Contoh Makalah Manajemen Pemasaran Jasa pada CGV Blitz

KAli ini makalahmanajemen.com akan berbagi sebuah makalah dengan tema manajemen pemasaran jasa. Makalah ini berjudul Manajemen Pemasaran Jasa pada CGV Blitz. Makalah ini membahas tentang seni administrasi pengelolaan Sumber Daya Manusia pada karyawan CGV Blitz dan pengaruh  kepuasan  konsumen  terhadap  loyalitas  merek pada CGV Blitz.

Manajemen Pemasaran Jasa pada CGV Blitz

BAB I PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Dalam masa modernisasi menyerupai kini ini, globalisasi yaitu hal yang tak sanggup terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan, terutama bagi kehidupan perusahaan yang selalu ingin berkembang. Wujud kasatmata dari modernisasi dan globalisasi tersebut yaitu dengan diterapkannya pasar bebas dan masuknya perusahaan absurd sebagai investor sebuah perusaahaan.
Tak sanggup dipungkiri, masuknya investor absurd tersebut tentu membawa budaya kerja dan bisnis yang berbeda dengan apa yang ada di perusahaan lokal selama ini. Hal ini bisa mengatakan dampak positif bagi perusahaan alasannya akan tercapainya standarisasi yang berdampak pada efektivitas dan efisiensi kerja yang lebih baik. Tetapi hal yang baik bisa saja mendapat penerimaan yang kurang baik apabila tidak didukung oleh cara penyampaian yang baik.
Bauran  jasa  dibedakan  menjadi  lima  kategori penawaran jasa:
1.      Barang  berwujud  murni  (pure  tangible  goods).  Penawaran  terutama terdiri dari barang berwujud menyerupai sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang menyertai produk,
2.      Barang  berwujud  yang  disertai  jasa  (tangible  goods  with accompanying  services).  Penawaran  terdiri  dari  barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa. Umumnya, semakin  canggih  sebuah  produk,  semakin  besar  kebutuhan untuk jasa pendukung berkualitas tinggi  yang lebih luas. Jasa sering  menjadi  elemen  penting  dalam  industri  mobil, komputer, dan telepon seluler.
3.      Hibrida  (hybrid).  Penawaran  terdiri  dari  bagian  barang  dan jasa  yang  sama  proporsinya.  Misalnya,  orang  sering mengunjungi  restoran  baik  karena  makanan  maupun penyajiannya,
4.      Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil  (major service with  accompanying  minor  goods  and  services).  Penawaran terdiri  atas  jasa  utama  beserta  tambahan  jasa  atau  barang pendukung.  Misalnya,  meskipun  perjalanan  meliputi beberapa  barang  berwujud  seperti  makanan  ringan  dan minuman,  yang  dibeli  penumpang  pesawat  terbang  yaitu transportasi.  Jasa  ini  memerlukan  barang  bermodal  besar—pesawat terbang—agar terwujud, tetapi item utamanya yaitu jasa.
5.      Jasa  murni  (pure  service).  Penawaran  murni  terdiri  dari  jasa. Contoh meliputi pengasuh bayi, psikoterapi, dan pijat.
Jasa mempunyai empat karaktertistik berbeda yang  sangat  mempengaruhi  desain  program  pemasaran:  tak  berwujud  (intangibility), tak  terpisahkan  (inseparability),  bervariasi  (variability),  dan  dapat  musnah (perishability).
Tidak  seperti  produk  fisik,  jasa  tidak  dapat  dilihat,  dirasakan,  diraba, didengar,  atau  dibaui  sebelum  jasa  itu  dibeli.  Seseorang  yang  mengalami  bedah kosmetik  tidak  dapat  melihat  hasilnya  sebelum  membeli,  dan  pasien  di  kantor psikiater  tidak  dapat  mengetahui  hasil  pasti  perawatannya.  Untuk  mengurangi ketidakpastian,  pembeli  akan  mencari  bukti  kualitas  dengan  mengambil kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, materi komunikasi, simbol, dan harga. Karena itu, kiprah penyedia jasa yaitu “mengelola bukti,” untuk “mewujudkan hal yang  tak  berwujud”.  Perusahaan  jasa  dapat  berusaha  mendemonstrasikan kualitas  jasa  mereka  melalui  bukti  fisik  dan  presentasi.  Sebuah  hotel  akan mengembangkan  penampilan  dan  gaya  menghadapi  pelanggan  yang  menyadari proporsi nilai pelanggan yang ditujukan hotel itu, baik kebersihan, kecepatan, atau beberapa  manfaat  lainnya.  Misalkan  sebuah  bank  ingin  memposisikan  dirinya sebagai  bank yang “cepat”. Bank tersebut sanggup mewujudkan strategi  positioning ini melalui sejumlah sarana pemasaran:
1.      Tempat. Eksterior dan interior bangunan harus rapi. Tata letak meja dan arus kemudian lintas harus direncanakan secara seksama. Antrian dihentikan terlalu panjang.
2.      Orang. Personal harus sibuk, tetapi harus ada jumlah karyawan yang cukup untuk mengelola beban kerja.\
3.      Peralatan. Komputer, mesin fotokopi, dan meja harus tampak “canggih”.
4.      Bahan  komunikasi.  Bahan  cetak—teks  dan  foto—harus memperlihatkan efisiensi dan kecepatan.
5.      Simbol. Nama dan simbol sanggup memperlihatkan pelayanan yang cepat.
6.      Harga.  Bank  dapat  beriklan  bahwa  mereka  akan  mengatakan $5  di  rekening  semua  pelanggan  yang  mengantri  lebih  dari lima menit.
Jasa tidak sanggup disimpan, jadi sanggup musnahnya jasa bisa menjadi persoalan ketika  permintaan  berfluktuasi.  Misalnya,  perusahaan  transportasi  publik  harus memiliki  peralatan  yang  lebih  banyak  karena  permintaan  pada  jam  sibuk  dan bukan untuk undangan yang merata sepanjang hari. Beberapa dokter mendenda pasien alasannya tidak tiba pada waktu pernjanjian akhir nilai jasa (ketersediaan dokter) hanya ada pada dikala perjanjian.
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (2008),  kualitas  adalah  tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf, mutu. Definisi kualitas, berdasarkan American Society for Quality Control (Kotler, 2008;129) yaitu keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang besar lengan berkuasa pada kemampuannya untuk memuaskan  kebutuhan  yang  dinyatakan  atau  yang  tersirat.  Sedangkan  definisi secara  umum  dari  kualitas  jasa  pelayanan  adalah  perbandingan antara harapan  konsumen dengan kinerja kualitas pelayanan.  Pandangan lain dari  kualitas  jasa  pelayanan  ini,  yaitu  lebih  menekankan  pada  kata  pelanggan, pelayanan, kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik yang konsisten untuk sanggup mempertemukan keinginan konsumen (standar pelayanan eksternal dan biaya) dan  sistem  kinerja  cara  pelayanan  (standar  pelayanan  internal,  biaya  dan keuntungan).
Pelayanan merupakan faktor yang amat penting khususnya bagi perusahaan yang  bergerak  dibidang  jasa.  Dimana  hal  ini  fisik  produk  biasanya  ditunjang dengan  berbagai  macam  inisial  produk.  Adapun  inti  produk  yang  dimaksud biasanya merupakan jasa tertentu. Oleh alasannya itu pentingnya mengetahui secara teoritis  tentang  batasan,  pengertian  dan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  dari pada pelayanan itu sendiri.
Pelayanan  pelanggan  ini  sangat  penting  artinya  bagi  kehidupan  suatu perusahaan,  karena  tanpa  pelanggan,  maka  tidak  akan  terjadi  transaksi  jual  beli diantara keduanya. Untuk itu kegiatan pelayanan perusahaan haruslah berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan dalam praktek tidak cukup hanya dengan terpenuhinya kepuasan pribadi untuk melayani konsumen yang bersangkutan tetapi juga harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Pelanggan yaitu orang paling penting
2.      Pelanggan  adalah  objek  yang  dapat  memberikan  keuntungan  bagi perusahaan
3.      Pelanggan  bukanlah  lawan  bicara  yang  perlu  diajak  berdebat,  bila terpaksa, maka pihak yang menang haruslah pihak pelanggan
4.      Pelanggan yaitu raja, sekali ia kalah dalam berargumentasi maka ia akan pindah ke produk lain
5.      Pelanggan  adalah  manusia  biasa  yang  memiliki  perasaan  senang, benci,  bosan,  dan  adakalanya  mempunyai  prasangka  yang  tidak beralasan
6.      Pelanggan  dalam  usaha  mendapatkan  pelayanan  selalu  ingin didahulukan, diperhatikan, dan ingin diistimewakan serta tidak ingin diremehkan begitu saja
Seorang  pelanggan,  jika  merasa  puas  dengan  nilai  yang  diberikan  oleh  produk atau  jasa,  sangat  besar  kemungkinannya  menjadi  pelanggan  dalam  waktu  yan g lama.
Kepuasan konsumen adalah  perasaan  senang  atau  kecewa  seseorang  yang  muncul  sehabis membandingkan  kinerja  (hasil)  produk  yang  dipikirkan  terhadap  kinerja  yang diharapkan.  Memuaskan  kebutuhan  konsumen  adalah  keinginan  setiap perusahaan.  Selain  faktor  penting  bagi  kelangsungan  hidup  perusahaan, memuaskan  kebutuhan  konsumen  dapat  meningkatkan  keunggulan  dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk  membeli  kembali  produk  dan  menggunakan  kembali  jasa  pada  dikala kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melaksanakan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan.
Menurut Kotler (2009:332) merek  merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau  rancangan,  atau  kombinasi  dari  semuanya,  yang  dimaksudkan  untuk mengidentifikasikan  barang  atau  jasa  atau  kelompok  penjual  dan  untuk mendiferensiasikannya  (membedakan)  dari  barang  atau  jasa  pesaing.  Dengan demikian, sebuah merek yaitu produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara  tertentu  mendiferensiasikannya  dari  produk  atau  jasa  lain  yang  dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Peranan merek mengidentifikasi  sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen baik individu atau organisasi untuk memutuskan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu..
Terdapat  beberapa  perbedaan  antara  produk  dengan  merek.  Produk  merupakan sesuatu  yang  dihasilkan  oleh  pabrik  dan  mudah  ditiru  oleh  para  pesaing.
Sedangkan  merek  merupakan  sesuatu  yang  dibeli  oleh  kosumen,  memiliki  nilai dan identitas atau ciri tertentu yang dilindungi secara aturan sehingga tidak sanggup ditiru  oleh  pesaing.  Merek  mempengaruhi  persepsi  konsumen  terhadap  produk yang  akan  dibeli  maka  persaingan  antar  perusahaan  adalah  persaingan  persepsi bukan produk (Tjiptono 2011;34).
Dilihat  dari  kutipan  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  brand  yaitu identitas  atau  nama  terhadap  sebuah  produk,  hal  tersebut  guna  membedakan dengan produk lain. Perbedaan dalam sebuah produk sanggup dilihat dari nama.
Tantangan  pemasar  dalam  membangun  merek  yang  kuat  yaitu sebagaimana menjamin bahwa konsumen  mempunyai pengalaman yang tepat terhadap produk,  pelayanan dan marketing program  yang menyertainya, sehingga pikiran (thoughts), perasaan (feeling), citra  (image), keyakinan, persepsi, opini serta hal lain yang diinginkan sanggup terkaitkan (linked)  dengan merek.
Menurut  Aaker  dalam  Nagar  (2009),  loyalitas  merek  menunjukkan  pola pembelian  yang  konsisten  terhadap  merek  tertentu  sepanjang  waktu  dan  juga sikap menyenangkan terhadap sebuah merek.  Loyalitas merek berkembang ketika merek  sesuai  dengan  personalitas  atau  image  diri  konsumen  atau  ketika  merek menawarkan  kepuasan  dan  keuntungan  unik  yang  dicari  konsumen.  Maka sanggup disimpulkan bahwa  loyalitas  merek  adalah  suatu  tindakan  yang  dilakukan  oleh  konsumen untuk  membeli  merek  tertentu  secara  berulang  sebagai  akibat  kepuasan  yang didapat sehabis pembelian pertama.
Kesetiaan merek terbentuk melalui proses pembelajaran, yaitu suatu proses dimana  konsumen  melalui  pengalamannya  berusaha  mencari  merek  yang  paling sesuai  untuknya,  dalam  arti  produk  dari  merek  tersebut  dapat  mengatakan kepuasan  yang  sesuai  dengan  harapan  dan  kebutuhannya.  Konsumen  akan  terus menerus  mencoba  berbagai  macam  merek  sebelum  menemukan  merek  yang benar-benar  cocok.  Kepuasan  konsumen  akan  tetap  merupakan  bagian  yang sangat penting dalam  kesetiaan merek. Kesetiaan merek biasanya menjadikan repeat buying  dan  recommended buying. Jika konsumen puas akan  performance suatu merek maka akan  membeli terus merek tersebut, menggunakannya bahkan memberitahukan  pada  orang  lain  akan  kelebihan  merek  tersebut  berdasarkan pengalaman konsumen dalam  menggunakan merek tersebut. Jika konsumen puas akan suatu  merek  tertentu  dan  sering  membeli  produk  tersebut  maka  dapat  dikatakan tingkat  kesetiaan  merek  itu  tinggi,  sebaliknya  jika  konsumen  tidak  terlalu  puas akan  suatu  merek  tertentu  dan  cenderung  untuk  membeli  produk  dengan  merek yang  berbeda-beda  maka  tingkat  kesetiaan  merek  rendah.  Kepuasan  konsumen perlu  dipelihara  dan  ditingkatkan  agar  dapat  menciptakan  dan  mempertahankan kesetiaan  terhadap  merek.  Bila  konsumen  memperoleh  kepuasan  dari pembeliannya  akan  suatu  produk  maka  hal  tersebut  akan  menciptakan  sikap positif terhadap merek tersebut sehingga konsumen akan melaksanakan pembelian..

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  yang  dijelaskan  sebelumnya,  maka  sanggup diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana seni administrasi pengelolaan Sumber Daya Manusia pada karyawan CGV Blitz?
2.      Berapa  besar  pengaruh  kepuasan  konsumen  terhadap  loyalitas  merek pada CGV Blitz?

3.      Tujuan Makalah
Makalah ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat sebagai berikut:
1.      Perusahaan
Membantu  bagi  para  pengusaha  dalam  menjalankan  strategi  bisnis. Beberapa  bentuk  yang  dapat  membantu  pengusahan  atau  pemasar dalam  memenuhi  kebutuhan  dan  keinginan  pelanggan  sehingga berdampak  loyal  pada konsep dari perusahaan blitz CGV.
2.      Akademisi
Membantu  para  akademisi  untuk  mengembangkan  strategi  pemasaran melalui penciptaan merek yang kuat didasari dengan memahami konsep dari perusahaan blitz sehingga  dapat  digunakan  untuk kemajuan bidang ilmu pengetahuan.


BAB II PEMBAHASAN


1.      Sejarah Perusahaan
1.2  Riwayat Singkat Perusahaan
PT Graha Layar Prima Tbk didirikan pada tahun 2004 berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 2004, yang dibentuk di hadapan Merryana Suryana, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengakuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. C-10893 HT.01.01.TH.2004 tanggal 4 Mei 2004. Perseroan memulai kegiatan usahanya dengan pembukaan bioskop yang dahulu berjulukan Blitzmegaplex Paris Van Java, Bandung pada 16 Oktober 2006. Hingga dikala ini Perseroan telah membuatkan 19 bioskop di Indonesia.
Selain itu, pada tahun 2012 Perseroan juga mengadakan kerjasama dengan beberapa pemilik mal dan membuka Blitztheater. Perseroan senantiasa melaksanakan aneka macam penemuan demi meningkatkan daya saing dan positioningperusahaan. Inovasi dan terobosan terbaru Perseroan yaitu dengan melakukan  rebranding  yang mengubah merk Perseroan dari Blitzmegaplex menjadi CGV*blitz pada 6 Agustus 2015. Sebagai rangkaian kegiatan rebranding  ini, Perseroan juga melakukan  Grand Opening CGV*blitz di Grand Indonesia Shopping Town dengan memperlihatkan aneka macam penemuan terkini menyerupai renovasi total pada bioskop dan menghadirkan konsep menonton terbaru melalui pembukaan auditorium Sphere - X yang mempunyai tiga keunggulan 3S: Screen, Sound and Seat.
CGV*blitz pertama kali berdiri di kota Bandung, yang kemudian berkembang ke Jakarta dan mempunyai beberapa lokasi yaitu:
1.      PARIS VAN JAVA BANDUNG
2.      GI JAKARTA
3.      PACIFIC PLACE JAKARTA
4.      MALL OF INDONESIA JAKARTA
5.      TERAS KOTA MALL SEPRONG
6.      CENTRAL PARK JAKARTA
7.      BEKASI CYBER PARK
8.      PLAZA BALIK PAPAN
9.      KEPRI MALL BATAM
10.  GRAND GALAXY PARK
11.  HARBOUR BAY BATAM
12.  MIKO MALL BANDUNG
13.  SAHID JWALK YOGYAKARTA
14.  BANDUNG ELECTRONIC CENTER
15.  GRAND DADAP CITY
16.  GRAGE CITY MALL
17.  HARTONO MALL
18.  MARVELL CITY
19.  FESTIVE WALK

1.3  Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan   : PT Graha Layar Prima, Tbk.
Tanggal Pendirian   : 3 Februari 2004
Pencatatan Saham  : 10 April 2014
Bidang Usaha         : Di sektor perfilman, perekaman video, penyediaan makan dan minuman serta jasa rekreasi dan hiburan.
Akta Pendirian        : Akta No. 1 tanggal 3 Februari 2004, yang dibentuk di hadapan Merryana Suryana, S.H., Notaris di Jakarta. Pengesahan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. C-10893 HT.01.01.TH.2004 tanggal 4 Mei 2004
Kode Saham          : BLTZ
Modal Dasar          : Rp1,352,192,686,000
Jumlah Saham         : 337.657.532
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Rp591,952,504,000
Situs                       : Website www.cgvblitz.com
Alamat       : PT Graha Layar Prima Tbk, Menara Karya Lt. 25, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. I – 2 Jakarta 12950
Phone          : +6221 – 2554 2500
Fax             : +6221 – 2554 2501
Email           : corpsec@blitzmegaplex.com
1.4  Visi
“Evolving Beyond Movies, No. 1 Cultureplex in Indonesia”
1.5  Misi
“To create a lasting and memorable experience At the First, the Only and the Best place”

2.      Nilai Dasar Perusahaan
1.       Integritas
Kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang berlaku serta intoleransi terhadap inefisiensi dan korupsi yang kami maksud dengan Integritas adalah:
-         Intoleransi         terhadap           inefisiensi;
-         Pelaporan         yang    transparan       dan      Tidak  ada penyembunyian;
-         Bertindak         jujur:    Tidak  ada      tindakan          ilegal, penipuan, penggelapan dan korupsi.
2.      Passion
Striving for No. 1 through challenges with tenacity yang kami maksud dengan Passion adalah:
-         Menetapkan     aspirasi            untuk   menjadi           No      1 dengan tekad mutlak;
-         Mengejar          pencapaian      tertinggi           dan kesempurnaan dengan melihat segala sesuatu melalui akhir.
3.      Creativity
Ide-ide kreatif yang mengarah pada perubahan dan
Inovasi Dengan Kreativitas, kami maksud:
-         Bekerja            dengan sikap    “Change           Everything”;
-         Pangkas           30%    dari     pekerjaan        Anda   dan      terus mencari cara gres dalam melaksanakan sesuatu.
3.      Profil Dewan
3.1  Dewan Komisaris
1.      Bratanata Perdana
Warga Negara Indonesia, usia 47 tahun. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan semenjak Juni 2014 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 79 dibentuk dihadapan Leolin Jayanti, SH pada tanggal 30 Juni 2014. Sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan semenjak tahun 2013. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Partnerdi Quvat Management Singapura semenjak tahun 2006.
2.      Rosihan Arsyad
Warga Negara Indonesia, usia 66 tahun. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 49 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 27 Juni 2013. Saat ini, Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Shanghiang Delapan Satu semenjak tahun 2014.
3.2  Dewan Direksi
1.      Bernard Kent Sondakh
Warga Negara Indonesia, usia 67 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 22 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 18 Februari 2013. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Komisaris di PT CJ Indonesia semenjak tahun 2008
2.      Lim, Jong Kil
Warga Negara Korea Selatan, dikala ini berusia 49 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 22 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 18 Februari 2013.
3.      Yong Sook Kwon
Warga Negara Korea Selatan, dikala ini berusia 41 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan semenjak tahun 2014 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 66 dibentuk dihadapan Aryanti Artisari, SH., MKn. pada tanggal 19 September 2014. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Associatedi Jipyong, Corporate Team, Seoul, Korea semenjak tahun 2006.
4.      Johan Yudha Santosa
Warga Negara Indonesia, dikala ini berusia 51 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan semenjak tahun 2012 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 47 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 19 Desember 2012. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Komisaris di PT Cardig Air semenjak 2009, Presiden Direktur di PT Trihatma Karya Persada semenjak 2008, Presiden Komisaris di PT Premier Qualitas Indonesia semenjak 2013, dan Komisaris PT Deyon Resources semenjak October 2015.
5.      Ferdiana Yulia Sunardi
Warga Negara Indonesia, dikala ini berusia 40 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 49 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 27 Juni 2013.
4.      Anak Perusahaan
Per 31 Desember 2015, Perseroan mempunyai 1 (satu) anak Perusahaan yakni PT GRAHA LAYAR MITRA (“GLM”) dengan persentase kepemilikan sebesar 99,82%. GLM mulai beroperasi semenjak tahun 2012 dan hingga dikala ini berstatus aktif. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar GLM, maksud dan tujuan GLM yaitu bergerak di bidang jasa konsultasi, studi teknologi dan sistem komunikasi, arsitektur dan konstruksi, periklanan, supervisi teknis, pemberian derma nasihat, pemberian bimbingan dan operasional perjuangan dan permasalahan organisasi dan administrasi dalam bidang bioskop maupun lainnya, bimbingan perencanaan seni administrasi dan organisasi, tujuan dan kebijakan pemasaran, kebijakan sumber daya manusia, kegiatan penerimaan royalti atau balas jasa lisensi untuk penggunaan hak menyerupai merek, perjanjian waralaba dan aset tak berwujud non-finansial lainnya.Saat ini, GLM menjalankan kegiatan perjuangan jasa konsultasi administrasi serta derma teknis dalam pengoperasian bioskop oleh pemilik mal dimana bioskop tersebut terletak
5.      Sumber Daya Manusia (Recruitment)
Perseroan memandang sumber daya insan (SDM) merupakan aset utama Perseroan. Sebab itulah Perseroan mengatakan perhatian besar pada kualitas tiap individu. Secara umum seni administrasi pengelolaan sumber daya insan yang dilakukan Perseroan di sepanjang tahun 2015 terfokus pada hal-hal sebagai berikut:
-         Menerapkan     sistem   rekrutmen         berbasis            kompetensi biar Perseroan senantiasa menempatkan sumber daya insan yang berkualitas;
-         Menerapkan     sistem   penilaian           kinerja  berbasis            Key Performance Indicator yang diatur per divisi, dan dikembangkan menjadi KPI per individual yang bertujuan untuk mengkomunikasikan seni administrasi perusahaan hingga ke seluruh lini dan pencapaian target-target Perseroan;
-         Mengutamakan program          pengembangan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas karyawan Perseroan.
-         Melaksanakan  kegiatan            karyawan         yang     bertujuan untuk semakin meningkatkan kreativitas dan relasi kerjasama erat antar karyawan dengan mengimplementasikan norma-norma perusahaan yang berlaku
6.      Prospek Usaha
Berdasarkan data terakhir hanya terdapat 38 kota dari 80 kota besar di Indonesia yang mempunyai bioskop. Data ini sudah mencerminkan tiga pemain terbesar di industri bioskop Indonesia, termasuk CGV*blitz. Kurangnya jumlah bioskop di Indonesia dan diiringi oleh pertumbuhan populasi MAC mencerminkan besarnya potensi Industri bioskop Indonesia untuk bertumbuh.
Melihat industri bioskop di negara-negara lain, terutama di negara-negara Asia Tenggara, penetrasi industri bioskop Indonesia masih tertinggal jauh. Secara khusus, negara yang paling erat untuk dibandingkan dengan Indonesia, Malaysia, memperlihatkan 25,7 layar untuk setiap juta penduduk, dibandingkan dengan 2,9 layar di Indonesia padahal wilayah, budaya, bahasa dan faktor-faktor lain di Indonesia serupa dengan Malaysia. Rendahnya jumlah layar yang tersedia di Indonesia mendukung prediksi bahwa industri bioskop di Indonesia masih mempunyai banyak kesempatan yang bisa digarap.
Saat ini, Perseroan melihat bahwa hanya ada dua pesaing Perseroan di industri bioskop Indonesia. Kondisi persaingan ketat di industri dikala ini mengatakan peluang strategis bagi Perseroan untuk lebih memperkuat posisi kehadirannya di industri perfilman indonesia.
Saat ini, Perseroan tidak hanya menayangkan filmfilm Hollywood, tetapi juga aneka macam jenis film dari aneka macam distributor film. Hal ini sanggup dilakukan oleh Perseroan dikarenakan relasi yang baik dan kuat antara Perseroan dan distributor film. Sehingga, selama bertahun-tahun Perseroan telah membuatkan relasi yang kuat dan saling menguntungkan dengan distributor film terutama untuk film lokal, independen dan non-hollywood.
7.      Aspek Pemasaran
Sebagai Perusahaan yang bergerak dalam industri pertunjukan film (bioskop), kepuasan pelanggan merupakan kunci utama untuk senantiasa meningkatkan jumlah penonton yang pada akibatnya bisa meningkatkan kinerja dan pencapaian Perseroan. Untuk itu kualitas pelayanan kepada pelanggan merupakan salah satu seni administrasi utama yang senantiasa ditingkatkan Perseroan. Seiring dengan terus meningkatkan persaingan
dalam bisnis bioskop, Perseroan tetap optimis bisa mempertahankan dan meningkatkan reputasi dengan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan.
            Perseroan melaksanakan kegiatan pemasaran melalui 4 (empat) aktifitas utama:
1.      KERJASAMA  DENGAN  PARTNER  STRATEGIS  UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN DAN PENDAPATAN
-         Saat ini Perseroan berhubungan dengan bank-bank terkemuka di Indonesia untuk kegiatan promosi dan pemasangan iklan.
2.      BEKERJASAMA  DENGAN  BEBERAPA  SALURAN PEMASARAN  UNTUK  MENINGKATKAN  AWARENESS AKAN MEREK PERSEROAN
3.      AKUISISI SERTA PENINGKATAN KESETIAAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN PROMOSI
-         Perseroan senantiasa menggunakan kegiatan promosi untuk menarik dan mempertahankan pelanggan baru. Beberapa teladan kegiatan promosi ini meliputi: (1) CGV*blitz Card, suatu jenis keanggotaan pelanggan yang memperlihatkan keuntungan khusus bagi para anggotanya menyerupai pembelian tiket secara online, poin loyalty dan rewards; dan (2) acara loyalty dengan providertelepon seluler yang memperlihatkan tiket gratis setiap ahad untuk pengguna tertentu.
4.      STRATEGI MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
-         Perseroan secara terus menerus menjaga relasi dengan pelanggannya melalui aneka macam jalur, termasuk call center, websitedan media sosial. Perseroan juga senantiasa berusaha meningkatkan pengalaman bagi pelanggan dengan mengumpulkan dan menganalisa data kepuasan pelanggan. Sebagai contoh, programprogram promosi merupakan hasil analisa data kepuasan pelanggan tersebut.
8.      Tata Kelola Perusahaan
Sebagai perusahaan publik yang beroperasi di wilayah aturan Indonesia, Perseroan berkomitmen untuk patuh pada segala peraturan yang berlaku, termasuk ketentuan di pasar modal dalam negeri. Oleh karenanya, komitmen untuk mengatakan transparansi informasi dan saluran yang seluasnya bagi pemegang saham maupun pemangku kepentingan terhadap
informasi mengenai perusahaan, menjadi faktor penting dalam menjalankan perusahaan.
            Penerapan lima prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/“GCG”) dalam kelangsungan bisnis Perseroan merupakan hal yang fundamental. Untuk itu, penerapan GCG
secara konsisten merupakan faktor penting dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya risiko dan tantangan yang mungkin
dihadapi Perseroan seiring dengan pertumbuhan Perseroan yang pesat meski adanya peningkatan persaingan dengan kompetitor. Adapun kelima prinsip GCG tersebut adalah:
1.      Keterbukaan
Prinsip yang dipertahankan dalam rangka menyediakan saluran yang sama terhadap informasi mengenai perusahaan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.
2.      Akuntabilitas
Prinsip ini memastikan seluruh kegiatan operasional dan bisnis dilakukan secara profesional dan sesuai peraturan yang berlaku sehingga sanggup menumbuhkan kepercayaan dari publik luas, pemegang saham maupun pemangku kepentingan. Pengawasan terhadap pelaksanaannya dilakukan oleh Komite Audit yang merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Komisaris
3.      Tanggung jawab
Prinsip tanggung jawab salah satunya diwujudkan dalam pengambilan keputusan Perseroan setiap administrasi bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang ditetapkan.
4.      Independensi
Prinsip ini diterapkan untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil bersifat independen dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5.      Kesetaraan
Ini merupakan prinsip yang diterapkan dalam memperlakukan setiap karyawan, pemasok maupun pemangku kepentingan.
9.      Pedoman Perilaku
Perseroan mempunyai Peraturan Perusahaan yang berisi pedoman sikap yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan. Melalui penerapan pedoman sikap ini, diperlukan semua karyawan sanggup menjaga dapat dipercaya dan tingkat kepercayaan publik terhadap Perseroan yang sejauh ini telah dikenal mempunyai reputasi baik dan terpercaya.
Agar sanggup berlaku efektif, Perseroan terus mensosialisasikan pedoman sikap kepada seluruh karyawan di seluruh potongan atau departemen, termasuk kepada anak perusahaan Perseroan. Sosialisasi menyeluruh ini diperlukan mendorong karyawan untuk memperlihatkan sikap umum yang akan menjadi landasan bagi segenap acara Perseroan dalam menjalankan usahanya, antara lain:
a.       Integritas dalam berusaha yang merupakan bentuk kepatuhan pada peraturan yang berlaku.
b.      Tidak membuat pernyataan palsu dan klaim palsu terutama terkait pemasaran dan perundingan termasuk akun untuk biaya dan pengeluaran, kajian atas proyek tertentu dan penulisan laporan.
c.       Menghindari terjadinya benturan kepentingan, moonlighting, insider trading, menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, melaksanakan pekerjaan lain di luar perusahaan yang berpotensi mengganggu produktivitas, dan mengatakan informasi yang menguntungkan orang lain.
d.      Tidak memberi/menerima hadiah.
e.       Tidak mendapatkan atau melaksanakan suap dalam bentuk apapun.
f.        Tidak melaksanakan penyelewengan menyerupai menipu, menggelapkan, memalsukan, penyalahgunaan aset, pengalihan kas, dan lain-lain.
10.   Fasilitas
1.      Blitzcafe
blitzcafe yaitu akomodasi restoran di CGV blitz.
2.      blitz Icon
blitzicon merupakan akomodasi photobooth yang terdapat di CGV blitz Grand Indonesia.
3.      Fasilitas lainnya
-         Coffee corner
-         Smoking lounge
-         Box office & Consession
-         Waiting Room (Party Room dan Seating Lounge)
-         Self Ticketing



BAB III PENUTUP


1.      Kesimpulan
Berdasarkan dari makalah yang saya buat di atas, sanggup di taik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kualitas jasa perusahaan Blitz CGV ini menerapkan sistem recruitment yang berbasis kompetensi biar mendapatkan sumber daya yang berkualitas, dan juga untuk meningkatkan penjualan jasa, perusahaan Blitz CGV ini melaksanakan aspek pemasaran melalui kegiatan pemasaran berhubungan dengan beberapa partner strategis serta menggunakan kegiatan promosi untuk menarik pelanggan gres dan juga mempertahankan pelanggan usang dengan program-program yang menguntungkan bagi pelanggan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan melalui kegiatan promosi tersebut. Serta untuk membuat lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, perusahaan tersebut mengelola prinsip untuk dipatuhi oleh seluruh karyawan, dan penerapan prinsip tersebut bertujuan biar sanggup menjadi landasan yang kuat untuk membuat pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan serta menjadikannya sebuah organisasi yang transparan dan kredibel.

2.      Saran
Dengan  penuh kesadaran dari saya selaku penyusun makalah ini, kami sangat mengaharapkan dan juga membutuhkan saran teman-teman peserta diskusi dan juga khususnya dari dosen pengampu yang kami hormati guna untuk lebih mendalami apa yang belum tersampaikan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA


Lupiyoadi, R. (Jakarta). Manajemen Pemasaran Jasa. 2013: Salemba Empat.
Tjiptono, F. (2006). Manajemen Jasa. Andi.
http://www.blitzmegaplex.com/en/about_blitz.php
https://id.wikipedia.org/wiki/CJ_CGV#Fasilitas

https://www.cgv.id/uploads/profile/Annual%20Report%202015.pd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel