Pengertian, Tujuan dan Tahapan Analisis Kinerja Keuangan

Analisis Kinerja Keuangan merupakan kegiatan menyeluruh terhadap keuangan sebuah organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta atau juga perusahaan. Sebelum menjabarkan lebih jauh tentang Analisis Kinerja Keuangan, makalahmanajemen.com akan menjelaskan sedikit tentang pengertian, tujuan dan tahapan dalam melakukan analisis kinerja keuangan.
Pengertian, Tujuan dan Tahapan Analisis Kinerja Keuangan



A. Pengertian Kinerja Keuangan


Kinerja keuangan yakni suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan memakai hukum aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu lapaoran keuangan yang telah memenuhi setandar dan ketentuan dalam SAK (Setandar Akutansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accouting Principle). 

Kinerja keuangan merupakan proses dari sebuah acara yang dihasilkan dari keputusan dibentuk bersama yang terkait dengan indikator keuangan yang secara terus menerus dilaksanakan oleh organisasi. Menurut Halim (2001) analisis kinerja keuangan yakni perjuangan mengidentifikasi ciri-ciri keuangan menurut laporan keuangan yang tersedia. Sedangkan Batafor (2011), melihat kinerja keuangan sebagai suatu ukuran kinerja yang memakai indikator keuangan. Analisis kinerja keuangan intinya dilakuan untuk menilai kinerja di masa kemudian dengan melaksanakan aneka macam analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut.

Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan secara luas telah diterapkan pada forum perusahaan yang bersifat komersial, sedangkan pada forum publik khususnya pemerintah kawasan masih sangat terbatas sehingga secara teoretis belum ada komitmen yang bundar mengenai nama dan kaidah pengukurannya. Dalam rangka pengelolaan keuangan kawasan harus menganut prinsip-prinsip yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, sehingga analisis rasio keuangan terhadap pendapatan belanja kawasan perlu dilaksanakan meskipun terdapat perbedaan kaidah pengakuntansiannya dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan swasta (Mardiasmo, 2002).

Beberapa rasio keuangan yang sanggup dipakai untuk mengukur akuntabilitas pemerintah daerah, yaitu: rasio kemandirian keuangan (otonomi fiskal), rasio efektivitas terhadap pendapatan orisinil daerah, rasio efisiensi keuangan daerah, dan rasio keserasian.

Pemantauan dan penilaian kinerja keuangan suatu hal penting yang perlu diperhatikan sebab adanya jaminan bahwa planning yang sedang diimplementasikan itu bisa mengantisipasi permasalahan yang timbul pada tahap awal sebelum permasalahan menjadi besar. Oleh sebab itu menejer keuangan harus mementukan sarana untuk memantau dan mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan . 

Kinerja secara keseluruhan merupakan citra prestasi yang dicapai perusahaan dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. 

Berdasarkan apa yang dinyatakan diatas, kinerja keuangan merupakan citra kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan.

Penilaian aspek penghimpunan dana danpenyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan tugas perusahaan sebagai forum intermediasi. Adapun penilaian kondisi likuiditas perusahaan guna mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan.

Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan membuat profit, yang sudah barang tentu penting bagi parapemilik. Dengan kinerja perusahaan yang baik pada kesannya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak ekstern perusahaan.

Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan mengandung beberapa tujuan:
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

Kemudian Munawir (2002) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan yakni :

1. Mengetahui tingkat likuiditas
Likuiditas menawarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada ketika ditagih.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabia perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangna jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menawarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya sempurna pada waktunya.

B. Tahapan-tahapan Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan


Penilaian kinerja setiap perusahaan yakni berbeda-beda alasannya yakni itu tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian serta perikanan. Maka begitu juga pada perusahaan dengan sektor keuangan.

Maka disini ada 5 (lima) tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum yaitu :

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan 

Review di sini dilakukan dengan tujuan semoga laporan keuangan yangsudah di buat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akutansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut mampu dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan perhitungan

Penerapan metode perhitungan di sini yakni diubahsuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memperlihatkan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

Dari hasil hitungan yang sesuai diperoleh tersebut lalu dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari banyak sekali perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk perbandingan ini ada dua yaitu :

1. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antara periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
2. Cross sectional approach, yaitu melaksanakan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang homogen yang dilakukan secara bersamaan.

Dari hasil penggunaan metode ini diperlukan nantinya akan mampu dibentuk suatu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik ,sedang/normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap banyak sekali permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan yakni sehabis dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang di alami perusahaan tersebut.

e. Mencari dan memperlihatkan pemecahan problem (solustion) terhadap permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini sehabis ditemukan banyak sekali permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memperlihatkan suatu input atau masukan semoga apa yang menjadi hambatan dan hambatan selama ini mampu terselesaikan. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel