Makalah Merk atau Brand Kewirausahaan
4 Januari 2018
Kali ini makalahmanajemen.com akan membahas tentang tema manajemen pemasaran. Pada makalah ini diberi judul Merk atau brand pada kewirausahaan atau enterpreneurship. Dalam makalah ini membahas tentang Pengertian Merk, ekuitas Merk (Brand Equity), cara Mengukur Ekuitas Merk, Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk dan cara pembuatan Merek.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat bertahan hidup dan harus mempunyai strategi khusus dalam memasarkan produknya. Pemasaran pada dasarnya bertujuan membangun citra produk di benak konsumen. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari suatu produk dan citra produk sangat penting untuk melaksanakan pemilihan dan keputusan pembelian.
Produk dari suatu perusahaan dikenal dengan mencantumkan merek atau identitas yang mudah diingat dan mempunyai nilai tinggi. Penamaan sebuah produk dalam bentuk merek menjadi faktor pendukung kelancaran dalam proses pemasaran.
Kotler dan Keller (2007) mendefenisikan ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan asset tak berwujud yang penting, memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan. Begitu besarnya pengaruh ekuitas merek terhadap sebuah produk menuntut perusahaan untuk lebih jeli menentukan merek dari produk mie instan yang dihasilkan
Keputusan Pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu sebagai konsumen. Keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek
daripada hal-hal lain. Selain itu keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis ( Kotler dan Keller, 2007).
daripada hal-hal lain. Selain itu keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis ( Kotler dan Keller, 2007).
Dengan adanya mata kuliah administrasi pemasaran, yang terdiri dari aneka macam pecahan atau tema, di antaranya yaitu Merk Equity atau ekuitas merek, yang selama ini telah menjadi materi yang penting dalam dunia pedagangan produk maupun jasa. Maka saya akan membahas apakah brand itu dan apa itu brand equity.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Merek ?
2. Apa yang dimaksud Ekuitas Merk (Brand Equity) ?
3. Bagaimana Mengukur Ekuitas Merk ?
- Apa Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk ?
- Bagaimana Pembuatan Merek yang Efektif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Merek.
2. Untuk mengetahui Ekuitas Merk (Brand Equity).
3. Untuk mengetahui cara Mengukur Ekuitas Merk.
- Untuk mengetahui Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk.
- Untuk mengetahui cara pembuatan Merek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Merek
Produk yaitu sesuatu yang dihasilkan di pabrik, sedangkan merek yaitu sesuatu yang dibeli oleh customer. Sebuah produk sanggup ditiru oleh pesaingnya, sedangkan merek mempunyai keunikan sendiri. Sebuah produk secara cepat sanggup tergoda oleh waktu, sedangkan merek yang sukses akan sepanjang masa.
Munurut kotler dalam bukunya yang berjudul The American Marketing Association: merek yaitu nama, istilah, tanda simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang di maksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.sedangkan Menurut Rangkuni dalam bukunya yang berjudul the power of brands (2002:2) merek merupakan komitmen penjual untuk secara konsisten memperlihatkan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek baik akan memperlihatkan jaminan kualitas, namun pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol saja. Merk sanggup juga di bagi dalam pengertian lainnya, seperti:
a. Brand name (nama merk) yang merupakan pecahan dari, yang sanggup di ucapkan. Misalnya, honda, pepsodent dan sebagainya
b. Brand mark (tanda merk) yang merupakan sebagian dari brand yang sanggup di kenali namun tidak sanggup di ucapkan, menyerupai lambang, desain, abjad maupun warna
c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang di lindungi aturan karna kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda merek ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk memakai nama merek.
d. Copyright (hak cipta) merupakan hak istimewa yang di lindungi undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, musik maupun seni.
Agar perusahaan sanggup menetukan nama merek yang spesifik untuk suatu barang produk, ada beberapa kriteria yang perlu di penuhi, antara lain:
1. Merek harus menandakan manfaat dan mutu produk
2. Merek harus mempunyai ciri khas tersediri supaya gampang di bedakan
3. Merek harus gampang di ucapkan, kenali dan di ingat
4. Merek sebaiknya tidak bermakna negatif apabila di terjemahkan dalam bahasa asing
5. Harus di dartarkan ke tubuh aturan supaya mendapat hak paten
Sedangkan, Aaker mendefinisikan merek, yaitu sebuah nama atau symbol menyerupai logo yang dimasukkan untuk mengidentifikasikan suatu produk seorang atau kelompok penjual dan membedakan produk atau jasa tersebut dibandingkan dengan pesaingnya.[1]
Merek yaitu sebuah tanda yang sanggup membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Kata, huruf, angka, gambar, foto, bentuk, warna, jenis logo, label atau gabungannya yang sanggup dipakai untuk membedakan barang dan jasa sanggup dianggap sebagai sebuah merek.[2]
Merek yaitu komitmen penjual dalam memberikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa yang spesifikasi secara konsisten kepada pembeli. Menurut seorang administrator pemasaran, merek sanggup memberikan empat tingkat arti yaitu :
1. Atribut, dimana merk yang mempunyai gambaran yang bisa mengkomunikasikan keyakinan atau kepercayaan terhadap atribut fungsional produk.
2. Manfaat, dimana pelanggan tidak membeli atribut, tetapi membeli menfaat. Atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
3. Nilai, dimana merek mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Pemasaran merek harus mengenali kelompok spesifikasi pembeli yang nilai-nilaiya sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh merek tersebut.
4. Kepribadian, dimana merek akan menarik bagi orang yang mempunyai kesesuaian / kecocokan antara gambaran gambaran dirinya dengan gambaran merek.
Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya. Agar merek gampang dikenal masyarakat, penciptaan merek harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut[3]:
1. Mudah diingat
2. Terkesan jago dan modern
3. Memilih arti (arti positif)
4. Menarik perhatian
B. Ekuitas brand (Brand Equity)
Dengan munculnya konsep ekuitas merek dilatar belakangi oleh ajaran bahwa brand yang besar lengan berkuasa yaitu suatu aset yang sanggup dikalkulasi nilainya. Artinya brand terebut sanggup diperjual belikan sebagaimana aset lainnya dalam perusahaan.
Pengertian ekuitas merek berdasarkan Kotler, Armstrong (2003;350): “Ekuitas merek yaitu nilai suatu merek berdasarkan seberapa besar lengan berkuasa merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asossiasi merek dan aneka macam aset lainnya menyerupai paten, merek dagang dan kekerabatan jaringan distribusi”.
Ekuitas merek yang tinggi memperlihatkan sejumlah laba kompetitif menyerupai yang dikemukakan oleh Philip Kotler (2000;462), yaitu:
a) Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil
b) Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih besar lengan berkuasa dalam perundingan dengan distributor dan pengecer
c) Perusahaan sanggup mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesaingnya
d) Perusahaan lebih gampang untuk meluncurkan ekspansi merek
e) Merek itu dilindungi perusahaan dari harga yang ganas[4]
Berdasarkan market fact, Brand equity yaitu keinginan seseorang untuk melaksanakan pembelian kembali terhadap merek tersebut atau tidak. Oleh lantaran itu, ukuran dari Brand equity berkaitan dengan loyalitas pelanggan.
Brand equity yaitu satu set brand asset dan liability yang berafiliasi dengan sebuah merek, nama dan symbol yang disediakan sebuah produk atau service bagi konsumen. Brand equity mempunyai lima atribut, yaitu :
1. Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan ukuran kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek. Loyalitas merupakan inti dari Brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran.
2. Brand awareness (kesadaran akan merek) merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara impulsif atau sehabis dirangsang dengan kata-kata kunci.
3. Perceived quality (persepsi / kesan terhadap kualitas) yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa atau pelayanan dikaitkan dengan impian pelanggan.
4. Brand Associations (asosiasi merek sebagai aksesori dari kesan kualitas)
5. Other Proprietary Brand Assets (seperti : hak paten, merek dagang, channel, dan lain-lain).
v Peran Brand equity
Brand Equity berdasarkan Aaker mempunyai tugas yang sanggup dilihat dari sisi kosumen dan perusahaan. Secara umum, bila dilihat dari sisi konsumen, Brand equity sanggup menambah maupun mengurangi nilai yang dirasakan oleh konsumen. Brand equity sanggup memperlihatkan nilai lebih sehingga menambah rasa percaya diri konsumen dalam melaksanakan keputusan pembelian. Nilai tersebut diperoleh dari pengalaman sehabis memakai produk atau jasa dan pengetahuan konsumen akan karakteristik yang dimiliki produk dan jasa tersebut.
Sedangkan, tugas Brand equity bagi perusahaan yaitu sanggup membantu perusahaan dalam meningkatkan marginal cash flow (keuntungan) melalui penambahan nilai dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Selain itu, tugas Brand equity bagi perusahaan antara lain yaitu :
1. Brand Equity merupakan suatu competitive advantage yang dimiliki perusahaan dan dinilai sebagai suatu kendala bagi pesaingnya.
2. Dengan meningkatkan kegiatan pemasaran produk atau jasa, maka Brand equity yang telah dimiliki perusahaan sanggup menarik konsumen gres dan menangkap kembali konsumen yang sudah ada.
3. Brand Equity sanggup memperlihatkan marginyang lebih tinggi kepada perusahann, dimana perusahaan daptmemberlakuka harga premium untuk produk yang ditawarkan. Selain itu, perusahaan sanggup mengurangi kegiatan promosinya sehingga biaya promosi yang dikeluarkan sanggup serendah mungkin yang pada alhasil akan meningkatkan pendapatan perusahaan
4. Brand Equity sanggup menyediakan sebuah platform untuk pertumbuhan perusahaan melalui brand extentions (pengembangan merek) dimasa yang akan datang.
v Dimensi-dimensi Ekuitas Merk
1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Sampai mana, nama merek bisa disebutkan oleh konsumen atau kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu.Mencakup:
a. Pengenalan terhadap merek (brand recognition): mencerminkan tingkat kesadaran yang dangkal.
b. Kemampuan mengingat merek (brand recall): mencerminkan kesadaran yang lebih dalam.
Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek) Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
Ada 4 indikator yang sanggup dipakai untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
a. Recall yaitu seberapa jauh konsumen sanggup mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
b. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen sanggup mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
c. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
d. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang memakai produk/layanan pesaing
2. Brand recognition (pengenalan merek) Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada ketika seorang pembeli menentukan suatu merek pada ketika melaksanakan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada seruan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
4. Top of mind (puncak pikiran) Apabila seseorang ditanya secara pribadi tanpa diberi pinjaman pengingatan dan orang tersebut sanggup menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran.
2. Citra merk (brand image)
Brand image merupakan pecahan dari brand yang sanggup di kenali namun tidak sanggup di ucapkan, menyerupai lambang, desain, abjad dan warna/ persepsi palanggan atas sebuah produk atau jasa yang di wakili oleh merknya. Citra brand di kembangkan dari waktu ke waktu melalui kampanye iklan dengan tema yang konsisiten dan di tanggapi melalui pangalaman pribadi konsumen.
Dapat di simpulkan bahwa brand image yaitu seperangkat asosiasi yang unik yang terbentuk dalam benak konsumen sebagai hasi persepsi konsumen atas identitas sebuah merk. Jenis asosiasi mencakup:
a. Atribut
· Hal-hal yang berafiliasi dengan produk: warna, ukuran, disain.
· Hal-hal yang tidak berafiliasi dengan produk: harga, kemasan, pemakai, gambaran penggunaan.
b.Manfaat
Berkaitan dengan laba yang diperoleh konsumen dari konsumsi merek. Maaka manfaat gambaran brand antara lain ialah:
a. Manfaat bagi konsumen: dengan gambaran yang nyata terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan konsumen untuk melaksanakan pembelian terhadap brand tersebut
b. Manfaat bagi produsen: perusahaan akan sanggup membuatkan lini produk dengan memanfaatkan gambaran nyata yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.
3. Loyalitas Merek (Brand Loyalti)
Sikap bahagia terhadap produk yang direpresentasikan dalam bentuk pembelian yang konsisten terhadap merek sepanjang waktu. Loyalitas merek menjadi dasar untuk memprediksi seberapa besar kemungkinan konsumen pindah ke merek lain. Penciptaan dan peningkatan loyalitas merek akan menghasilkan peningkatan nilai-nilai kepercayaan terhadap merek.
Berkaitan dengan loyalitas merek, perlu dicermati adanya 5 kategori pembeli:
a. Switcher/price buyer: pembeli yang berpindah-pindah, pada umumnya berkaitan dengan faktor harga.
b. Habitual buyer: pembeli yang bersifat kebiasaan, tidak pernah mengalami ketidakpuasaan dalam mengkonsumsi produk, biasanya berkaitan dengan preferensi, budaya.
c. Satisfied buyer: pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi, mempunyai pertimbangan yang lebih rasional ketika menentukan merek.
d. Likes the brand buyer: pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tertentu. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan pengalaman memakai merek itu dan juga merek lain sebelumnya.
e. Commited buyer: pembeli setia/mempunyai komitmen, merupakan tingkatan teratas dalam kategori pembeli dalam loyalitas merek. Mereka gembira dalam memakai merek tertentu.
4. Perceived quality
Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
5. Brand association
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga mempunyai suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada
suatu merek akan lebih besar lengan berkuasa apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.[5]
C. Cara Mengukur Ekuitas Merk
Kekuatan suatu merek (brand equity) sanggup diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
1. Leadership yaitu kemampuan untuk menghipnotis pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
2. Stability yaitu kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3. Market yaitu kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4. Internationality yaitu kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau kawasan lain.
5. Trend merek menjadi semakin penting dalam industri.
6. Support yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7. Protection merek tersebut mempunyai legalitas.
D. Manfaat Pengukuran Ekuitas Merek
1. Hasil pengukuran sanggup dipakai sebagai benchmark terhadap market leader dan atau kompetitor lain.
2. Hasil pengukuran sanggup dijadikan guidance untuk penyusunan taktik komunikasi pemasaran
3. Membantu dalam pelaksanaan administrasi perusahaan.[6]
E. Pembuatan Merek
Sebuah merek dagang yang efektif bagi sebuah perjuangan sangatlah penting, terutama dalam pemasaran dan penjualan. Pemasaran dan penjualan produk dan jasa Anda akan berjalan relatif lebih lancar kalau merek dagang Anda menarik bagi para pelanggan.
Inilah beberapa langkah yang sanggup di laksanakan untuk membuat merek dagang yang efektif bagi sebuah usaha[7]:
1. Pilih nama yang berdaya pembeda
Mungkin ini bukan hal gres lagi, tetapi ini yaitu syarat pertama dan mendasar untuk menentukan sebuah nama bagi merek dagang. Nama yang terdengar menyerupai dengan kompetitor Anda yang sudah eksis dalam bidang perjuangan yang Anda tekuni tidak akan efektif dalam mendongkrak popularitas perjuangan dan merek dagang Anda, lantaran itu hanya akan membuat Anda terjebak dalam persengketaan aturan yang pelik, menguras tenaga, uang serta waktu bila pesaing Anda mengajukan keberatan dengan merek dagang Anda itu. Ingatlah bahwa semakin berbeda merek dagang Anda dari para pesaing, semakin besar peluang perjuangan Anda untuk maju dan berkembang.
2. Pilih yang tidak membingungkan
Pernahkah Anda merasa kesulitan melafalkan nama sebuah benda kemudian Anda tetapkan untuk tidak menyebutkannya dan cenderung melupakannya? Begitulah yang sanggup terjadi pada merek dagang yang terlalu 'unik'. Meskipun harus terdengar unik dan berbeda, bukan berarti Anda harus membuat sesuatu yang terlalu asing dan di luar jangkauan pengetahuan orang.
3. Hindari merek dagang yang tidak sanggup didaftarkan
Tidak ada gunanya mencoba untuk mendaftarkan nama-nama yang tidak memenuhi syarat. Dengan mendaftarkannya ke pihak yang berwenang, merek Anda akan terlindung dari niat jahat para pesaing dan Anda mendapat hak kepemilikan yang pantas Anda dapatkan. Di bawah Anda akan ketahui bahwa ada nama-nama yang harus Anda hindari untuk dipakai sebagai merek dagang.
4. Hindari kata-kata yang bersifat deskriptif
Kata-kata deskriptif contohnya yaitu "Deterjen Bubuk", "Telepon Selular", atau "Gula Merah". Semua kata-kata tersebut menggambarkan karakteristik yang menempel pada benda tertentu. Jika kata-kata menyerupai ini didaftarkan, kemungkinan besar Anda akan ditolak lantaran persetujuan terhadap merek dagang menyerupai itu hanya akan membuat banyak orang harus menghindari pemakaian istilah "Deterjen Bubuk" dalam kemasan deterjen mereka. Padahal itu semestinya yaitu istilah yang umum dan bisa dipakai siapa saja tanpa harus mendapat izin.
5. Singkirkan nama depan
Nama-nama yang sering dipakai sebagai nama depan seseorang biasanya tidak sanggup didaftarkan sebagai merek dagang. Mengapa? Bayangkan betapa banyaknya orang mempunyai nama menyerupai merek dagang Anda. Apakah pelanggan akan dengan gampang mengingat merek Anda? Merek "Kopi Arabica Pak Joko", misalnya, yaitu pola dari merek dagang yang harus dihindari. Selain lantaran mengandung istilah yang bersifat deskriptif ("Kopi Arabica"), juga terdapat nama yang sangat sering dipakai sebagai nama depan orang ("Pak Joko").
6. Buatlah merek dagang yang terang dan tidak membingungkan pelanggan
Sebuah merek dagang yang baik sebaiknya membuat pelanggan tahu bahwa barang yang akan ia beli berbeda dari barang lain yang homogen yang telah ada lebih dahulu di pasaran. Misalnya nama "Babie" untuk sebuah produk boneka mainan yaitu merek dagang yang membuat pelanggan resah (dan kalau tidak teliti, tertipu) lantaran sebelumnya telah ada merek dagang yang lebih dahulu populer dan familiar di pendengaran konsumen, yaitu "Barbie". Hal ini selain tidak membuat produk dan layanan Anda berbeda dari pesaing, juga akan membuat Anda harus menghadapi tuntutan aturan yang bahu-membahu tidak perlu dan bisa dihindari. Sebagai tindakan pencegahan, lakukan penelitian seksama terhadap direktori merek dagang yang dimiliki oleh tubuh berwenang (dalam hal ini Ditjen HKI).
7. Gunakan kata-kata yang unik dan berbeda
Hal ini dilakukan supaya Anda mendapat sebuah merek dagang yang sebisa mungkin unik serta berbeda dari yang lain. Maka dari itu, jangan gunakan kata-kata yang bersifat general atau meliputi makna yang luas, contohnya "bagus", "ekonomis", "efisien", "mewah", dan sebagainya. Meskipun membawa konotasi dan asosiasi positif, kata-kata tersebut terlalu umum dan sering dipakai orang. Merek dagang Anda akan tenggela dan sulit dibedakan dari kompetitor.
8. Hindari kependekan tiga abjad serta angka
Mengapa harus Anda hindari? Karena kependekan biasanya sulit diingat (meski ada beberapa pengecualian menyerupai IBM dan ATT yang tetap gampang diingat meski yaitu akronim), berlawanan dengan kata-kata terutama yang dicetak warna-warni yang akan lebih gampang diingat. Angka juga cenderung dilupakan lebih mudah.
9. Gunakan kata-kata temuan
Kata-kata temuan yaitu kata-kata yang tidak sanggup kita jumpai di kamus bahasa mana pun dan diciptakan secara kreatif oleh manusia. Di masa sekarang, kata-kata menyerupai inilah yang sering dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menarik pelanggan, contohnya Verizon, Spandex, Exxon, Kodak, dan sebagainya. kelompok kata ini ideal untuk dijadikan merek dagang lantaran unik dan bukan kata yang umum dipakai orang untuk menggambarkan sesuatu. Untuk membuat kata yang unik, Anda cukup gabungkan beberapa kata yang mencerminkan usaha/produk/jasa Anda.
10. Pertimbangkan nama flora atau hewan
Nama binatang atau flora yang menncerminkan sifat atau karakteristik tertentu yang sesuai dengan produk Anda mungkin akan lebih gampang diingat dan menarik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Merek yaitu sebuah tanda yang sanggup membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Kata, huruf, angka, gambar, foto, bentuk, warna, jenis logo, label atau gabungannya yang sanggup dipakai untuk membedakan barang dan jasa sanggup dianggap sebagai sebuah merek.
Ekuitas merek yaitu nilai suatu merek berdasarkan seberapa besar lengan berkuasa merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asossiasi merek dan aneka macam aset lainnya menyerupai paten, merek dagang dan kekerabatan jaringan distribusi.
Kekuatan suatu merek (brand equity) sanggup diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
- Leadership
- Stability
- Market
- Internationality
- Trend merek menjadi semakin penting dalam industri.
- Support
- Protection merek tersebut mempunyai legalitas.
Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk
- Hasil pengukuran sanggup dipakai sebagai benchmark terhadap market leader dan atau kompetitor lain.
- Hasil pengukuran sanggup dijadikan guidance untuk penyusunan taktik komunikasi pemasaran
- Membantu dalam pelaksanaan administrasi perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Organisasi Hak Kekayaan Intelektual dunia. (WIPO, 2008). Membuat Sebuah Merek: Pengantar Merek Untuk Usaha Kecil dan Menengah. (World Intellectual Property organization – WIPO).
kevin lane keller & Philip kotler. 2007. manajemen pemasaran. Bandung: PT. Mitra Pustaka.