Teori Dasar dan Tujuan Perusahaan Multinasional

Sebagaimana dijelaskan di muka, perekonomian telah menggerakkan seluruh penduduk, perusahaan, pemerintah, dan negara untuk memenuhi kebutuhannya berdasarkan sumber daya yang terbatas. 

Teori Dasar dan Tujuan Perusahaan Multinasional


Pada tingkat perusahaan, pembelajaran ini lebih menfokuskan pada strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan di tengah situasi ekonomi yang semakin luas. Tujuan dari perusahaan yang menjalankan bisnis domestik adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. 


Dalam era perdagangan dan bisnis yang lebih luas antar negara, perusahaan semakin maju untuk menjalankan bisnis di lingkungan internasional (Multinational Company). 

Banyak perusahaan telah berubah menjadi perusahaan multinasional (MNC) yang didefinisikan sebagai perusahaan yang terlibat dalam berbagai bentuk bisnis internasional. Manajer perusahaan ini melakukan manajemen keuangan internasional, yang melibatkan investasi internasional dan keputusan pendanaan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai MNC tersebut. 

Oleh karena pasar asing dapat sangat berbeda dengan pasar domestik, pasar ini memberikan peluang untuk memperbaiki arus kas perusahaan. Beberapa hambatan untuk masuk ke pasar asing akhir-akhir ini telah berkurang atau dihapuskan karenanya mendorong perusahaan untuk meraih peluang bisnis internasional (memproduksi dan/atau menjual barang di luar negeri). 

Kebanyakan perusahaan multinasional berusaha memperoleh dana dari pasar valuta asing karena dianggap dapat memberikan dana yang besar. Perusahaan tersebut berlomba menanamkan investasinya pada pasar valuta asing, agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pasar valuta asing ini menjangkau seluruh bagian dunia, dalam hal ini harga-harga mata uang senantiasa bergerak setiap saat. Harga dari satu mata uang dalam mata uang lain merupakan hasil dari kekuatan penawaran dan permintaan.

Teori Dasar Perusahaan Multinasional 

Umumnya berbagai literatur menyebutkan terdapat 2 teori yang mendasari perusahan multinaisonal (MNC), yaitu 

1. Teori klasik Perusahaan Multi Nasional (Classical Theory of MNC) didasarkan pada teori Adam Smith mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini MNC dibangun dari teori tentang invisible hand, mekanisme pasar, supply, and demand. Dari teori ini, muncul konsep perdagangan antar masyarakat dan negara. Perdagangan timbul karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi, tetapi dapat dipenuhi oleh pihak lain. Ada sumber daya yang tidak dapat diperbaharui kembali dan tidak dapat dimobilisasi menimbulkan keinginan suatu negara mencari sumber dari negara lain melalui imperialisme. 

2. Teori modern perusahaan multinasional (Modern Theory of MNC) menyebutkan bahwa sumber daya dapat dimobilisasi kecuali sumber daya alam (natural resources). Kebutuhan dapat dipenuhi dari sumber yang efisien karena memiliki daya jual yang lebih baik. Keterbatasan sumber daya menimbulkan ekspedisi mencari sumber baru di daerah lain. Jika teori klasik menekankan pada penguasaan wilayah yang menghasilkan sumber daya, teori modern lebih menekankan adanya dominasi-dominasi ekonomi (imperialisme model baru) guna menghasilkan nilai perdagangan yang berdaya saing tinggi.

Manfaat Ekspansi Perusahaan Multinasional

Kiprah MNC sangat pesat seiring dengan lebarnya iklim keterbukaan transaksi dan perdagangan antar negara. Dalam perkembangan ekonomi dan perdagangan modern, pengetahuan mengenai pengelolaan atau manajemen keuangan internasional tidak hanya penting bagi MNC besar dengan sejumlah anak perusahaan asing, tetapi juga penting untuk perusahaan yang menjalankan bisnis internasional. 

Beberapa cara MNC mempertahankan diri dan bersaing memperbesar pangsa pasar, perusahaan tersebut cenderung untuk masuk ke pasar khusus ketika mereka tidak harus bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki keunggulan skala ekonomi. Beberapa perusahaan kecil membuat anak perusahaan asing untuk menembus pasar asing melalui ekspor. Manajemen keuangan internasional juga penting bagi perusahaan yang tidak menjalankan bisnis internasional. 

Perusahaan harus memahami bagaimana pesaing asing mereka akan terpengaruh dengan pergerakan nilai tukar, tingkat bunga asing, biaya tenaga kerja, dan inflasi. Semua hal tersebut dapat memengaruhi biaya produksi dan kebijakan harga pesaing asing. 

Perkembangan perusahaan multinasional yang pesat tentunya memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat. Mempelajari MKI tentunya memberikan manfaat bagi manager MNC dalam berbagai aspek, diantaranya: 

  1. memformulasikan berbagai peristiwa-peristiwa internasional yang relefan yang akan mempengaruhi strategi perusahaan; 
  2. merumuskan atau memformulasikan strategi binsis dalam penentuan langkah-langkah apa saja yang harus diambil dalam rangka mengisolasi perusahaan dan pengaruh-pengaruh yang merugikan; 
  3. mengantisipasi bebagai faktor eksternal maupun internal mengenai peristiwa-peristiwa atau kejadian dapat mempengaruhi tujuan perusahaan. Jadi, manager MNC akan memaksimalkan profit dengan cara meminimalkan resiko; 
  4. mengidentifikasi peluang yang mungkin diperoleh guna meningkatkan nilai perusahaan dan kekuatan pangsa pasar; 


Faktor yang menjadi perhatian utama mengancam keberlangsungan MNC adalah risiko. Berbagai risiko yang sering ditemui MNC adalah :

1. fluktuasi dan volatilitas nilai tukar

Nilai ini sangat mempengaruhi perdagangan barang antar negara. Ketidakpastian nilai tukar tentunya membuat manajer MNC sulit dalam menentukan tingkat harga jual yang sesuai;

 2. tingkat inflasi

Peningkatan tingkat inflasi suatu negara menunjukkan tingkat harga domestik negara tersebut meningkat dan harga uang menurun. Akibat dari fenomena ini menurunkan kemampuan penduduk dalam mengonsumsi barang. MNC yang mengembangkan usahanya di negara tersebut akan sulit meningkatkan pangsa pasarnya. Dengan demikian, terjadi penurunan pada neraca berjalan negara tersebut;

3. tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi negara lain yang berhubungan 

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi berarti meningkatnya pendapatan nasional yang selanjutnya memungkinkan untuk meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, apabila jumlah penduduk tidak meningkat lebih tinggi berarti meningkatnya kemakmuran masyarakat. Saat MNC memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan produk ini tergantung dari kondisi ekonomi pada pasar tersebut. Oleh karena itu, arus kas masuk MNC bergantung pada kondisi ekonomi asing. Negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi atau stabil akan lebih menarik investasi asing karena perusahaan yakin dapat memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi tersebut dengan beroperasi di negara itu; 

4. pendapatan negara

Jika tingkat pendapatan suatu negara meningkat dalam presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain maka neraca berjalan akan turun, jika faktor lain tidak berubah. Ketika pendapatan riil meningkat maka konsumsi barang akan meningkat. Persentase peningkatan konsumsi kemungkinan besar mencerminkan peningkatan permintaan barang asing. 

5. Kebijakan politik suatu negara dan ekonomi

Saat MNC mendirikan anak perusahaan di negara asing, MNC menjadi rawan terhadap risiko politik yang timbul karena pemerintah setempat atau masyarakat melakukan tindakan yang mempengaruhi arus kas MNC. 

6. Pinjaman (utang) luar negeri pemerintah sebagai modal bagi pembiayaan pembangunan perekonomian nasional yang cukup penting bagi sebagian besar negara yang sedang berkembang. Bantuan modal dari luar negeri umumnya dalam bentuk hibah (grant), bantuan pembangunan, kredit ekspor, dan arus modal swasta, seperti bantuan bilateral dan multilateral, investasi swasta langsung (PMA), pinjaman bank dan kredit perdagangan (ekspor/impor) yang dapat diberikan baik kepada pemerintah maupun kepada pihak swasta; 

7. neraca perdagangan

Pembelian produk impor menyebabkan berpindahnya ketergantungan pada produk domestik menjadi ketergantungan pada produk asing. Oleh karena itu, dapat menyebabkan defisit neraca perdagangan, defisit yang besar menyebabkan pindahnya lapangan kerja ke negara asing. Komponen utama neraca berjalan adalah neraca perdagangan (balance of trade) yang merupakan selisih dari ekspor dan impor. Ekspor dan impor barang mencerminkan produk berwujud. Ekspor dan impor jasa mencerminkan pariwisata dan jasa-jasa lainnya. Defisit neraca perdagangan berarti nilai barang dan jasa yang diekspor lebih sedikit dibandingkan nilai barang dan jasa yang diimpor.

Metode Bisnis Internasional

Saat ini telah berkembang berbagai metode dalam menjalankan bisnis internasional. Intinya, metode ini berorientasi pada bagaimana perusahaan dapat terus mempertahankan beberadaannya pada berbagai situasi. 

1. Membuka jalur perdagangan internasional. Cara ini merupakan pendekatan yang konservatif dan aman yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menembus pasar dan untuk memperoleh barang dengan biaya rendah. Pendekatan ini memiliki resiko minimal karena perusahaan tidak membahayakan modalnya. Jika perusahaan mengalami penurunan pada kegiatan ekspor dan impornya, perusahaan tersebut umumnya akan mengurangi atau menghentikan aktivitas tersebut dengan biaya rendah. 

2. Metode waralaba mengharuskan suatu perusahaan untuk menyediakan strategi penjualan atau penyediaan jasa tertentu, memberikan bantuan dan mungkin juga menyediakan investasi awal waralaba dengan imbalan berkala. Seperti lisensi, waralaba memungkinkan perusahaan untuk menembus pasar asing tanpa melakukan investasi besar. 

3. Kerjasama operasi merupakan entitas yang dimiliki dan dioperasikan bersama oleh dua atau lebih perusahaan. Sebagian besar bentuk kerjasama operasi memungkinkan dua perusahaan mengaplikasikan keunggulan kompetitif masing-masing pada suatu proyek tertentu. 

4. Akuisisi perusahaan yang telah berjalan perusahaan sering kali mengakuisisi perusahaan di negara lain sebagai sarana untuk menembus pasar asing. Akuisisi memungkinkan perusahaan untuk memiliki pengendalian penuh atas bisnis internasionalnya dan secara cepat memperoleh sejumlah besar pangsa pasar asing.

5. Mendirikan anak perusahaan asing baru perusahaan juga dapat menembus pasar asing dengan mendirikan perusahaan baru di negara lain untuk memproduksi dan menjual produknya, tetapi metode ini membutuhkan investasi yang besar. Mendirikan anak perusahaan baru lebih disukai dibandingkan akuisisi perusahaan asing karena perusahaan baru dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan induk perusahaan. Selain itu, investasi yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan dengan membeli perusahaan yang telah berjalan. Namun, perusahaan tidak akan memperoleh pengembalian investasi sampai anak perusahaan telah berdiri dan basis pelanggan telah diperoleh.

Bentuk Perusahaan Multinasional


Saat ini terdapat berbagai bentuk MNC, secara umum bentuk perusahaan induk di suatu negara (HC, Holding Company), yaitu membentuk beberapa anak perusahaan (subsidiaries) di negara lain. Kegiatan umumnya perusahaan ini adalah trading/perdagangan dan manufacturing/pabrik. MNC mengambil keputusan-keputusan yang berkaitan dengan strategi memasuki pasar (penetrasi), pemilihan operasional di luar negeri serta aktivitas produksi, marketing, dan keuangan yang paling efisien bagi korporasi secara keseluruhan. MNC muncul dari keinginan berdagang dan mengembangkan pangsa pasar untuk meningkatkan penjualan. Naluri tindakan ini adalah memaksimalkan profit dan meminimumkan biaya. 

Terdapat 3 tipe utama perusahaan multinasional. Inti pembagian dilihat dari cara perusahaan mengelola perusahaan dari aspek bahan baku (raw material), aspek pemasaran, dan cara bagaimana perusahaan meminimumkan biaya untuk meningkatkan daya saing. 

1. Raw material secker

MNC yang berusaha pada bidang ini bertujuan mencari bahan baku. Tipe ini paling primitif diantara semua tipe MNC. Keterbatasan bahan baku dan tanah mendorong MNC mencari bahan baku di daerah lain untuk memenuhi kebutuhan produksi MNC di negaranya.

2. Market seeker

MNC pada bidang ini mengembangkan usahanya dengan memulai operasi diluar negeri. Tujuan perusahaan ini untuk mendekatkan diri pada konsumen akhir. 

3. Cost minimizers seeker

Kelompok ini melakukan investasi biaya produksi rendah berorientasi pada penekanan biaya produksi. Suatu perusahaan memulai menjadi MNC diawali dengan ekspor, kemudian dengan investasi di luar negeri diakhiri dengan produksi. Perkembangan ini dilakukan secara tidak sadar, tidak melalui rencana, tetapi timbul berdasarkan rangsangan, tantangan (threat) dan peluang (opportunities) yang menimbulkan respon.

Keuntungan mendirikan pabrik di luar negeri seperti berikut. 
1. Memanfaatkan perkembangan pasar. 
2. Menyesuaikan produk dan jadwal produksi terhadap perubahan selera. dan kondisi setempat. 
3. Dapat memenuhi pesanan dengan cepat. 
4. Melakukan purna jual. 
5. Merancang produk baru.

Kegiatan Perusahaan Multinasional

1. Restrukturisasi Multinasional 
a. Membangun anak usaha baru, akuisisi perusahaan, menjual anak usaha yang ada, downsizing operasi, atau memindahkan produksi diantara anak perusahaan, semuanya merupakan bentuk dari restrukturisasi multinasional. 
b. MNC secara terus menerus menaksir berbagai bentuk restrukturisasi multinasional yang memungkinkan dalam konteks perubahan ekonomi, politik, dan industri antar negara.

2. Akuisisi Internasional Melalui akuisisi internasional, perusahaan dapat melakukan ekspansi bisnis internasionalnya dengan cepat bila sasaran telah pada tempatnya, dan keuntungan dari hubungan dengan konsumen yang sudah ada. Namun, akuisisi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya, dan tidak membutukan integrasi dengan gaya manajemen induk perusahaan. Seperti proyek jangka panjang lainnya, analisis penganggaran modal dapat digunakan untuk menentunkan apakah suatu perusahaan dapat diakusisi. Oleh karena itu, keputusan akuisisi dapat didasarkan pada perbandingan keuntungan dan biaya yang diukur dengan Net Present Value (NPV). Perlu diingat bahwa nilai tukar, pajak, dan pembatasan/pemblokiran dana yang relevan harus dipertimbangkan. Biaya terkait hambatan dari agen pemerintah setempat yang memonitor merger dan akuisisi harus dipertimbangkan juga. Contohnya seperti hambatan terkait hukum hostile takeovers, pembatasan asing terhadap kepemilikan mayoritas, dan syarat-syarat khusus lainnya.
Saat krisis di Asia, beberapa MNC memiliki kesempatan berbisnis di Asia. Di Asia, saat krisis, nilai properti turun, nilai tukar melemah, banyak perusahaan hampir bangkrut, dan pemerintah ingin memecahkan masalah krisis ini. Namun, MNC harus tidak mengabaikan pertumbuhan ekonomi di Asia yang juga melemah. Di Eropa, adopsi euro sebagai mata uang lokal oleh beberapa negara menyederhanakan analisis yang dilakukan oleh MNC saat membandingkan berbagai perusahaan sasaran yang memungkinkan.

Pemerintah Dan Perusahaan Multinasional 


Pembahasan mengenai hubungan pemerintah dan perusahaan multinasional tidak lepas dari peran pemerintah dalam mengendalikan perekonomian suatu negara. Sebagaimana kita ketahui, ekonomi adalah ilmu yang membahas keterlibatan agen-agen ekonomi dalam aktivitas mereka. 

Ilmu Ekonomi membagi agen-agen ekonomi menjadi beberapa kelompok berikut ini: 

1. Individu atau rumah tangga (household) 

Kelompok ini mempunyai tujuan memaksimumkan kepuasan (utilitas) melalui mengonsumsi barang hasil produksi. Keinginan memaksimumkan kepuasan dibatasi oleh pendapatan. Pendapatan membatasi konsumen memilih dan mengonsumsi barang. Disamping itu, pola konsumsi individu sangat dipengaruhi oleh preferensi terhadap barang yang dibutuhkan. 

2. Firm/perusahaan/MNC

Kelompok ini mempunyai tujuan memaksi-mumkan keuntungan (profit). Keinginan memaksimumkan keuntungan dibatasi oleh biaya yang harus ditanggung. Kendalanya, yaitu biaya dalam hal ini Profit = total revenue – total cost. 

3. Pemerintah

Kelompok ini mempunyai tujuan memaksimumkan kesejahteraan (walfare). Kendala yang dihadapi pemerintah adalah terbatasnya anggaran. 

Cara pemerintah meningkatkan welfare: 
1. Menentukan kebijakan pada berbagai sector agar tercipta keadaan ekonomi masyarakat pada tingkat persaingan sempurna. Pada tingkat persaingan sempurna, harga terbentuk efisien dan paling murah. Harga murah dibentuk oleh keseimbangan pelaku ekonomi dalam jumlah besar.

2. Membawa negara berada pada keseimbangan pasar. Pada keseimbangan pasar, semua pelaku ekonomi dapat mengakses kebutuhan minimum seperti kesehatan, infrastruktur, pendidikan. Situasi ini akan dipelajari dalam manajemen keuangan internasional pada saat membahas mengenai purchasing power parity (PPP), international fisher effect (IFE) dan keseimbangan suku bunga (interest rate parity, IRP). Situasi pada keseimbangan ini menghasilkan pola interaksi ekonomi yang stabil dan terjadi pada jangka panjang. 

MNC memperbesar market powernya (market share) dengan tujuan untuk penjualan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan. Pada kondisi persaingan sempurna, pendapatan yang besar akan meningkatkan keuntungan, meningkatkan wealth, dan sulit untuk membuat harga semena-mena. 

Akan tetapi, jika MNC mampu untuk bersaing dan menjadi monopolis, pendapatan yang besar akan meningkatkan keuntungan, meningkatkan wealth, dan dapat membuat harga semena-mena. Peran pemerintah bermanfaat untuk menghindari MNC melakukan praktik monopoli mekanisme pasar. 

Oleh sebab itu, pemerintah menerbitkan undang-undang anti monopoli untuk mencegah penguasaan salah satu kebutuhan masyarakat yang utama kepada pihak swasta.
1. Analisis Risiko Negara Risiko negara merupakan efek lingkungan negara MNC terhadap potensi yang merugikan terhadap arus kas. Risiko negara dapat digunakan: untuk memonitor ketika MNC dapat menjalankan bisnis; sebagai alat penyeleksi untuk menghindari menjalankan bisnis di negara yang memiliki risiko berlebih; untuk meningkatkan analisis yang digunakan dalam membuat keputusan investasi jangka panjang atau keputusan pendanaan.

2. Faktor Risiko Politik Faktor atau penyebab timbulnya risiko politik datang dari beberapa sumber, diantaranya sikap konsumen negara setempat. Beberapa konsumen mungkin sangat loyal dengan produk dalam negeri mereka. Pemerintah setempat mungkin mengenakan syarat khusus, pembatasan transfer dana, menyubsidi perusahaan lokal, atau gagal dalam menegakkan copyright laws, pemblokiran transfer dana. Dana yang diblokir mungkin tidak dapat digunakan secara optimal. Mata uang yang tak dapat ditukarkan. Induk MNC mungkin perlu menukarkan pendapatan dengan barang-barang. Perang, pertempuran internal dan eksternal dapat menghasilkan efek yang menghancurkan. Birokrasi dapat meningkatkan keruwetan bisnis. Korupsi dapat meningkatkan biaya dalam menjalankan bisnis atau mengurangi pendapatan.

3. Tipe Penilaian Risiko Negara Penilaian makro risiko negara merupakan seluruh penilaian risiko negara tanpa mempertimbangkan bisnis MNC. Penilaian mikro risiko negara merupakan penilaian negara terkait dengan tipe bisnis MNC. 

Penilaian menyeluruh risiko negara terdiri atas 
a. risiko politik makro; 
b. risiko keuangan makro; 
c. risiko politik mikro; 
d. risiko keuangan mikro; 

Opini penilai risiko yang berlainan terkadang berbeda secara subjektif pada: 
a. pengidentifikasian faktor risiko politik dan keuangan yang relevan; 
b. Penentuan pentingnya setiap faktor secara relatif, dan 
c. Memprediksi nilai faktor yang tidak dapat diukur secara obyetif.

4. Teknik Menilai Risiko Negara Beberapa cara atau teknik menilai risiko negara melalui beberapa cara. Checklist approach melibatkan pemeringkatan dan pembobotan seluruh faktor yang diidentifikasi, dan kemudian menggabungkan peringkat dan bobot untuk menghasilkan penilaian keseluruhan. Delphi technique melibatkan pengumpulan berbagai opini bebas dan kemudian merata-ratakan dan mengukur penyebaran dari opini-opini tersebut. 

Quantitative analysis teknik seperti analisis regresi dapat diaplikasikan pada data historis untuk menilai sensitifitas bisnis pada berbagai faktor. Inspection visits melibatkan perjalanan ke suatu negara dan bertemu dengan pegawai pemerintah, eksekutif perusahaan, dan/atau konsumen untuk mengklarifikasi ketidakpastian. Terkadang, perusahaan menggunakan berbagai teknik dalam melakukan analisis penilaian risiko. 

Contohnya, mereka mungkin menggunakan pendekatan checklist untuk mengembangkan pemeringkatan risiko negara keseluruhan, dan beberapa teknik lain untuk menentukan pemeringkatan pada faktor-faktor yang dipertimbangkan.

5. Mengembangkan Pemeringkatan Risiko Negara Pendekatan checklist memerlukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Memberikan nilai dan bobot pada faktor risiko politik.
b. Mengalikan nilai faktor dengan bobotnya, dan menjumlahkannya untuk mendapatkan memeringkatan risiko politik. 
c. Tentukan pemeringkatan risiko keuangan dengan cara yang sama. 
d. Memasukkan bobot pada pemeringkatan politik dan keuangan berdasarkan tingkat kepentingan yang dipersepsikan. 
e. Mengalikan pemeringkatan dengan bobotnya, dan menjumlahkannya pada seluruh pemeringkatan risiko negara. 

Penilai risiko negara yang berbeda memiliki prosedur sendiri dalam menghitung risiko negara. Walaupun sebagian besar prosedur melibatkan pemeringkatan dan pembobotan faktor risiko individual, jumlah, tipe, pemeringkatan, dan pembobotan faktor akan bervariasi pada negara yang sedang dinilai, seperti tipe operasi perusahaan yang sedang direncanakan. Perusahaan dapat menggunakan pemeringkatan saat menyeleksi proyek potensial, atau saat memonitor proyek yang ada. 

Contohnya, keputusan terkait ekspansi anak usaha, transfer dana ke induk perusahaan, dan sumber pendanaan, seluruhnya dapat terpengaruh dengan adanya perubahan pada pemeringkatan risiko negara. Mempertimbangkan risiko negara dalam penganggaran modal. Jika pemeringkatan risiko negara berada pada zona yang dapat diterima, proyek terkait negara memerlukan pertimbangan lebih lanjut. 

Risiko negara dapat dipertimbangkan dalam analisis penganggaran modal proyek: 
1. Dengan menyesuaikan tingkat diskon. Persepsi risiko lebih tinggi, tingkat diskon lebih tinggi seharusnya diaplikasikan pada arus kas proyek. 
2. Dengan menyesuaikan estimated cash flows. Dengan mengestimasi bagaimana aliran kas dapat dipengaruhi oleh setiap bentuk risiko, MNC dapat menentukan distribusi kemungkinan NPV proyek.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel