibandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, contohnya dengan laporan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lain. Tujuan setiap metode analisis yakni untuk menyederhanakan data semoga sanggup lebih dimengerti sehingga sanggup dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang membutuhkan.
Secara umum terdapa dua metode analisis yang sanggup digunakan, yaitu analisis horizontal (dinamis) dan vertikal (statis). Analisis horizontal yakni analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal yakni apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja (hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam satu laporan keuangan) sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja.
Klasifikasi teknik analisis tersebut secara terperinci dan yang biasa dipakai yakni sebagai berikut:
1. Analisis pembandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Dengan analisis ini akan diketahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
2. Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement. Teknik analisis ini dipakai untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya dan mengetahui struktur permodalannya dalam neraca, dan mengetahui komposisi biaya dihubungkan dengan jumlah penjualannya dalam laporan keuntungan rugi.
3. Analisis rasio. Teknik ini dipakai untuk mengetahui korelasi pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan keuntungan rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan di atas sanggup ditarik sebuah kesimpulan bahwa bank umum yakni bank yang hanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak yang berorientasi keuntungan secara konvesional. Fungsi dan kiprah bank umum dalam perekonomian sangat penting dan strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran.
Laporan keuangan yakni salah satu sumber informasi penting yang dipakai administrasi dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan keuangan. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan keuntungan rugi, sedangkan informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, dibutuhkan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai kegiatan investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berkhasiat bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kas tersebut. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan administrasi dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Hendro dan Conny Tjandra Raharja. 2014. Bank & Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN