Evaluasi Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik
23 Agustus 2018
Efektifitas penerapan strategi manajemen SDM memunculkan pengakuan atas peran manajemen SDM terharap pencapaian nilai-nalai ekonomis dan normatif dalam bisnis. Nilai-nilai ekonomis ditunjukkan dengan tingkat pencapaian efisiensi dan profitabilitas bisnis. Sedangkan nilai normative direfleksikan dengan tuntutan etika dengan mengikuti norma-norma sosial dan menghasilkan kenyamanan bagi para pemangku kepentingan. Sehingga pencapaian orientasi arsitekural strategi dalam perspektif bisnis dan SDM dapat terlaksana.
Legitimasi praktek MSDM
Menurut Evans & Novicevic (2010) tekanan dalam menghasilkan profit dalan jangka pendek sering menjadi kendala terhadap pencapaian keuntungan investasi SDM dalam jangka panjang. Hal ini sering disebabkan oleh cara pandng manajemen terhadap pengelolaan SDM yang dianggap sebagai variabel cost. Sehingga tuntutan keuangan perusahaan sering mendominasi keputusan manajerial disbanding dengan tekanan normatif dalam tantangan membangun kenyamanan karyawan. Oleh karena itu berbagai praktek manajemen SDM harus mampu membuktikan keseimbangan keuntungan finansial dan investasi jangka panjang manajemen SDM.
Tuntutan legitimasi terhadap praktek manajemen SDM merupakan tuntutan bagi pengelola manajemen SDM untuk menghasilkan persepsi dari para pemangku kebijakan internal dan para pelaku organisasi dalam memandang tingkat kesesuain praktek manajemen SDM dengan kebutuhan individu dan bisnis. Namun kinerja nilai ekonomis sering dianggap tidak konsisten dengan tuntutan nilai-nilai normative. Tekanan ekonomis sering memiliki intensitas yang lebih tinggi dituntut oleh para pemangku kebijakan perusahaan yang kemudian memberikan pengaruh pada perhatian terhadap nilai normatif yang lebih rendah. Oleh karena itu praktek manajemen SDM harus bisa dikuantifikasi menurut tuntutan ekonomis sekaligus mampu memberikan kepuasan terhadap karyawan. Kebijakan kompensasi selain harus memenuhi internal consistencies juga harus bisa mampu bersaing dengan tuntutan external competitiveness. Penerapan sistem seleksi ditutut untuk terbuka dan jelas dalam proses komunikasinya. Partisipasi karyawan dituntut untuk terbuka dan adil (Evans & Novicevic, 2010). Pemberlakuan sistem yang adil dalam organisasi dianggap akan mampu meningkatkan komitmen organisasi dan keterlibatan karyawan dalam organizational citizenship behavior (OCB) yang kemudian akan memberikan efek pada peningkatan kualitas dan kuantitas produk dan layanan organisasi dalam meningkatkan keuntungan perusahaan.
Praktek dalam manajemen SDM yang berhubungan dengan workfamily conflict diharapkan akan mempertemukan kepentingan ekonomis dan nilai normatif. Dengan memberikan dukungan layanan terhadap karyawan dalam memberikan perhatian pada anak dan keluarganya diharapkan akan meningkatkan komitmen dan kepuasan karyawan serta menurunkan turnover dan absensi mereka. Hal ini dianggap akan memberikan keuntungan ekonomis yang lebih tinggi yang kemudian meningkatkan komitmen organisasi dan tingkat penerapan OCB karyawan. Oleh karena itu integrasi strategi manajemen SDM dengan strategi peningkatan keuntungan ekonomis perusahaan dalam praktek manajemen SDM akan meningkatkan legitimasi strategi manajemen SDM dalam perusahaan.
Pengembangan efektifitas MSDM
Penerimaan kontribusi manajemen SDM terhadap peningkatan nilai ekonomis perusahaan sudah mulai banyak diterima dan diterapkan dalam berbagai organisasi bisnis. Hal ini diyakini bahda praktek-praktek manajemen SDM sebagai implementasi strategi manjemen SDM mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan bisnis. Tsai, Chuang, & Hsieh, (2005) berpendapat bahwa efektivitas penerapan manajemen SDM akan meningkat dengan dukungan teknologi tinggi. Sedangkan menurut Kehoe dan Wright (2013) efektifitas manajemen SDM dapat dilakukan dengan meningkatkan legitimasi dan persepsi karyawan terhadap kinerja praktek manajemen SDM, dan meningkatkan komitmen kayawan terhadap organisasi.
Evaluasi MSDM internasional
Menurut Schiuma (2006) penugasan internasional merupakan kunci dari isu manajemen strategis bagi perusahaan multinasional. Karyawan internasional/asing dalam organisasi multinasional adalah pelaku kunci dalam manajemen kinerja bisnis global dan lokal. Berbagai modal manajemen tenaga ekspatriat telah dikenalkan oleh para pakar dan praktisi. Ada enam praktek manajerial yang mendasar bagi pengelolaan ekspatriat diantaranya adalah identifikasi kepuasan dan kontribusi pemangku kebijakan, definisi strategi, perencanaan penugasan, definisi profil pekerja internasional, implementasi penugasan, pemulangan dan penugasan ekspatriat.
Dalam pengembangan dan penentuan strategi ekspatriat beberapa hal yang dianggap penting adalah bahwa mempekerjakan karyawan asing harus meningkatkan kinerja bisnis, meningkatkan penyesuaian budaya perusahaan pusa di perusahaan cabang, mengurangi kendala perusahaan pusat di cabang, menyelesaikan berbagai masalah teknis, mengembangkan bakat utama dan masa depan dari para pemimpin perusahaan, membuka pasar internasional yang baru, menangani sensitifitas politik dalam bisnis, mengendalikan peningkatan, meningkatkan keperyacaayn dan komitmen perusahaan cabang, mengurangi resiko, melatih karyawan local untuk meningkatkan ketrampilan individualnya, meningkatkan ketrampilan tim dan mengendalikan hasil finansial. Dengan berbasis berbagai pertimbangan ini maka diharapkan akan menghasilkan berbagai nilai dalam penanganan tenaga kerja internasional yaitu pengembangan profesionalisme, transfer pengetahuan, mengisi kelangkaan tenaga ahli, pengendalian dan koordinasi.
Sumber: Schiuma (2006)
Sementara itu penanganan karyawan internasional meliputi berbagai focus factor: keuangan, sumberdaya manusia, infrastuktur intangible, Proses bisnis internasional, dan hubungan pemangku kebijakan. Kelima faktor ini dievaluasi tingkat pertumbuhannya, efektifitas dan efisiensi. Sehingga kelima faktor tersebut diharapakan menjadi kontribusi utama keterlibatan penugasan internasional/ekspatriat.
Sumber: Schiuma (2006)