Contoh Makalah Manajemen Pemasaran Jasa pada CGV Blitz
9 Januari 2018
KAli ini makalahmanajemen.com akan berbagi sebuah makalah dengan tema manajemen pemasaran jasa. Makalah ini berjudul Manajemen Pemasaran Jasa pada CGV Blitz. Makalah ini membahas tentang seni administrasi pengelolaan Sumber Daya Manusia pada karyawan CGV Blitz dan pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek pada CGV Blitz.
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam masa modernisasi menyerupai kini ini, globalisasi yaitu hal yang tak sanggup terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan, terutama bagi kehidupan perusahaan yang selalu ingin berkembang. Wujud kasatmata dari modernisasi dan globalisasi tersebut yaitu dengan diterapkannya pasar bebas dan masuknya perusahaan absurd sebagai investor sebuah perusaahaan.
Tak sanggup dipungkiri, masuknya investor absurd tersebut tentu membawa budaya kerja dan bisnis yang berbeda dengan apa yang ada di perusahaan lokal selama ini. Hal ini bisa mengatakan dampak positif bagi perusahaan alasannya akan tercapainya standarisasi yang berdampak pada efektivitas dan efisiensi kerja yang lebih baik. Tetapi hal yang baik bisa saja mendapat penerimaan yang kurang baik apabila tidak didukung oleh cara penyampaian yang baik.
Bauran jasa dibedakan menjadi lima kategori penawaran jasa:
1. Barang berwujud murni (pure tangible goods). Penawaran terutama terdiri dari barang berwujud menyerupai sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang menyertai produk,
2. Barang berwujud yang disertai jasa (tangible goods with accompanying services). Penawaran terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa. Umumnya, semakin canggih sebuah produk, semakin besar kebutuhan untuk jasa pendukung berkualitas tinggi yang lebih luas. Jasa sering menjadi elemen penting dalam industri mobil, komputer, dan telepon seluler.
3. Hibrida (hybrid). Penawaran terdiri dari bagian barang dan jasa yang sama proporsinya. Misalnya, orang sering mengunjungi restoran baik karena makanan maupun penyajiannya,
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with accompanying minor goods and services). Penawaran terdiri atas jasa utama beserta tambahan jasa atau barang pendukung. Misalnya, meskipun perjalanan meliputi beberapa barang berwujud seperti makanan ringan dan minuman, yang dibeli penumpang pesawat terbang yaitu transportasi. Jasa ini memerlukan barang bermodal besar—pesawat terbang—agar terwujud, tetapi item utamanya yaitu jasa.
5. Jasa murni (pure service). Penawaran murni terdiri dari jasa. Contoh meliputi pengasuh bayi, psikoterapi, dan pijat.
Jasa mempunyai empat karaktertistik berbeda yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran: tak berwujud (intangibility), tak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variability), dan dapat musnah (perishability).
Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli. Seseorang yang mengalami bedah kosmetik tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli, dan pasien di kantor psikiater tidak dapat mengetahui hasil pasti perawatannya. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari bukti kualitas dengan mengambil kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, materi komunikasi, simbol, dan harga. Karena itu, kiprah penyedia jasa yaitu “mengelola bukti,” untuk “mewujudkan hal yang tak berwujud”. Perusahaan jasa dapat berusaha mendemonstrasikan kualitas jasa mereka melalui bukti fisik dan presentasi. Sebuah hotel akan mengembangkan penampilan dan gaya menghadapi pelanggan yang menyadari proporsi nilai pelanggan yang ditujukan hotel itu, baik kebersihan, kecepatan, atau beberapa manfaat lainnya. Misalkan sebuah bank ingin memposisikan dirinya sebagai bank yang “cepat”. Bank tersebut sanggup mewujudkan strategi positioning ini melalui sejumlah sarana pemasaran:
1. Tempat. Eksterior dan interior bangunan harus rapi. Tata letak meja dan arus kemudian lintas harus direncanakan secara seksama. Antrian dihentikan terlalu panjang.
2. Orang. Personal harus sibuk, tetapi harus ada jumlah karyawan yang cukup untuk mengelola beban kerja.\
3. Peralatan. Komputer, mesin fotokopi, dan meja harus tampak “canggih”.
4. Bahan komunikasi. Bahan cetak—teks dan foto—harus memperlihatkan efisiensi dan kecepatan.
5. Simbol. Nama dan simbol sanggup memperlihatkan pelayanan yang cepat.
6. Harga. Bank dapat beriklan bahwa mereka akan mengatakan $5 di rekening semua pelanggan yang mengantri lebih dari lima menit.
Jasa tidak sanggup disimpan, jadi sanggup musnahnya jasa bisa menjadi persoalan ketika permintaan berfluktuasi. Misalnya, perusahaan transportasi publik harus memiliki peralatan yang lebih banyak karena permintaan pada jam sibuk dan bukan untuk undangan yang merata sepanjang hari. Beberapa dokter mendenda pasien alasannya tidak tiba pada waktu pernjanjian akhir nilai jasa (ketersediaan dokter) hanya ada pada dikala perjanjian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf, mutu. Definisi kualitas, berdasarkan American Society for Quality Control (Kotler, 2008;129) yaitu keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang besar lengan berkuasa pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Sedangkan definisi secara umum dari kualitas jasa pelayanan adalah perbandingan antara harapan konsumen dengan kinerja kualitas pelayanan. Pandangan lain dari kualitas jasa pelayanan ini, yaitu lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan, kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik yang konsisten untuk sanggup mempertemukan keinginan konsumen (standar pelayanan eksternal dan biaya) dan sistem kinerja cara pelayanan (standar pelayanan internal, biaya dan keuntungan).
Pelayanan merupakan faktor yang amat penting khususnya bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Dimana hal ini fisik produk biasanya ditunjang dengan berbagai macam inisial produk. Adapun inti produk yang dimaksud biasanya merupakan jasa tertentu. Oleh alasannya itu pentingnya mengetahui secara teoritis tentang batasan, pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari pada pelayanan itu sendiri.
Pelayanan pelanggan ini sangat penting artinya bagi kehidupan suatu perusahaan, karena tanpa pelanggan, maka tidak akan terjadi transaksi jual beli diantara keduanya. Untuk itu kegiatan pelayanan perusahaan haruslah berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan dalam praktek tidak cukup hanya dengan terpenuhinya kepuasan pribadi untuk melayani konsumen yang bersangkutan tetapi juga harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pelanggan yaitu orang paling penting
2. Pelanggan adalah objek yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan
3. Pelanggan bukanlah lawan bicara yang perlu diajak berdebat, bila terpaksa, maka pihak yang menang haruslah pihak pelanggan
4. Pelanggan yaitu raja, sekali ia kalah dalam berargumentasi maka ia akan pindah ke produk lain
5. Pelanggan adalah manusia biasa yang memiliki perasaan senang, benci, bosan, dan adakalanya mempunyai prasangka yang tidak beralasan
6. Pelanggan dalam usaha mendapatkan pelayanan selalu ingin didahulukan, diperhatikan, dan ingin diistimewakan serta tidak ingin diremehkan begitu saja
Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yan g lama.
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul sehabis membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada dikala kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melaksanakan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan.
Menurut Kotler (2009:332) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek yaitu produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Peranan merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen baik individu atau organisasi untuk memutuskan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu..
Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik dan mudah ditiru oleh para pesaing.
Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh kosumen, memiliki nilai dan identitas atau ciri tertentu yang dilindungi secara aturan sehingga tidak sanggup ditiru oleh pesaing. Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang akan dibeli maka persaingan antar perusahaan adalah persaingan persepsi bukan produk (Tjiptono 2011;34).
Dilihat dari kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa brand yaitu identitas atau nama terhadap sebuah produk, hal tersebut guna membedakan dengan produk lain. Perbedaan dalam sebuah produk sanggup dilihat dari nama.
Tantangan pemasar dalam membangun merek yang kuat yaitu sebagaimana menjamin bahwa konsumen mempunyai pengalaman yang tepat terhadap produk, pelayanan dan marketing program yang menyertainya, sehingga pikiran (thoughts), perasaan (feeling), citra (image), keyakinan, persepsi, opini serta hal lain yang diinginkan sanggup terkaitkan (linked) dengan merek.
Menurut Aaker dalam Nagar (2009), loyalitas merek menunjukkan pola pembelian yang konsisten terhadap merek tertentu sepanjang waktu dan juga sikap menyenangkan terhadap sebuah merek. Loyalitas merek berkembang ketika merek sesuai dengan personalitas atau image diri konsumen atau ketika merek menawarkan kepuasan dan keuntungan unik yang dicari konsumen. Maka sanggup disimpulkan bahwa loyalitas merek adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli merek tertentu secara berulang sebagai akibat kepuasan yang didapat sehabis pembelian pertama.
Kesetiaan merek terbentuk melalui proses pembelajaran, yaitu suatu proses dimana konsumen melalui pengalamannya berusaha mencari merek yang paling sesuai untuknya, dalam arti produk dari merek tersebut dapat mengatakan kepuasan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Konsumen akan terus menerus mencoba berbagai macam merek sebelum menemukan merek yang benar-benar cocok. Kepuasan konsumen akan tetap merupakan bagian yang sangat penting dalam kesetiaan merek. Kesetiaan merek biasanya menjadikan repeat buying dan recommended buying. Jika konsumen puas akan performance suatu merek maka akan membeli terus merek tersebut, menggunakannya bahkan memberitahukan pada orang lain akan kelebihan merek tersebut berdasarkan pengalaman konsumen dalam menggunakan merek tersebut. Jika konsumen puas akan suatu merek tertentu dan sering membeli produk tersebut maka dapat dikatakan tingkat kesetiaan merek itu tinggi, sebaliknya jika konsumen tidak terlalu puas akan suatu merek tertentu dan cenderung untuk membeli produk dengan merek yang berbeda-beda maka tingkat kesetiaan merek rendah. Kepuasan konsumen perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menciptakan dan mempertahankan kesetiaan terhadap merek. Bila konsumen memperoleh kepuasan dari pembeliannya akan suatu produk maka hal tersebut akan menciptakan sikap positif terhadap merek tersebut sehingga konsumen akan melaksanakan pembelian..
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka sanggup diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana seni administrasi pengelolaan Sumber Daya Manusia pada karyawan CGV Blitz?
2. Berapa besar pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek pada CGV Blitz?
3. Tujuan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Perusahaan
Membantu bagi para pengusaha dalam menjalankan strategi bisnis. Beberapa bentuk yang dapat membantu pengusahan atau pemasar dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga berdampak loyal pada konsep dari perusahaan blitz CGV.
2. Akademisi
Membantu para akademisi untuk mengembangkan strategi pemasaran melalui penciptaan merek yang kuat didasari dengan memahami konsep dari perusahaan blitz sehingga dapat digunakan untuk kemajuan bidang ilmu pengetahuan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Perusahaan
1.2 Riwayat Singkat Perusahaan
PT Graha Layar Prima Tbk didirikan pada tahun 2004 berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 2004, yang dibentuk di hadapan Merryana Suryana, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengakuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. C-10893 HT.01.01.TH.2004 tanggal 4 Mei 2004. Perseroan memulai kegiatan usahanya dengan pembukaan bioskop yang dahulu berjulukan Blitzmegaplex Paris Van Java, Bandung pada 16 Oktober 2006. Hingga dikala ini Perseroan telah membuatkan 19 bioskop di Indonesia.
Selain itu, pada tahun 2012 Perseroan juga mengadakan kerjasama dengan beberapa pemilik mal dan membuka Blitztheater. Perseroan senantiasa melaksanakan aneka macam penemuan demi meningkatkan daya saing dan positioningperusahaan. Inovasi dan terobosan terbaru Perseroan yaitu dengan melakukan rebranding yang mengubah merk Perseroan dari Blitzmegaplex menjadi CGV*blitz pada 6 Agustus 2015. Sebagai rangkaian kegiatan rebranding ini, Perseroan juga melakukan Grand Opening CGV*blitz di Grand Indonesia Shopping Town dengan memperlihatkan aneka macam penemuan terkini menyerupai renovasi total pada bioskop dan menghadirkan konsep menonton terbaru melalui pembukaan auditorium Sphere - X yang mempunyai tiga keunggulan 3S: Screen, Sound and Seat.
CGV*blitz pertama kali berdiri di kota Bandung, yang kemudian berkembang ke Jakarta dan mempunyai beberapa lokasi yaitu:
1. PARIS VAN JAVA BANDUNG
2. GI JAKARTA
3. PACIFIC PLACE JAKARTA
4. MALL OF INDONESIA JAKARTA
5. TERAS KOTA MALL SEPRONG
6. CENTRAL PARK JAKARTA
7. BEKASI CYBER PARK
8. PLAZA BALIK PAPAN
9. KEPRI MALL BATAM
10. GRAND GALAXY PARK
11. HARBOUR BAY BATAM
12. MIKO MALL BANDUNG
13. SAHID JWALK YOGYAKARTA
14. BANDUNG ELECTRONIC CENTER
15. GRAND DADAP CITY
16. GRAGE CITY MALL
17. HARTONO MALL
18. MARVELL CITY
19. FESTIVE WALK
1.3 Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Graha Layar Prima, Tbk.
Tanggal Pendirian : 3 Februari 2004
Pencatatan Saham : 10 April 2014
Bidang Usaha : Di sektor perfilman, perekaman video, penyediaan makan dan minuman serta jasa rekreasi dan hiburan.
Akta Pendirian : Akta No. 1 tanggal 3 Februari 2004, yang dibentuk di hadapan Merryana Suryana, S.H., Notaris di Jakarta. Pengesahan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. C-10893 HT.01.01.TH.2004 tanggal 4 Mei 2004
Kode Saham : BLTZ
Modal Dasar : Rp1,352,192,686,000
Jumlah Saham : 337.657.532
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Rp591,952,504,000
Situs : Website www.cgvblitz.com
Alamat : PT Graha Layar Prima Tbk, Menara Karya Lt. 25, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. I – 2 Jakarta 12950
Phone : +6221 – 2554 2500
Fax : +6221 – 2554 2501
Email : corpsec@blitzmegaplex.com
1.4 Visi
“Evolving Beyond Movies, No. 1 Cultureplex in Indonesia”
1.5 Misi
“To create a lasting and memorable experience At the First, the Only and the Best place”
2. Nilai Dasar Perusahaan
1. Integritas
Kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang berlaku serta intoleransi terhadap inefisiensi dan korupsi yang kami maksud dengan Integritas adalah:
- Intoleransi terhadap inefisiensi;
- Pelaporan yang transparan dan Tidak ada penyembunyian;
- Bertindak jujur: Tidak ada tindakan ilegal, penipuan, penggelapan dan korupsi.
2. Passion
Striving for No. 1 through challenges with tenacity yang kami maksud dengan Passion adalah:
- Menetapkan aspirasi untuk menjadi No 1 dengan tekad mutlak;
- Mengejar pencapaian tertinggi dan kesempurnaan dengan melihat segala sesuatu melalui akhir.
3. Creativity
Ide-ide kreatif yang mengarah pada perubahan dan
Inovasi Dengan Kreativitas, kami maksud:
- Bekerja dengan sikap “Change Everything”;
- Pangkas 30% dari pekerjaan Anda dan terus mencari cara gres dalam melaksanakan sesuatu.
3. Profil Dewan
3.1 Dewan Komisaris
1. Bratanata Perdana
Warga Negara Indonesia, usia 47 tahun. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan semenjak Juni 2014 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 79 dibentuk dihadapan Leolin Jayanti, SH pada tanggal 30 Juni 2014. Sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan semenjak tahun 2013. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Partnerdi Quvat Management Singapura semenjak tahun 2006.
2. Rosihan Arsyad
Warga Negara Indonesia, usia 66 tahun. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 49 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 27 Juni 2013. Saat ini, Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Shanghiang Delapan Satu semenjak tahun 2014.
3.2 Dewan Direksi
1. Bernard Kent Sondakh
Warga Negara Indonesia, usia 67 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 22 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 18 Februari 2013. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Komisaris di PT CJ Indonesia semenjak tahun 2008
2. Lim, Jong Kil
Warga Negara Korea Selatan, dikala ini berusia 49 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 22 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 18 Februari 2013.
3. Yong Sook Kwon
Warga Negara Korea Selatan, dikala ini berusia 41 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan semenjak tahun 2014 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 66 dibentuk dihadapan Aryanti Artisari, SH., MKn. pada tanggal 19 September 2014. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Associatedi Jipyong, Corporate Team, Seoul, Korea semenjak tahun 2006.
4. Johan Yudha Santosa
Warga Negara Indonesia, dikala ini berusia 51 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan semenjak tahun 2012 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 47 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 19 Desember 2012. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Komisaris di PT Cardig Air semenjak 2009, Presiden Direktur di PT Trihatma Karya Persada semenjak 2008, Presiden Komisaris di PT Premier Qualitas Indonesia semenjak 2013, dan Komisaris PT Deyon Resources semenjak October 2015.
5. Ferdiana Yulia Sunardi
Warga Negara Indonesia, dikala ini berusia 40 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan semenjak tahun 2013 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan dituangkan dalam Akta Notaris Nomor 49 dibentuk dihadapan Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 27 Juni 2013.
4. Anak Perusahaan
Per 31 Desember 2015, Perseroan mempunyai 1 (satu) anak Perusahaan yakni PT GRAHA LAYAR MITRA (“GLM”) dengan persentase kepemilikan sebesar 99,82%. GLM mulai beroperasi semenjak tahun 2012 dan hingga dikala ini berstatus aktif. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar GLM, maksud dan tujuan GLM yaitu bergerak di bidang jasa konsultasi, studi teknologi dan sistem komunikasi, arsitektur dan konstruksi, periklanan, supervisi teknis, pemberian derma nasihat, pemberian bimbingan dan operasional perjuangan dan permasalahan organisasi dan administrasi dalam bidang bioskop maupun lainnya, bimbingan perencanaan seni administrasi dan organisasi, tujuan dan kebijakan pemasaran, kebijakan sumber daya manusia, kegiatan penerimaan royalti atau balas jasa lisensi untuk penggunaan hak menyerupai merek, perjanjian waralaba dan aset tak berwujud non-finansial lainnya.Saat ini, GLM menjalankan kegiatan perjuangan jasa konsultasi administrasi serta derma teknis dalam pengoperasian bioskop oleh pemilik mal dimana bioskop tersebut terletak
5. Sumber Daya Manusia (Recruitment)
Perseroan memandang sumber daya insan (SDM) merupakan aset utama Perseroan. Sebab itulah Perseroan mengatakan perhatian besar pada kualitas tiap individu. Secara umum seni administrasi pengelolaan sumber daya insan yang dilakukan Perseroan di sepanjang tahun 2015 terfokus pada hal-hal sebagai berikut:
- Menerapkan sistem rekrutmen berbasis kompetensi biar Perseroan senantiasa menempatkan sumber daya insan yang berkualitas;
- Menerapkan sistem penilaian kinerja berbasis Key Performance Indicator yang diatur per divisi, dan dikembangkan menjadi KPI per individual yang bertujuan untuk mengkomunikasikan seni administrasi perusahaan hingga ke seluruh lini dan pencapaian target-target Perseroan;
- Mengutamakan program pengembangan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas karyawan Perseroan.
- Melaksanakan kegiatan karyawan yang bertujuan untuk semakin meningkatkan kreativitas dan relasi kerjasama erat antar karyawan dengan mengimplementasikan norma-norma perusahaan yang berlaku
6. Prospek Usaha
Berdasarkan data terakhir hanya terdapat 38 kota dari 80 kota besar di Indonesia yang mempunyai bioskop. Data ini sudah mencerminkan tiga pemain terbesar di industri bioskop Indonesia, termasuk CGV*blitz. Kurangnya jumlah bioskop di Indonesia dan diiringi oleh pertumbuhan populasi MAC mencerminkan besarnya potensi Industri bioskop Indonesia untuk bertumbuh.
Melihat industri bioskop di negara-negara lain, terutama di negara-negara Asia Tenggara, penetrasi industri bioskop Indonesia masih tertinggal jauh. Secara khusus, negara yang paling erat untuk dibandingkan dengan Indonesia, Malaysia, memperlihatkan 25,7 layar untuk setiap juta penduduk, dibandingkan dengan 2,9 layar di Indonesia padahal wilayah, budaya, bahasa dan faktor-faktor lain di Indonesia serupa dengan Malaysia. Rendahnya jumlah layar yang tersedia di Indonesia mendukung prediksi bahwa industri bioskop di Indonesia masih mempunyai banyak kesempatan yang bisa digarap.
Saat ini, Perseroan melihat bahwa hanya ada dua pesaing Perseroan di industri bioskop Indonesia. Kondisi persaingan ketat di industri dikala ini mengatakan peluang strategis bagi Perseroan untuk lebih memperkuat posisi kehadirannya di industri perfilman indonesia.
Saat ini, Perseroan tidak hanya menayangkan filmfilm Hollywood, tetapi juga aneka macam jenis film dari aneka macam distributor film. Hal ini sanggup dilakukan oleh Perseroan dikarenakan relasi yang baik dan kuat antara Perseroan dan distributor film. Sehingga, selama bertahun-tahun Perseroan telah membuatkan relasi yang kuat dan saling menguntungkan dengan distributor film terutama untuk film lokal, independen dan non-hollywood.
7. Aspek Pemasaran
Sebagai Perusahaan yang bergerak dalam industri pertunjukan film (bioskop), kepuasan pelanggan merupakan kunci utama untuk senantiasa meningkatkan jumlah penonton yang pada akibatnya bisa meningkatkan kinerja dan pencapaian Perseroan. Untuk itu kualitas pelayanan kepada pelanggan merupakan salah satu seni administrasi utama yang senantiasa ditingkatkan Perseroan. Seiring dengan terus meningkatkan persaingan
dalam bisnis bioskop, Perseroan tetap optimis bisa mempertahankan dan meningkatkan reputasi dengan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan.
Perseroan melaksanakan kegiatan pemasaran melalui 4 (empat) aktifitas utama:
1. KERJASAMA DENGAN PARTNER STRATEGIS UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN DAN PENDAPATAN
- Saat ini Perseroan berhubungan dengan bank-bank terkemuka di Indonesia untuk kegiatan promosi dan pemasangan iklan.
2. BEKERJASAMA DENGAN BEBERAPA SALURAN PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN AWARENESS AKAN MEREK PERSEROAN
3. AKUISISI SERTA PENINGKATAN KESETIAAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN PROMOSI
- Perseroan senantiasa menggunakan kegiatan promosi untuk menarik dan mempertahankan pelanggan baru. Beberapa teladan kegiatan promosi ini meliputi: (1) CGV*blitz Card, suatu jenis keanggotaan pelanggan yang memperlihatkan keuntungan khusus bagi para anggotanya menyerupai pembelian tiket secara online, poin loyalty dan rewards; dan (2) acara loyalty dengan providertelepon seluler yang memperlihatkan tiket gratis setiap ahad untuk pengguna tertentu.
4. STRATEGI MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
- Perseroan secara terus menerus menjaga relasi dengan pelanggannya melalui aneka macam jalur, termasuk call center, websitedan media sosial. Perseroan juga senantiasa berusaha meningkatkan pengalaman bagi pelanggan dengan mengumpulkan dan menganalisa data kepuasan pelanggan. Sebagai contoh, programprogram promosi merupakan hasil analisa data kepuasan pelanggan tersebut.
8. Tata Kelola Perusahaan
Sebagai perusahaan publik yang beroperasi di wilayah aturan Indonesia, Perseroan berkomitmen untuk patuh pada segala peraturan yang berlaku, termasuk ketentuan di pasar modal dalam negeri. Oleh karenanya, komitmen untuk mengatakan transparansi informasi dan saluran yang seluasnya bagi pemegang saham maupun pemangku kepentingan terhadap
informasi mengenai perusahaan, menjadi faktor penting dalam menjalankan perusahaan.
Penerapan lima prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/“GCG”) dalam kelangsungan bisnis Perseroan merupakan hal yang fundamental. Untuk itu, penerapan GCG
secara konsisten merupakan faktor penting dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya risiko dan tantangan yang mungkin
dihadapi Perseroan seiring dengan pertumbuhan Perseroan yang pesat meski adanya peningkatan persaingan dengan kompetitor. Adapun kelima prinsip GCG tersebut adalah:
1. Keterbukaan
Prinsip yang dipertahankan dalam rangka menyediakan saluran yang sama terhadap informasi mengenai perusahaan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas
Prinsip ini memastikan seluruh kegiatan operasional dan bisnis dilakukan secara profesional dan sesuai peraturan yang berlaku sehingga sanggup menumbuhkan kepercayaan dari publik luas, pemegang saham maupun pemangku kepentingan. Pengawasan terhadap pelaksanaannya dilakukan oleh Komite Audit yang merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Komisaris
3. Tanggung jawab
Prinsip tanggung jawab salah satunya diwujudkan dalam pengambilan keputusan Perseroan setiap administrasi bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang ditetapkan.
4. Independensi
Prinsip ini diterapkan untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil bersifat independen dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Kesetaraan
Ini merupakan prinsip yang diterapkan dalam memperlakukan setiap karyawan, pemasok maupun pemangku kepentingan.
9. Pedoman Perilaku
Perseroan mempunyai Peraturan Perusahaan yang berisi pedoman sikap yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan. Melalui penerapan pedoman sikap ini, diperlukan semua karyawan sanggup menjaga dapat dipercaya dan tingkat kepercayaan publik terhadap Perseroan yang sejauh ini telah dikenal mempunyai reputasi baik dan terpercaya.
Agar sanggup berlaku efektif, Perseroan terus mensosialisasikan pedoman sikap kepada seluruh karyawan di seluruh potongan atau departemen, termasuk kepada anak perusahaan Perseroan. Sosialisasi menyeluruh ini diperlukan mendorong karyawan untuk memperlihatkan sikap umum yang akan menjadi landasan bagi segenap acara Perseroan dalam menjalankan usahanya, antara lain:
a. Integritas dalam berusaha yang merupakan bentuk kepatuhan pada peraturan yang berlaku.
b. Tidak membuat pernyataan palsu dan klaim palsu terutama terkait pemasaran dan perundingan termasuk akun untuk biaya dan pengeluaran, kajian atas proyek tertentu dan penulisan laporan.
c. Menghindari terjadinya benturan kepentingan, moonlighting, insider trading, menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, melaksanakan pekerjaan lain di luar perusahaan yang berpotensi mengganggu produktivitas, dan mengatakan informasi yang menguntungkan orang lain.
d. Tidak memberi/menerima hadiah.
e. Tidak mendapatkan atau melaksanakan suap dalam bentuk apapun.
f. Tidak melaksanakan penyelewengan menyerupai menipu, menggelapkan, memalsukan, penyalahgunaan aset, pengalihan kas, dan lain-lain.
10. Fasilitas
1. Blitzcafe
blitzcafe yaitu akomodasi restoran di CGV blitz.
2. blitz Icon
blitzicon merupakan akomodasi photobooth yang terdapat di CGV blitz Grand Indonesia.
3. Fasilitas lainnya
- Coffee corner
- Smoking lounge
- Box office & Consession
- Waiting Room (Party Room dan Seating Lounge)
- Self Ticketing
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari makalah yang saya buat di atas, sanggup di taik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kualitas jasa perusahaan Blitz CGV ini menerapkan sistem recruitment yang berbasis kompetensi biar mendapatkan sumber daya yang berkualitas, dan juga untuk meningkatkan penjualan jasa, perusahaan Blitz CGV ini melaksanakan aspek pemasaran melalui kegiatan pemasaran berhubungan dengan beberapa partner strategis serta menggunakan kegiatan promosi untuk menarik pelanggan gres dan juga mempertahankan pelanggan usang dengan program-program yang menguntungkan bagi pelanggan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan melalui kegiatan promosi tersebut. Serta untuk membuat lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, perusahaan tersebut mengelola prinsip untuk dipatuhi oleh seluruh karyawan, dan penerapan prinsip tersebut bertujuan biar sanggup menjadi landasan yang kuat untuk membuat pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan serta menjadikannya sebuah organisasi yang transparan dan kredibel.
2. Saran
Dengan penuh kesadaran dari saya selaku penyusun makalah ini, kami sangat mengaharapkan dan juga membutuhkan saran teman-teman peserta diskusi dan juga khususnya dari dosen pengampu yang kami hormati guna untuk lebih mendalami apa yang belum tersampaikan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Lupiyoadi, R. (Jakarta). Manajemen Pemasaran Jasa. 2013: Salemba Empat.
Tjiptono, F. (2006). Manajemen Jasa. Andi.
http://www.blitzmegaplex.com/en/about_blitz.php
https://id.wikipedia.org/wiki/CJ_CGV#Fasilitas
https://www.cgv.id/uploads/profile/Annual%20Report%202015.pd