Pengertian dan Teori Portofolio

Portofolio ialah adonan atau kombinasi dari banyak sekali instrumen dan aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Portofolio juga mampu diartikan sebagai bagaimana cara seorang investor menghasilkan laba yang optimal dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada banyak sekali jenis investasi yang berada di pasar modal.

Pengertian dan Teori Portofolio


Properti, saham, instrumen pendapatan tetap mirip obligasi, hingga uang tunai atau setara kas merupakan isi dari portofolio. Namun ketika ini, portofolio lebih diutamakan pada aset investasi yang likuid seperti: saham, instrumen pendapatan tetap dan kas atau setara kas.


Dalam dunia pasar modal, para investor mempunyai preferensi dan huruf yang berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Ada Investor yang menyukai risiko (risk seeker) yaitu Investor tipe ini berani mengambil risiko tinggi dengan impian menerima imbal hasil yang tinggi pula. Investor dengan huruf tersebut cenderung kasar dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. Ada juga Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) yaitu Investor tipe ini meminta kenaikan imbal hasil yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko. Investor dengan huruf ini cenderung hati-hati dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi. Tetapi ttidak menutup kemungkinan ada pula Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) yaitu Investor tipe ini hanya berani mengambil risiko tingkat rendah dengan imbal hasil yang rendal pula. Tipikal investor tidak suka mencari risiko dan cenderung memikirkan secara matang sebelum mengambil keputusan investasi.

Meskipun investasi dipasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun kalau semakin besar pengembalian maka semakin besar pula resiko yang dihadapi. Oleh alasannya ialah itu maka investor dituntut untuk berfikir secara rasional dan juga memperhatikan bagaimana cara pengembalian yang optimal pada tingkat resiko yang minimal. Agar tujuan untuk menerima laba dari penyertaan modalnya mampu menciptakan investor menerima hasil yang optimal. Pihak investor harus melaksanakan analisis terhadap saham-saham yang dibelinya. Kegagalan mampu saja terjadi kalau investor menerima informasi yang terlalu banyak (overload information) yang menyebbkan investor tidak mampu mengambil informasi yang relevan dan paling dibutuhkan dalam menganalisis portofolio.

Pengertian Portofolio

Arti harfiah dari portofolio ialah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005). Sedangkan secara umum, portofolio ialah suatu kombinasi dari investasi sejumlah asset dengan tingkat laba dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu. Pembentukan portofolio merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka menerapkan gagasan utility maximization.

Sedangkan berdasarkan Sentanoe Kertonegoro (1995), portofolio ialah suatu kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat Agus Sartono (2001), bahwa portofolio ialah sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets mampu berupa saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets mampu berupa gedung, tanah, kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya.

Portofolio juga merupakan kombinasi atau sekumpulan aset yang dimiliki oleh investor. Abdul Halim menjelaskan bahwa portofolio ialah adonan atas sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. 

Menurut Harold dalam jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, portofolio diartikan sebagai bagaimana cara seorang investor menghasilkan laba yang optimal dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada banyak sekali jenis investasi. 

Dari beberapa pengertian tersebut, mampu disimpulkan bahwa portofolio ialah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor dan mampu menghasilkan laba dimasa yang akan mendatang untuk pemiliknya.


Pengertian Teori Portofolio

Teori portofolio merupakan teori yang bekerjasama mengenai pengembalian portofolio yang diperlukan dan tingkat risiko portofolio yang mampu diterima, serta memperlihatkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar modal yang berdasar pada dampak keputusan investor terhadap harga sekuritas serta memperlihatkan kekerabatan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko sekuritas kalau investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan perkiraan tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan perkiraan bahwa tingkat pengembalian atas imbas dimasa depan mampu diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.

Tujuan dibentuknya portofolio ialah untuk memperkecil risiko tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan melalui cara diversifikasi. Diversifikasi portofolio ialah menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang dipilih. Diversifikasi atau penyebaran portofolio dilakukan dengan memasukkan banyak sekali aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada. Seperti saham, obligasi, deposito, aset riil dan sebagainya. Diversifikasi portofolio juga mampu dilakukan dengan mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva saja, contohnya saham. Akan tetapi, investor akan menemukan dilema dalam membentuk suatu portofolio alasannya ialah banyaknya sekuritas yang ada. Banyaknya kombinasi sekuritas meyebabkan banyaknya portofolio. 

Untuk mengatasi dilema itu, investor yang rasional akan membentuk portofolio yang optimal. Investor rasional diasumsikan sebagai orang yang menentukan lebih banyak daripada menentukan yang sedikit. Misalnya, dalam kondisi kerja yang sama, orang yang rasional akan menentukan menerima honor Rp. 5 juta daripada honor Rp. 3 juta.

Portofolio efisien ialah portofolio yang memperlihatkan imbal hasil impian maksimal dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung tingkat risiko minimal dengan imbal hasil impian yang sama.

Portofolio optimal ialah portofolio yang dipilih investor dari sejumlah portofolio efisien sesuai dengan huruf investor. Portofolio optimal didasarkan pada perkiraan semua investor ialah risk averse. Yaitu mengusahakan embel-embel tingkat return yang semakin besar untuk embel-embel satu unit risiko yang sama. Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu portofolio terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal ialah portofolio efisien. Sedangkan portofolio efisien belum tentu portofolio optimal. Portofolio optimal mampu ditentukan dengan memakai aktiva bebas risiko. Aktiva bebas risiko ialah aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu tanpa adanya risiko. Aktiva bebas risiko atau risk free rate dalam penghitungan indeks tunggal biasanya memakai BI rate atau suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk saham konvensional.

Tingkat pengembalian yang diperlukan (expected return) ialah return yang yang diperlukan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai kekerabatan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan, begitu pula sebaliknya. 

Salah satu pengukur risiko ialah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio juga mampu diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai return-return sekuritas tunggal di dalamnya. Dengan demikian, varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio mampu dituliskan sebagai berikut :

Jika return portofolio (Rp) yang ada di atas dan return porotfolio ekspektasi disubstitusikan, maka menjadi persamaan : 

Var(Rp) = E[(a. Ra + b. Rb) – E(a. Ra + b. Rb)]2 
= E[a. Ra + b. Rb – E(a. Ra) – E(b. Rb)]2 
= E[a. Ra – a. E(Ra)) + (b. Rb – b. E(Rb))]2 
= E[(a. (Ra – E(Ra)) + (b. (Rb – E(Rb))]2 
= E[(a2. (Ra – E(Ra))2 + (b2. (Rb - E(Rb))2 + 2.a.b. (Ra – E(Ra)). (Rb -E(Rb))]
 = a2. E[Ra – E(Ra))]2 + b2. E[Rb – E(Rb)2 + 2.a.b. E(Ra – E(Ra)). (Rb – E(Rb))] 

maka, 
Var(Rp) = σp2 = a2. Var(Ra) + b2. Var(Rb) + 2.a.b. (Cov(Ra,Rb)

Kovarian antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov(Ra, Rb) atau σRa,Rb, menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return sekuritas A dan B. Nilai kovarian positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang sama, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya juga menurun. Nilai kovarian yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat, maka yang lainnya menurun, dan sebaliknya. Kovarian yang didasarkan pada return-return ekspektasi dari sekuritas A dan B dapat dihitung dengan rumus : 

Cov(Ra,Rb) = σRa,Rb =

dimana : 
Cov(Ra,Rb) = kovarian return saham antara saham A dan saham B 
Rai = return masa depan antara saham A kondisi ke-i 
Rbi = return masa depan saham B kondisi
E(Ra) = return ekspektasi saham A 
E(Rb) = return ekspektasi saham B 
ρi = probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i 
n = jumlah dari kondisi masa depan (i = 1,2,…n) 

Konsep dari kovarian sanggup dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien hubungan memperlihatkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relative terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien hubungan antara variabel A dan variabel B (rab = ρab) sanggup dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabelnya. 

Persyaratan utama untuk sanggup mengurangi risiko di dalam portofolio yakni return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Nilai dari koefisien hubungan berkisar dari +1 hingga dengan -1. Nilai koefisien hubungan +1 memperlihatkan hubungan positif sempurna, nilai koefisien hubungan 0 memperlihatkan tidak ada hubungan dan nilai koefisien hubungan -1 memperlihatkan hubungan negatif sempurna. 

Jika dua buah aktiva mempunyai return dengan koefisien hubungan +1 (positif sempurna), maka semua akibatnya tidak sanggup didiversifikasi atau risiko portofolio tidak akan berubah sama dengan risiko aktiva individualnya. Jika dua buah aktiva mempunyai return dengan koefisien hubungan -1 (negative sempurna), maka semua akibatnya sanggup didiversifikasi atau risiko portofolio akan sama dengan nol. Jika koefisiennya di antara +1 dan -1, maka akan terjadi penurunan risiko di portofolio, tetapi tidak menghilangkan semua risikonya. 

Bagian dari risiko sekuritas yang sanggup dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan risiko yang sanggup didiversifikasikan (diversifiable risk) atau risiko perusahaan (company risk) atau risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique risk) atau risiko yang tidak sistematik (unsystematic risk). Karena risiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal jelek terjadi di suatu perusahaan sanggup diimbangi dengan hal baik yang terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini sanggup didiversifikasi di dalam portofolio. Contoh dari risiko ini yakni pemogokan bruh, tuntutan pihak lain, dan sebagainya. 

Sebaliknya, risiko yang tidak sanggup didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan non-diversifiable risk atau risiko pasar (marke risk) atu risiko umum (general risk) atau risiko sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi alasannya kejadian-kejadian di luar kegiatn perusahaan, mirip inflasi, resesi, dan lain sebagainya.

Pemilihan Portofolio 

Di dalam membentuk suatu portofolio, terdapat permasalahan yakni terdapat berbagai kemungkinan portofolio yang sanggup dibuat dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini sanggup mencapai jumlah yang tidak terbatas. Belum lagi kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas risiko di dalm pembentukan portofolio. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor yakni rasional, maka mereka akan menentukan portofolio yang optimal. Portofolio optimal sanggup ditentukan dengan memakai model Markowitz atau model indeks tunggal. Untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan yakni menentukan portofolio yang efisien. Untuk model-model ini, semua portofolio yang optimal yakni portofolio yang efisien. Karena tiap-tiap investor mempunyai kurva berbeda, portofolio akan berbeda untuk masing-masing investor. Investor yang lebih menyukai risiko akan menentukan portofolio dengan return yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai risiko. Jika aktiva tidak berisiko, mirip SBI, dipertimbangkan, maka aktiva ini sanggup merubah portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih oleh investor. 

Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memperlihatkan return ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memperlihatkan risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang efisien ini sanggup ditentukan dengan menentukan tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan akibatnya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan menentukan portofolio yang efisien ini alasannya merupakan portofolio yang dibuat dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio.

Pembentukan Portofolio

Portofolio yakni kombinasi atas sekuritas yang dimiliki oleh investor. Tujuan dibentuknya portofolio untuk memperkecil risiko yang ditanggung melalui diversifikasi, yaitu menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang dipilih.

Untuk membentuk portofolio sebaiknya pemodal mempunyai dana yang cukup dalam melaksanakan diversifikasi, pengetahuan perihal analisis atas sekuritas yang dipilih dan waktu yang akan dipakai untuk mengamati acara investasinya tersebut. Dalam kenyataannya tidak banyak pemodal yang mempunyai kemampuan mirip diatas sehingga pemodal tersebut menyerahkan pengelolaan dananya pada manajer investasi atau dengan membeli instrumen investasi reksadana berupa unit penyertaan dana (Wibowo, 2005)

Penilaian kinerja portofolio

Penilaian terhadap kinerja portofolio dibutuhkan untuk mengetahui aspek tingkat return yang diperoleh dan risiko yang ditanggung. Portofolio yang mempunyai tingkat laba yang lebih tinggi belum tentu lebih baik dari portofolio yang lain jikalau faktor risiko tidak diperhatikan. Standar metodean dibutuhkan dalam melaksanakan penilaian kinerja portofolio. 

Menurut Suad Husnan (2005), penilaian kinerja portofolio sanggup dilakukan melalui dua cara, yaitu:

1. Melakukan perbandingan langsung. Salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio yakni dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang memperlihatkan tingkat laba lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.

2. Menggunakan ukuran kinerja tertentu,Ukuran kinerja tertentu (one-parameter performance measures) perlu dikaitkan dengan risiko. Penggunaan ukuran tertentu dilakukan dengan memakai parameter-parameter mirip (1) excess return to standard deviation, (2) differential return apabila risiko diukur dengan deviasi standar, (3) excess return to beta, dan (4) differential return apabila risiko diukur dengan beta.

Jika memakai parameter tertentu maka terdapat tiga indeks yang biasanya dipakai yaitu  :

a) Indeks Sharpe
Halim (2005) menyampaikan bahwa pengukuran dengan metode sharpe menurut atas risiko antara excess return terhadap standar deviasi. Rasio yang dihitung yakni merupakan kemiringan garsi yang menghubungkan portofolio yang beresiko dengan kesempatan investasi bebas risiko (Rf). Kemiringan garis inilah yang dipakai sebagai Sharpe Measure, dirumuskan sebgai berikut: 

Indeks Sharpe


b) Indeks Treynor 
Wiksuaksana dan Purnawati (2008) mengatakan bahwa Indeks Treynor mengukur kinerja potofio dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya resiko pada portofolio tersebut. Asumsi yang digunakan adalah portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga, resiko yang diangap relevan adalah resiko sitematis. 

Indeks Treynor


c) Indeks Jensen
Husnan (2001) mengatakan ahwa Indeks Jensen merupakan pengembangan dari metode CAPM. Indeks ini mengukur perbedaan antara tingkat return aktual dengan tingkat return yang diharapakn dari suatu portofolio dengan patokan garis security market line. Nilai inilah yang kemudian diukur menggunakan persamaan : 

Indeks Jensen
Dalam keadaan ekulibrium, semua portofolio akan berada pada garis Security Market Line sehingga, jika suatu portofolio memiliki tingkat return yang berbeda maka, akan terdapat differential return.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel