Tujuan Dan Manfaat Rekrutmen PNS
25 Juli 2018
Dewasa ini rekrutmen bukan hanya lagi sekadar upaya
pengisian formasi yang kosong dengan tenaga kerja yang minim kualifikasi.
Rekrutmen dibebani tanggung jawab untuk menyentralisasi sumber daya dari segala
praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) baik pada proses penarikan maupun
setelah pegawai lolos seleksi.
Di lingkungan baru birokrasi pemerintahan dengan
tuntutan pemerintahan yang bersih (good governance), rekrutmen pegawai
pemerintah diharapkan mampu menarik tenaga kerja dengan memenuhi kualifikasi
minimal yang standar. Pegawai juga dituntut punya tanggung jawab, komitmen
terhadap tugas-tugasnya, jujur, transparan, akuntabel, dan mampu berperan aktif
dalam setiap menjalankan tugas-tugasnya. Dengan konsekuensi dan ciri seperti
ini maka aparatur birokrasi akan kelihatan lebih dinamais dan efektif. Harapan
ini akan menjadi realita nyata apabila proses rekrutmen dapat dilakukan secara
profesional, bersih, jujur, adil, transparan, dan menerapkan standar rekrutmen
secara jelas.
Pada umumnya, tujuan utama rekrutmen pegawai ini dimaksudkan
untuk menjamin bahwa kebutuhan tenaga kerja bagi organisasi tetap terpenuhi
secara konstan dalam jumlah dan kualitas yang memadahi. Hal ini baik yang
terjadi pada lingkungan organisasi pemerintahan maupun dalam organisasi di luar
pemerintahan atau swasta/perusahaan. Menurut Sondang P Siagian (dalam
Suharyanto dan Hadna, 2005) bahwa maksud dan tujuan rekrutmen adalah untuk
mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi
akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap
calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Manfaatnya
juga dapat untuk meningkatkan karier bagi pegawai lama, dan bagi pegawai baru
merupakan kesempatan guna mendapatkan pekerjaan serta bisa menyumbangkan
kreativitas tenaga, pikiran/ide, dan keterampilan.
Di luar konteks pegawai
dalam organisasi tentunya juga sangat bermanfaat bagi para pelamar/calon
pegawai untuk mendapatkan kesempatan mengikuti proses seleksi guna mengisi
kekurangan pegawai pada suatu organisasi. Sebagaimana telah disinggung dalam
materi belajar sebelumnya bahwa ada tujuan rekrutmen yang sangat spesifik di
antaranya berikut ini:
1. Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai-nilai
organisasi.
2. Untuk menentukan kebutuhan rekrutmen organisasi di masa
sekarang dan masa datang berkaitan dengan perubahan besar dalam suatu
organisasi harus melaksanakan perencanaan SDM, pekerjaan desain, dan analisa
jabatan.
3. Untuk meningkatkan calon karyawan yang memenuhi syarat
seefisien mungkin.
4. Untuk mendukung inisiatif organisasi dalam mengelola
tenaga kerja yang beragam.
5. Untuk membantu meningkatkan keberhasilan proses seleksi
dengan mengurangi calon karyawan yang sudah jelas tidak memenuhi syarat atau yang
terlalu tinggi kualifikasinya.
6. Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan
yang belum lama bekerja.
7. Untuk mengoordinasikan upaya rekrutmen dengan program
seleksi dan pelatihan.
8. Untuk mengevaluasi efektif tidaknya berbagai teknik dan
lokasi rekrutmen bagi semua pelamar kerja.
9. Untuk memenuhi tanggung jawab organisasi terhadap
program-program tindakan afirmatif dan pertimbangan hukum dan sosial lain
menurut komposisi tenaga kerja.
Adapun tujuan lain mengapa rekrutmen pegawai sangat perlu
dilakukan sebagaimana dikatakan oleh Cardoso (dalam Sulistiyani dkk, 2004)
adalah karena sebab-sebab yang beraneka ragam,di antaranya berikut ini.
1. Berdirinya organisasi baru.
2. Adanya perluasan kegiatan organisasi.
3. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan
baru.
4. Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain.
5. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat ataupun
tidak dengan hormat sebagai tindakan positif.
6. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki masa
pensiun.
7. Adanya pekerja yang meninggal dunia.
Dari beberapa hal tersebut dapat dipahami bahwa rekrutmen
dilakukan khususnya dalam lingkungan birokrasi di antaranya perluasan kantor
maupun dinas seperti yang sekarang ini banyak dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan adanya program otonomi daerah. Sebagaimana diketahui bersama bahwa
dampak dari otonomi daerah telah membawa konsekuensi terciptanya daerah otonom
baru, seperti provinsi baru, kota baru, kabupaten baru. Dengan terciptanya
daerah-daerah otonom baru ini secara otomatis tercipta struktur pemerintahan
yang baru, yang logikanya pasti dibutuhkan pegawai-pegawai baru untuk memimpin,
menjalankan, dan memenuhi kebutuhan pegawai pada organisasi tersebut.
Menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung (2002) tujuan dari
program rekrutmen adalah agar organisasi memiliki pelamar-pelamar yang
berkualitas yang dibutuhkan untuk mengisi pekerjaan jika ada yang lowong. Lebih
lanjut dikatakan Ishak Arep dan Hendri Tanjung bahwa tujuan utama dari
rekrutmen bukan terletak pada jumlah pelamar yang besar, dan jumlah pelamar
yang besar tidak akan berarti banyak jika pelamar tersebut sebagian besar tidak
berkualitas. Oleh karena itu, perlu dipikirkan sistem rekrutmen pegawai yang
mampu merekrut tenaga-tenaga yang betul-betul handal dan berkualitas.
Jadi, fungsi rekrutmen di sini adalah merupakan kelanjutan
tahap perencanaan atau dengan kata lain tahap awal dari implementasi kebijakanSDM yang telah dihasilkan pada proses perencanaan. Tahap rekrutmen merupakan
tahap yang paling krusial karena dalam prakteknya saling berpengaruh oleh
nilai-nilai keadilan sosial dan hak asasi individu, efisiensi administratif,
daya tanggap politik, dan nasionalisme. Mereka yang mendukung nilai keadilan
sosial dan hak asasi individu berpandangan bahwa rekrutmen hendaknya diambil
dari semua golongan dengan memberikan proporsi yang seimbang tanpa
mempertimbangkan kualitas (affirmatif action). Hal ini sering didukung kelompok
hak asasi manusia yang beranggapan bahwa pemerintah sudah seharusnya
mengusahakan pekerjaan bagi warga negaranya.
Bagi mereka yang mendukung efisiensi administratif, pekerja
yang berkualitas adalah pertimbangan utama dalam proses rekrutmen. Hal ini
berarti bertentangan dengan pendukung nilai keadilan sosial dan hak asasi
manusia. Untuk mereka yang menilai dengan daya tanggap politis dan kebangsaan
menganggap bahwa perekrutan dianggap sebagai sarana untuk menguasai pegawai
yang kemungkinan akan memperbesar kekuasaannya.
Kekuasaan ini menurut golongan nasionalis seharusnya
diabadikan untuk kepentingan bangsa, bukan untuk kepentingan kelompok atau
pribadi.
Perencanaan pegawai secara akurat dan profesional akan
semakin penting artinya bagi organisasi/perusahaan dalam menghadapi
perkembangan lingkungan dan teknologi ke depan. Pada dasarnya kondisi mendatang
mengharuskan organisasi mendatang mengharuskan organisasi melakukan penyesuaian
perencanaan strategis dan operasionalnya agar mampu mewujudkan eksistensinya
secara kompetitif.
Penyesuaian ini berdampak pada perlunya melakukan analisis
tenaga kerja, untuk mengetahui kesesuaian tenaga kerja yang dimiliki dengan seluruh
volume dan beban kerja berdasarkan rencana. Berdasarkan hasil analisis tenaga
kerja itulah dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja sekarang dan di masa yang
akan datang, hal ini sebagai masukan utama dalam perencanaan SDM.